Mendengar usul Pak SekDes membuat kami berfikir "bener juga,mumpung sekalian disini tanya aja sekalian biar lebih gampang dan cepat dapat kontaknya." Ujarku dalam hati.
"Kira-kira Bapak bisa bantu kami buat dapat rumah kontrakan Pak? Yang bisa kami sewan untuk 2 bulan? Yang dekat dengan balai desa kalau bisa?" berharap Pak SekDes mau membantu kami. "Rumah Haji Iyan kosong ya Ji?", "Iya Kang,kosong itu pas lagi didepan balai desa." percakapan mereka yang aku yakin akan memudahkan kami selanjutnya.
Dan benar saja, semua urusan kami hari selesai dan lancar sampai akhirnya kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.
Hari yang ditunggu pun tiba. Aku beserta rombongan sudah sampai dibalai desa Sukamulya untuk melakukan pemaparan agenda acara yang telah kami susun.
"Ganteng Di, anak Pak Sekdes itu!" Bisik Sri, mataku refleks menoleh pada sarah yang diliirk Sri juga dan "hmmm." Jawabku
"Cowok yang kemaren". ucap ku dalam hati dan entah mengapa tatapan kami pun bertemu. Tak ada senyum manis yang tercetak disudut bibir ku maupun dia.
Tapi entah bagaimana "Hai,Diandra... Ganggu gak?" Bunyi SMS yang aku dapat dari nomor asing. "Siapa sih?" ucapku lirih hampir tak terdengar sambil mendengarkan arahan ketua kelompok kami saat sedang istirahat dan makan malam dirumah kontrakan kami.
Pesan itupun terabaikan, karena memang bukan kebiasaan ku membalas dan menerima telpon maupun SMS dari nomor asing yang tak ku kenal. Apalagi SMS macam begini pasti dari orang iseng menurutku.
"Banguuuuuunnnn wwwwwoooooiiiii Sholat-sholat. Habis itu kita siapkan agenda senam pagi kita. Ayoooo bangun-bangun". Alarm alami dari teriakan ketua kelompok kami membuyarkan mimpi indah kami dan, "siapa sih tuh orang? dari fakultas apa coba? brisik banget sumpah!" maki Zia salah satu teman satu fakultas ku dan kuta satu kelompok untuk KKN ini. "itu Bang Fian. Anak hukum dia, lo gak dateng waktu pemilihan struktur anggota KKN dikampus sih." jawab Sri memberi penjelasan.
"Udah keluar semua nih? gak ada yang masih tidur kan?" teriak sang ketua. "ada" jawabku. cepet bangunin, gak denger apa tadi g bilang bangun kita senam pagi." omelnya dan aku hanya bisa tertawa karena aku memang sengaja membohongi karena kenyataannya semua anggota kelompok sudah berkumpul dan berbaris rapi di lapangan bergabung dengan para Ibu PKK dan beberapa tetangga kami yang antusias dengan agenda senam pagi ini. "jangan bercanda mulu Di, disuruh ngumpulin sampah baru rasa lo!" ucap Kak Oci teman saku fakultasku juga memberi nasehat yang hanya aku jawab dengan cekikikan kecil.
"ganteng banget sih" ucapku dalam hati untuk laki-laki yang sama yang aku pun tak tau siapa namanya. Kulirik dia yang tanpa sengaja diapun tampak sedang melihat kearahku. Seperti biasa, tak ada senyum dari bibirku dan cepat kupalingkan wajahku karena malu tertangkap aku sedang melirik dia. Entah apa yang terjadi dengan wajahnya selanjutnya mengetahui ada seseorang yang sedang mencuri pandang padanya.
"capee aahhh... Minum yuk aus ini" ajak Putri pada kami. Ya, dalam kelompok KKN ini kami berlima adalah teman 1 fakultas serta kami pun satu kelas. "tuh ada warung, ayo" ajakku pada Putri.
"beuh Di, ganteng banget tuh cowok. Dari kemaren gw liatin dia ngeliatin ke lo terus loh." ucap Putri pada ku, dan reflek aku pun melihat kearah yang Putri lihat, "Eemm" endusku menjawab menanggapi Putri. "Eemmm doang, ganteng itu pepet." petuah konyol Putri. "apa sih" kataku sambil berlalu meninggalkan Putri diwarung.
Yah, dia memang tampan dan akupun mengagumi ketampanannya. Tapi mau apa? masa mau nyamperin dia terus ngajak kenalan? hah? situ waras? pikirku dalam hati.
"Hai Di, udah makan belum? mau makan apa? nanti dibeliin deh?!" SMS iseng lagi ucapku. "SMS apa Di?" tanya Bayu salah satu teman kelompok dari fakultas tehnik. "gak tau, gak kenal gw nomornya. Iseng gw rasa" jawabku acuh. "sini-sini gw liat, soalnya karen anak Pak Sekdes minta nomor HP lo. Dia kali yang SMS.!" ucap Bayu sambil merebut HP ku dan mengecek nomor asing itu. "widiiihhh baru 2 malam Diandra udah dapet pengagum rahasia." kelakar Bang Yusuf dari fakultas Ekonomi dan disambut siulan dan ledekan lain dari teman-teman kelompok yang ada.
"Hai, ini siapa? tau nomor HP gw darimana? gak sopan ya minta-minta nomor HP orang tanpa izin ke orangnya langsung!" akhir nya aku balas SMS asing itu. Dan, "keluar makan, ajak temen kamu biar aku nanti izin sekalian ke kamu?" apa-apaan? kenapa jawabnya kaya gini? tak habis pikir.
"yakin mau traktir kita? kita nih berdua puluh lima loh? bisa bangkrut nanti anda!" aku pun mengirimi balasan pada nya.
"baru berdua puluh lima.... Eh, banyak juga ya? :P " Jawabnya
"masih mau traktir?" jawabku sambil menahan senyum.
"jadi dong, aku udah ditempat nih. Kamu ajak teman-teman kamu ke Tenda Biru rumah makan seafood di Kali Anom." SMS masuk pada ku.
"oke" sambil kuteriaki teman-temanku untuk bersiap makan besar walau kami telah makan malam tadi tapi mendengar kata traktiran makan tak membuat mereka menolak.
"gw pikir cuma seafood-seafoodan pinggir jalan. Ini mah oke sih." Ucap Ardi memberi komentar setelah sampai ditempat yang diarahkan oleh orang asing yang mengajak kami makan lewat SMS. "Gila, banyak duitnya itu anak Sekdes, kerja apa ya dia?" Bayu ikut menimpali.
"udah dateng, ayo duduk" sapa nya menpersilahkan kami menempati tempat yang telah dia pesan sebelumnya. "makasih bang, mau traktir kami. Gak enak ngerepotin." Ucap ketua kelompok ku sungkan. "sebenernya mau traktir Diandra aja, tapi g enak takut jadi fitnah." jawabnya bercanda yang berhasil mendapat balasan "yaahh ganggu PDKT nya abang dong kita?" jawab Annisa dari fakultas Fisip dan berhasil membuat kami semua tertawa.