Dengan didampingi empat orang Hunter Gagak Hitam di belakangnya, Scarra dengan gagahnya berjalan di tengah-tengah keramaian kota. Kehadirannya saat itu sungguh menarik perhatian semua orang yang melihatnya.
Setibanya Scarra di Guild Hall, dia melihat Maggie, Rigen, dan Tsuhira sedang berkumpul di Lobby Guild, dengan didampingi empat Hunter Gagak Hitam juga di belakangnya.
Scarra pun menghampiri mereka. "Hai, apa yang kalian lakukan disini?" Sapa Scarra.
"Scarr, apa jangan-jangan kamu juga dapat panggilan dari Master Kousei?" Tanya Tsuhira.
"Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa kita di kumpulkan secepat ini?" Sahut Rigen.
Mereka semua kebingungan, pasalnya biasanya anggota baru akan di lepas tugaskan selama tiga hari, hingga mereka telah benar-benar mempersiapkan diri mereka serta perlengkapannya untuk menjalankan tugas yang nantinya akan di embankan.
Hingga kemudian Nero menghampiri mereka. "Teman-teman ayo ikut aku! Master Kousei sudah menunggu kalian." Dan merekapun bersama-sama pergi menghadap Master Kousei.
Kemudian tibalah mereka di sebuah ruangan, yang sebenarnya ruangan tersebut adalah tempat untuk para petinggi Guild Gagak Hitam berkumpul, membahas permasalahan, dan meracik strategi mereka.
"Silahkan masuk!" Ucap Kousei dari dalam ruangan.
Kousei duduk di sebuah kursi dengan di dampingi Ken dan Kai di sebelah kanan dan kirinya, terlihat juga Tao, Kyo Ren, Shiro, Nobu, Lion, Hanami, Kazu, dan Mika di ruangan tersebut, sebagian dari mereka ada yang duduk di sebuah sofa, dan ada juga yang berdiri serta melihat ke arah jendela.
Akhirnya Scarra dan yang lainya masuk keruangan tersebut, mereka berdiri menghadap Master Kousei dan melakukan penghormatan.
"Master."
"Ada apa ini? kenapa semua para petinggi berkumpul di sini? apa kita melakukan kesalahan?" Terlihat kekhawatiran dalam raut wajah Rigen.
"Tenanglah, tidak usah merasa tegang seperti itu, tidak ada yang salah dengan kalian." Ucap Kousei mencarikan suasana.
"Maaf Master, sebenarnya ada apa ya? kenapa anda mengumpulkan kami secepat ini?" Tsuhira memberanikan diri untuk bertanya.
"Baiklah, langsung saja." Kousei beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah jendela.
Sambil melihat seluruh hamparan wilayah Kota Acela, Kousei berkata. "Di sana, di wilayah terluar benteng Acela, terdapat dua desa kecil yang berbatasan langsung dengan Hutan Terlarang, Black Hunter Gagak Hitam telah mendapatkan sebuah informasi rahasia, bahwa ada sekelompok orang misterius yang sedang bereksperimen melakukan Sihir Terlarang di hutan tersebut, jika sihir mereka cukup kuat, besar kemungkinan Monster Ras Iblis akan muncul, dan jika itu terjadi maka akan sulit untuk kita menghentikannya, besarnya kekuatan monster tersebut mampu menghancurkan satu kota besar dalam sekejap."
"Jadi apa yang harus kita...." Saat Tsuhira hendak bertanya, Kousei memotongnya dan melanjutkan ucapannya.
"Untuk membangkitkan Moster Iblis tersebut, ratusan perempuan yang masih suci harus di tumbal kan, dan dua desa terdekat itu tentu akan menjadi target mereka dalam mencari tumbal tersebut."
Saat itu ruangan sangat hening dan tidak ada satupun yang berbicara, mereka dengan serius mendengarkan dan menyimak apa yang Kousei sampaikan.
"Maka dari itu," Kousei berbalik dan kembali duduk di kursinya. "Saya ingin kalian melindungi kedua desa tersebut, dan membuktikan informasi rahasia yang ku dapatkan dengan menyelidiki Hutan Terlarang tersebut, apa kalian mengerti!" Tegas Kousei.
"Yes Master!" Ucap Rigen, Maggie, dan Tsuhira.
