"Yosh, ayo kita berangkat!" Seru Scarra kepada anak buahnya.
Setelah Scarra mendengar informasi bahwa Maggie memasuki Hutan Terlarang, dia pun bergegas pergi untuk menyusulnya dengan hanya membawa dua Hunter Penjaga saja.
Dan kemudian merekapun berlari dengan cepat memasuki Hutan Terlarang tersebut.
Di saat yang bersamaan, sebuah pertarungan sengit antara Araki dengan kelompok misterius sedang berlangsung.
Dduuaarr.
"Sial, tidak ada habisnya." Ucap Araki didalam hatinya. "Burning Sword!" Araki meningkatkan damage dengan memberikan efek api terhadap senjatanya.
Dengan skillnya yang bernama Great Sword Combo, Araki maju menerjang ke salah satu lawannya dengan sangat cepat, dan terus mengayunkan senjatanya tanpa henti.
Namun pria misterius tersebut dapat dengan mudah menghindari seluruh serangan Araki. "Sial, dia lebih cepat dariku." Araki terus menyerangnya tanpa henti.
Kemudian sebuah akar pohon muncul dari bawah tanah dan dengan cepat melilit kakinya, menariknya, dan lalu membantingnya ke tanah.
Bbuumm.
Saat Araki tergeletak, pria misterius yang lain muncul di atas tubuhnya lalu menghantamkan pedangnya.
Trraannkk.
Araki berhasil menangkis serangan tersebut dengan pedang besar miliknya. Kemudian akar yang masih melilit kaki Araki menyeretnya kembali, lalu membantingnya sekali lagi dengan keras.
Kemudian dua orang dari kelompok misterius tersebut melompat dan melalukan terjangan terhadapnya. Melihat hal itu, Araki langsung menggunakan skillnya yang bernama Tempest.
Dengan kedua tangannya, Araki memutarkan pedangnya dengan sangat cepat, hingga membuat efek seperti angin tornado di sekitarnya. Kemudian akar yang melilitnya pun terputus dan kedua orang yang menyerangnya pun terpental.
Araki tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dirinya langsung melompat dan menerjangnya dengan menggunakan Skill Death Slash miliknya.
Namun saat Araki hendak menebasnya, tiba-tiba saja sebuah kilatan cahaya dengan cepat melesat lalu menyambar bahu sebelah kanannya.
Bbaanngg.
"Huwaaa...." Hantaman itu cukup keras hingga Araki terpental dan tergeletak kesakitan.
"Tidaaak...!" Teriak gadis yang sedang ditawan tersebut.
Belum hilang rasa sakitnya tersebut, sebuah serangan kembali datang padanya. Kini sebuah balok tanah muncul tepat dibawahnya hingga melemparnya ke udara.
Tidak sampai disitu, saat tubuh Araki masih berada di udara, sebuah akar yang tebal muncul dari batang pepohonan. Dengan cepat akar tersebut menerjang lalu mengikat tangan dan kakinya secara terpisah, dan langsung menariknya dengan kencang.
Araki merasakan sakit yang sangat dahsyat, hingga tulangnya beberapa kali mengeluarkan bunyi-bunyi retakan yang mengerikan.
"Aaaaaa...." Araki berteriak sangat kencang.
"Sudah cukup! tolong hentikan!" Teriak gadis yang sedang ditawan tersebut.
Tarikan akar tersebut sangat kencang dan hampir memutuskan badannya, jumlah HP Araki pun terus berkurang hingga tinggal tersisa di bawah 20% lagi.
Namun beruntung Aragiri telah sampai di lokasi Araki berada. Dengan cepat dirinya langsung menebas akar-akar tersebut dengan Skill Sudden Attack miliknya.
"Maaf, aku terlambat." Ucap Aragiri, tapi Araki tidak menjawab sahutan tersebut, dirinya hanya tergeletak sambil mengerang kesakitan.
"Cih, ternyata kau tidak sendirian ya? kalau begitu kita sudahi saja main-mainnya, semuanya! ayo habisi mereka dengan cepat! sebelum yang lainya datang lagi!" Seru salah satu anggota dari kelompok misterius tersebut.
"Ayo maju semua! jika kalian pikir kalian mampu mengalahkan ku, kalian salah besar!" Teriak Aragiri menantang.
Araki yang saat itu tergeletak di sampingnya kemudian menarik pakaianya dan lalu berbisik. "Ri, pergilah... Tinggalkan saja aku... Mereka, bukan tandingan kita." Dengan nafas yang berat, dan nada yang terbata-bata, Araki mencoba memperingatinya.
