[Di Dalam Perjalanan Menuju Desa Ashura]
Saat itu Scarra dan Maggie duduk berhadapan di dalam sebuah kereta kuda, dan sepanjang perjalanan tersebut mereka tidak berbicara sama sekali.
"Tuan, kita mau kemana sih?" Tanya Yuki.
"Kita akan pergi ke Desa Ashura." Jawab Scarra.
"Apa di sana banyak makanan?" Tanya Yuki, sambil terus memeluk Scarra di sepanjang perjalanannya.
Menjawab hal itu Scarra hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Idih, manja banget tuh cewe." Maggie memalingkan pandanganya.
Dalam perjalanan tersebut terlihat kebahagiaan terpancar di wajah Yuki. Sambil tersenyum serta tertawa, dirinya melihat keindahan alam yang sangat mengagumkan di balik jendela kereta tersebut. Dan ini merupakan pertama kali baginya bisa melihat keindahan alam secara langsung.
Hamparan rumput ilalang, bukit-bukit yang hijau, serta wangi harum dari bunga yang bermekaran, semua itu telah menghiasi perjalanan mereka.
"Tuan, lihat!" Terlihat seorang gembala sedang memberi makan kambing-kambingnya yang gemuk di suatu padang rumput yang hijau.
"Maggie!" Tanya Scarra.
"Mmm...." Jawab Maggie dengan wajah juteknya.
"Apa kamu pernah ke Hutan Terlarang sebelumnya?" Scarra mencoba menggali sedikit informasi tentang Hutan Terlarang tersebut.
"Tidak!" Jawab Maggie singkat.
"Judes banget."
Sebenarnya Scarra sering sekali mengunjugi Hutan Terlarang di saat dahulu dirinya masih aktif memainkan Game nya tersebut. Hanya saja dirinya belum mengetahui informasi yang jelas tentang dunia barunya tersebut. Sehingga dirinya mencoba berhati-hati dan tidak bertindak gegabah.
Hutan Terlarang merupakan Wilayah Netral dan tidak termasuk dalam Wilayah Guild manapun. Dengan banyaknya monster berlevel tinggi di hutan tersebut, membuat tempat itu menjadi tempat yang sempurna bagi para Hunter berlevel tinggi untuk menaikan levelnya dengan cepat.
Karena hutan tersebut berbatasan langsung dengan 3 wilayah lain, maka tidak aneh jika di dalam hutan tersebut para Hunter sering berpapasan dengan Hunter dari Asosiasi lain. Maka dari itu sebuah pertarungan sering sekali terjadi di dalam hutan tersebut, sehingga hutan tersebut sering di katakan sebagai Hutan Berdarah.
Di dalam perjalanan tiba-tiba saja kereta kuda yang mereka tumpangi terhenti.
"Ada apa?!" Tanya Maggie kepada para Hunter yang berjaga diluar.
"Hanya masalah teknis, Senior tidak usah khawatir kami akan membereskannya dengan cepat."
Ternyata ada sekelompok bandit yang mencoba menghadang dan merampok kereta yang mereka tumpangi.
Kedelapan Hunter dengan cepat turun dan meladeni para bandit yang menyebalkan tersebut. Suara ledakan serta suara teriakan terdengar berkali-kali dari arah luar kereta, dan terkadang sebuah getaran dari efek hantaman yang keras membuat kereta tersebut sedikit bergoyang.
Saat itu Yuki merasa penasaran, dan lalu dirinya mencoba melihat apa yang terjadi melalui jendela yang terdapat di kereta tersebut. Namun dengan cepat Scarra menutup jendela tersebut dan menguncinya.
"Anginnya terlalu kencang, aku tutup yah." Ucap Scarra sambil tersenyum manis.
Yuki tidak bisa berkata apa-apa, dirinya hanya menganggukkan kepalanya sambil kemudian memeluk Scarra kembali.
Tidak perlu waktu lama, hanya dengan waktu 5 menit saja, kedelapan Hunter tersebut telah berhasil membunuh semua para bandit dengan sangat keji dan sadis.
"Senior, maaf telah membuat anda menunggu." Ucap salah satu Hunter penjaga tersebut.
Kemudian kereta pun melaju kembali dan melanjutkan perjalanannya.
Hingga tibalah mereka disebuah desa kecil yang bernama Desa Ashura, desa yang menjadi tempat tujuan mereka untuk melakukan misinya.
Begitu mereka memasuki desa tersebut, terlihat para penduduk berbondong-bondong berlarian menghampiri dan menyambut kedatangan mereka. Tidak lepas juga para bocah nakal yang berlarian kegirangan dan terus mengikuti kereta tersebut dari arah belakang.