Saat itu Scarra hanya terdiam dengan tatapan tajamnya kepada Kousei, namun orang-orang di ruangan tersebut tidak menyadarinya.
"Saya akan membagi sebuah kelompok, Rigen dengan Tsuhira kalian pergilah ke Desa Sehan dan selidiki Hutan Terlarang di perbatasan desa tersebut, Scarra dan Maggie kalian pergi ke Desa Ashura dan selidiki juga Hutan Terlarang tersebut, berbagi tugas lah kalian di sana!" Ucap Kousei meneruskan pembicaraannya.
"Dan satu hal lagi, keempat Hunter yang telah menjemput kalian tadi pagi, mereka akan menjadi bawahan kalian selama misi ini, jika kalian menemukan sekelompok orang misterius tersebut, cepatlah tugaskan salah satu bawahan kalian untuk menginformasikannya kepada kami, dan kami akan datang dengan kekuatan penuh, apa kalian mengerti?!" Tanya Kousei.
"Yes, Master!"
"Kalau begitu kalian pergilah sekarang juga!" Tegas Kousei.
Merekapun melangkah keluar dari ruangan tersebut, namun tidak dengan Scarra, dia masih berdiri di hadapan Kousei dan menatapnya.
"Apa yang kau tunggu?!" Tanya Ken.
"Apa kau merasa keberatan?!" Kai menyambung pertanyaan dari Ken, dengan tatapan yang tajam ke arah Scarra, dirinya perlahan menggerakkan tangannya dan mulai menggenggam senjatanya.
Namun tidak hanya Kai yang melakukan hal itu, semua Hunter yang ada di ruangan tersebut melakukan hal yang sama, mereka bersiap dengan menggenggam senjatanya masing-masing dan mewaspadai pergerakan Scarra.
Tanpa basa-basi Scarra bertanya pada semua orang di ruangan tersebut. "Apa kalian juga seorang player yang masuk ke dunia ini?" Tanya Scarra.
Semua orang di ruangan tersebut terdiam dan tidak memahami maksud dari pertanyaan Scarra.
"P-Player? apa itu? apa itu sebuah julukan?" Tanya Kousei.
"Eh, ternyata bukan ya."
Dengan sedikit rasa kecewa, Scarra pun pergi.
"Ah tidak... Lupakan saja, baiklah aku akan pergi."
"Nero, kau juga pergilah! tunggu aku di luar." Ucap Tao kepada Nero, dan Nero pun bergegas pergi.
Setelah para anggota baru tersebut keluar, Shiro dan beberapa Hunter yang lain mendekati Kousei dan langsung bertanya. "Master, apa kita tidak keterlaluan membohongi mereka seperti itu?"
"Benar Master, Hutan Terlarang itu sangat berbahaya, kita belum tau sejauh mana kemampuan mereka, bagaimana jika mereka tewas saat memasuki hutan tersebut?" Tanya Maki menghawatirkan keselamatan para anggota baru tersebut.
"Apa?! kenapa?! bukankan kalian bilang dia itu ancaman?" Kousei balik bertanya.
"Ta-Tapi...."
"Sudahlah, kenapa kalian menjadi mengkhawatirkannya? bukankah kalian telah melihatnya dengan mata kepala kalian sendiri, apa yang dilakukan si Scarra itu barusan?! lagian kita kan telah mengirim beberapa Hunter untuk membantu mereka!" Ucap Kyo Ren mengingatkan para anggotanya.
"Aku mengerti maksudmu Maki, tapi aku terpaksa harus memerintahkan yang lainnya juga, karena jika tidak pasti akan ada kecemburuan sosial." Ucap Kousei.
"Kalian tidak usah khawatir, keputusan Master sangat tepat, dengan menjauhkannya dari kota ini, kita telah terhindar dari ancaman untuk sementara ini, dia akan tetap berada di sana sampai kita benar-benar tau apakah dia berada di pihak kita atau bukan, lagian Ken juga kan telah memerintahkan beberapa Black Hunter untuk mengawasi mereka." Ucap Tao meyakinkan yang lain.
Ken dan Kai, selain mereka seorang Hunter yang Kuat, mereka juga merupakan Kepala Divisi Black Hunter (Hunter Pencari Informasi).
"Master, sepenting itukah orang itu? hingga kau mengambil keputusan serumit ini, jika dia memang ancaman, kenapa kita tidak melenyapkannya saja." Ken sedikit kecewa dengan sikap Kousei.