"Lebih baik kita mati bersama, daripada aku harus meninggalkanmu!" Jawab Aragiri.
"Uhh... Menyentuh sekali, hahaha." Ucap salah seorang anggota dari kelompok misterius.
Kemudian merekapun menyerangnya tanpa henti dan tanpa ampun seperti pertama kali mereka menyerang Araki.
Seseorang menyerangnya dari arah depan, akan tetapi Aragiri berhasil menahannya, namun secara bersamaan sebuah tebasan juga dilancarkan dari arah belakangnya.
"Arrggh...." Tebasan tersebut berhasil menyayat punggungnya.
Sebuah akar kembali muncul dari dalam tanah, namun Aragiri berhasil melompat dan menghindarinya. Dan lagi, sebuah cahaya kilat yang berasal dari busur panah melesat menghantamnya hingga mementalkan tubuhnya. Namun dengan cepat dirinya segera bangkit dan kembali melakukan perlawanan.
Saat itu Aragiri menjadi bulan-bulanan para kelompok misterius tersebut, dan pertempuran pun berlangsung cukup lama.
**
Disisi lain, Scarra dan kedua Hunter bawahannya mencoba berlari secepat mungkin agar segera dapat menemukan Maggie dan anak buahnya.
Hingga kemudian merekapun tiba disebuah jalan yang bercabang, dan jalan tersebut adalah jalan yang sebelumnya telah dilalui oleh Maggie dan anak buahnya.
"Senior! dari jejak ini, sepertinya dari sini mereka mulai berpencar." Ucap salah satu anak buah Scarra yang bernama Lee Sun. "Senior, tolong tunggu sebentar."
Kemudian dengan cepat Lee Sun melompat dan naik ke pucuk pohon, dan dari atas sana dia bisa melihat seluruh hamparan Wilayah Hutan Terlarang. Lalu di atas pucuk pohon tersebut dirinya mengaktifkan skill pendeteksi miliknya, sehingga membuat indra penciuman, pendengaran, serta penglihatannya menjadi semakin sensitif.
Dengan fokus Lee Sun mencoba mengamati dan merasakan area di sekitarnya. Hingga akhirnya dirinya merasakan suatu energi sihir yang cukup kuat, dan energi tersebut berasal di suatu titik terdalam di hutan tersebut.
"Senior!" Lee Sun melompat turun dari atas pohon tersebut. "Aku merasakan energi sihir yang berkumpul dan cukup kuat di arah sana!" Sun menunjuk ke salah satu jalan yang bercabang tersebut. "Kemungkinan itu adalah energi sihir dari seseorang yang sedang bertarung." Tegas Lee Sun.
"Yosh... Baiklah, ayo kita kesana!" Seru Scarra.
Merekapun melanjutkan perjalanannya, hingga kemudian.
Tap... Tap... Tap... Tap...
Suara langkah dari kaki yang berlari beramai-ramai.
Tanpa di sengaja di sebuah pertigaan jalan, Scarra dan anak buahnya berpapasan dengan sekolompok orang yang saat itu juga sedang berlari tergesa-gesa. Dan sekelompok orang tersebut adalah para Hunter dari Aliansi Mawar Merah.
Merekapun serentak berhenti dan saling berhadapan, mata mereka saling melirik satu sama lain dan terlihat seperti sedang mengamati.
"Senior...." Bisik Renka yang merupakan salah satu anak buah Scarra.
"Aku tahu, jangan ada yang bergerak." Bisik Scarra kepada anak buahnya.
Saat itu Hunter Mawar Merah yang berjumlah 10 orang sedang berhadapan dengan Hunter Gagak Hitam yang hanya berjumlah 3 orang.
Aliansi Guild Mawar Merah adalah sebuah Aliansi yang berfokus terhadap pengembangan teknologi dan perdagangan. Sebagian besar para petinggi Guild Mawar Merah berasal dari keluarga para saudagar kaya, yang awalnya hanya berfokus pada bisnis perdagangan saja.
"Tuan, apa yang harus kita lakukan? apa kita akan melawannya?" Tanya salah satu Anggota Mawar Merah.
"Gagak Hitam, sedang apa mereka disini? cih... Sial, aku tidak ada waktu untuk meladeni mereka saat ini." Saat itu Shion yang merupakan pemimpin dari kelompok tersebut sedang melakukan sebuah misi penyelamatan, dan dia sudah tidak punya waktu untuk bermain-main.
"Hey!" Ucap Scarra.
"Mmm!" Jawab Shion dengan tatapannya yang tajam.
Bersambung.