Sosok Hunter memiliki reputasi yang cukup tinggi di mata penduduk biasa. Sosoknya sangat dikagumi dan selalu di elu-elu kan oleh para penduduk di dunia tersebut.
Bahkan tidak sedikit orang yang menjadikan Hunter sebagai suatu impian dan cita-citanya.
Saat kereta kuda tersebut melaju dan melewati sebuah toko pandai besi, terlihat seorang bocah laki-laki keluar dari toko tersebut dan langsung berlari mengikutinya
"Gon! kau mau pergi kemana?! pekerjaanmu belum selesai!" Teriak seorang pria paruh baya dari dalam toko yang merupakan ayah dari anak tersebut.
"Dasar anak nakal." Pria paruh baya tersebut menggerutu kesal, dirinya mengambil pedang yang di tinggalkannya dan lalu melanjutkan menempanya.
Dan kemudian kereta itu pun berhenti di sebuah lapangan yang terletak di tengah-tengah desa tersebut. Kedelapan Hunter penjaga itu pun kemudian turun dan langsung membuat sebuah formasi penjagaan.
Saat itu antusias dari para penduduk desa sangatlah luar biasa, mereka berbondong-bondong menghampiri dan berkerumun mengelilingi kereta tersebut hanya untuk melihat sosok seorang Hunter.
"Senior, kita telah sampai." Ucap salah satu Hunter penjaga tersebut sambil membukakan pintu keretanya.
Dan kemudian Scarra, Yuki, dan Maggie pun turun dari kereta tersebut, bersama-sama mereka berjalan menghampiri kepala desa yang datang menyambutnya. Namun tiba-tiba saja seorang anak laki-laki berlari dan menerobos penjagaan dari arah kerumunan warga.
"Hei, paman!" Teriak anak tersebut kepada Scarra. Dan Scarra pun menoleh kearahnya.
"Paman seorang Hunter, kan?! namaku Gon! ingatlah namaku baik-baik, paman! karena suatu saat nanti aku akan menjadi seorang Hunter yang hebat, dan akan melampaui mu!" Teriak bocah tengil tersebut menggebu-gebu dengan tatapan penuh ambisi di matanya.
Para warga yang melihat hal itu pun terkejut. Mereka khawatir perkataan bocah tersebut menyinggung sang Hunter dan membuatnya marah.
Salah seorang Hunter penjaga memangku nya dan mencoba mengamankan anak tersebut.
"Tunggu! biarkan anak itu, lepaskan saja." Ucap Scarra sambil menghampiri anak tersebut.
Kemudian anak itu pun di lepaskan. Sambil berdiri tegap dan meletakan kedua tangannya di pinggangnya, anak itu menatap Scarra dengan dagunya yang sedikit diangkat.
Anak itu memberanikan dirinya untuk tetap tidak beranjak di tempatnya, meski sebenarnya hatinya ketakutan saat Scarra menghampirinya.
Kemudian Scarra jongkok tepat di hadapan anak tersebut dan berkata. "Kau memiliki keberanian seorang Hunter, cepatlah menjadi besar dan kuat! aku akan menunggumu di puncak tertinggi!" Ucap Scarra pada anak tersebut sambil mengelus kepalanya.
Semua penduduk yang melihat hal tersebut sangat terharu, dan mereka tidak mampu menahan tetesan air matanya yang turun deras di pipinya.
Saat mendengar ucapan tersebut anak itu pun seketika berlari pergi, lalu dia bersembunyi dan menangis.
"Seorang Hunter tidak boleh menangis!" Ucap bocah tersebut sambil berjongkok dan menghapus air matanya.
Anak tersebut merasa sangat bahagia saat seorang Hunter yang selalu dirinya kagumi secara langsung menyemangatinya.
Kemudian Scarra berjalan dan menghampiri kepala desa Ashura. Di depan para warganya, Scarra mencoba menceritakan dan memberikan penjelasan mengenai tujuannya datang ke desa tersebut.
Dan para warga yang mendengarkan penjelasan itu pun seketika terkejut. Terutama bagi para warga yang memiliki anak perempuan, mereka sangat cemas dan takut apabila putrinya diculik dan mati dijadikan tumbal.
Namun Scarra mencoba menenangkan para warga tersebut, dan menyuruhnya untuk tidak membiarkan anak perempuannya keluar rumah hingga sampai para Hunter membereskan masalah tersebut.
Dan kemudian kecemasan dari para penduduk desa itu pun sedikit mereda. Sebagai tanda terimakasih karena telah memperdulikan desanya, Kepala Desa tersebut menyiapkan satu rumah yang cukup besar untuk di tinggali oleh para Hunter selama misi tersebut berlangsung.