**
[Di Lobby Guild Hall]
"Teman-teman! Ucap Nero memanggil. "Jaga diri kalian!"
"Eh, kenapa? apa kau tidak ikut bersama kami?" Tanya Tsuhira.
"Ma-Maaf, aku tidak bisa ikut, aku punya tugas yang lain." Ucap Nero.
"Oh ya, kau kan Rank S, tugasnya tentu pasti berbeda dengan kita." Ucap Rigen menyindir.
Maggie menghampiri Nero lalu meletakan tangannya di bahunya dan berkata. "Sudah tidak apa-apa, jangan dipikirkan, kami semua pasti akan kembali, kami kan kuat!" Ucap Maggie meyakinkan Nero sambil tersenyum.
"Kami berangkat, Nero!" Sahut Scarra, dan merekapun akhirnya berpisah dan pergi dengan kelompoknya masing-masing.
Ketika Scarra melangkah pergi bersama Maggie, salah seorang Hunter penjaga berteriak memanggilnya. "Senior! kalian tidak perlu berjalan kaki, Master Kousei telah menyiapkan kereta kuda untuk perjalanan kalian!"
Merekapun akhirnya kembali dengan wajah tersenyum. Maggie tidak menyangka Master Kousei yang kuat dan tampan itu ternyata memiliki hati yang baik juga.
Mereka bedua akhirnya menaiki kereta kuda yang cukup besar tersebut. Dengan Lambang Guild Gagak Hitam di pintu kereta, serta warna kereta yang di cat dengan warna hitam yang di padukan dengan warna keemasan, membuat kereta tersebut terlihat elegan dan mewah namun tetap menyeramkan.
Delapan orang Hunter yang ikut serta dalam misi tersebut, dengan cepat langsung menaiki kereta, mengendalikan kereta tersebut dan sebagian berdiri di sisi-sisi luar kereta tersebut, dan kemudian kereta itu pun berangkat pergi.
Di dalam perjalanan, Scarra sempat meminta berhenti di sebuah Storage Hall Service untuk mengambil pedangnya yang lain. Dan setelah itu, mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju penginapan Scarra.
"Kita kemana lagi sih? kok ga berangkat-berangkat?" Tanya Maggie.
"Ahaha... Maaf Maggie, kita ke tempat ku dulu ya, aku akan membawa adikku, soalnya tidak mungkin kalau aku meninggalkannya sendirian di kota ini, kau tidak keberatan kan?" Ucap Scarra sambil tersenyum manis.
Wajah Maggie terlihat memerah. "Iya deh, terserah saja." Ucap Maggie singkat.
Dengan kereta kuda tersebut perjalanan mereka terasa cepat, dan tanpa terasa akhirnya mereka telah sampai di penginapannya Scarra.
Begitu mereka sampai, terlihat Tetsu dan Hama sedang menenangkan Yuki yang saat itu sedang menangis dan terduduk di lantai di depan penginapan.
Scarra menghampiri mereka, dan kemudian saat Yuki melihatnya dirinya langsung berlari dan memeluknya.
"Wah Scarr, kamu darimana saja? dari tadi dia menangis mencarimu tau!" Tanya Hama
"Parah lu Scar, abis enak-enak di tinggalin begitu saja! lu belum bayar ya?" Ucap Tetsu menyambung pertanyaan.
"E-Enak-enak...? bukan kah dia itu adiknya? eh, ternyata dia cowok mesum." Maggie terkejut saat mendengar hal itu, dan dirinya menjadi merasa khawatir.
"Bu-bukan seperti itu, aku ada urusan mendesak tadi pagi, dan harus segera berangkat." Ucap Scarra sambil menenangkan Yuki yang sedang menangis. "Kamu memang tidak bisa jauh dari aku ya." Scarra tersenyum.
Scarra bergegas mempersiapkan barang-barangnya bersama Yuki. Setelah semua selesai merekapun bergegas menaiki kereta kuda tersebut dan berpisah dari Tetsu dan Hama.
"Jaga dirimu Scarr! kau harus kembali! Teriak Tetsu sambil melambaikan tangannya.
**
Bersambung.
Terimakasih untuk yang masih setia membaca novel ini.
Dan terimakasih juga untuk dukungannya yang telah memberikan saran, like, coment dan vote untuk saya. 🙏🏻.