Seluruh penduduk desa dengan semangat bergotong royong membersihkan rumah tersebut, serta menyiapkan beberapa keperluan seperti perlengkapan dan makanan untuk para Hunter selama mereka tinggal di desa tersebut.
Maggie sangat terharu melihat semangat dan kebaikan penduduk desa tersebut, dia pun mencoba untuk ikut membantu membersihkan dan menyiapkan semuanya.
Maggie mulai berbaur dengan penduduk desa tersebut, dirinya tanpa lelah terus membantu sambil bercanda dan tertawa dengan para penduduk desa tersebut.
Scarra pun diam-diam curi-curi pandang terhadapnya, dengan wajah kemerahan dia pun terus memandanginya. Kesan Maggie sebagai wanita tomboi seketika sirna dan berubah menjadi sosok wanita yang sangat cantik dan manis.
Yuki yang cemburu melihat hal itu, mencoba menganggu dan menghalangi pandangan Scarra. Namun Scarra yang saat itu sedang fokus memandangi Maggie, dirinya tidak menyadari bahwa Yuki mencoba menghalangi dan mengganggu pandangannya.
Scarra berkali-kali mencoba berpaling dan terus menggerakkan kepalanya agar tetap bisa melihat Maggie. Kemudian Yuki pun mencubit pipinya dengan ekspresinya yang terlihat sangat kesal.
"Ahaha... Maaf Yuki." Scarra membalas cubitan tersebut dan kemudian berlari, dan Yuki pun langsung mengejarnya.
"Menyebalkan...!" Teriak Yuki.
Hingga kemudian tanpa terasa matahari mulai terbenam dan hari mulai gelap. Para penduduk desa berangsur-angsur mulai kembali ke rumahnya masing-masing.
Kemudian Scarra memanggil kedelapan Hunter Penjaga untuk berkumpul. Dirinya membagi para Hunter tersebut menjadi dua kelompok, satu kelompok akan berjaga dan satunya lagi akan beristirahat. Dan seper tengah malam mereka harus bergantian beristirahat dan berjaga.
Kemudian dalam kelompok yang berjaga tersebut, Scarra memerintahkan tiga orang untuk berpatroli mengelilingi desa, dan satu orang lagi berjaga di satu tempat, guna memberikan sinyal kepada Hunter yang lain apabila ada serangan berskala besar datang.
Saat Scarra sedang mengumpulkan para Hunter dan memberikan tugas kepada mereka. Seorang penduduk desa yang tidak di kenal berlari ke arah Hutan Terlarang tanpa Scarra dan yang lainya sadari.
Orang tersebut berlari dengan sangat cepat dan menghindari seluruh monster yang mengejarnya.
Hingga kemudian sampailah dia di sebuah pohon yang sangat besar. Dan dengan menggunakan sihir dan mantra tertentu, dirinya membuka sebuah portal dan kemudian masuk menembus pohon tersebut.
Dan ternyata ada sebuah ruangan rahasia di dalam pohon tersebut yang hanya bisa diakses oleh mantra tertentu.
"Berita buruk Master!" Ucap orang tersebut sambil tersujud.
Terlihat empat orang yang tidak dikenal sedang melakukan pertemuan di ruangan tersebut.
"Ada apa?!" Ucap salah seorang di ruangan tersebut.
"Hu-Hunter Gagak Hitam telah datang ke Desa Ashura." Ucap pria tersebut.
"Apa! bagaimana mungkin rencana kita bisa bocor?! ini pasti ulah mu ya?!" Tanya salah satu orang misterius di ruangan tersebut.
"Ti-Tidak Master, me-mereka datang tanpa di undang." Dengan terbata-bata dan raut wajah yang sangat ketakutan, pria tersebut mencoba menjelaskan.
"Bagaimana mungkin Hunter dari Aliansi Gagak Hitam datang sejauh itu ke desa Ashura kalau tidak ada kepentingan!" Teriak salah satu pria misterius tersebut. Dan lalu dirinya menebas kepala pria penduduk Ashura tersebut hingga terlepas dari lehernya.
"Dasar tidak berguna!" Sahutnya setelah menebas pria rersebut.
"Hm, Hunter Gagak Hitam ya, menarik sekali." Ucap salah satu pria yang merupakan orang terkuat dari kelompok rahasia tersebut.
**
Bersambung.
Semoga ceritanya menarik dan dapat menghibur para reader sekalian.
Oia dan jangan lupa juga untuk dukung terus saya dengan cara Like, coment, add to be favorit and vote klu bisa hee.. thanks see you in next Ch.
IG : xtsreet.art