Chereads / King Of The Crown Island / Chapter 3 - Episode 2 - Hunter

Chapter 3 - Episode 2 - Hunter

Setelah Rhaka yang kini akan di kenal sebagai Scarra mengalahkan pemimpin bandit di episode sebelumnya, dirinya memutuskan untuk ikut pergi ke kota Acela bersama Tetsu dan Hama, guna mengetahui dan mencari informasi tentang dunia barunya tersebut.

Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan hutan yang di huni oleh berbagai jenis monster, Kota Acela menjadi lokasi yang strategis untuk pusat perdagangan. Dimana para petualang dapat dengan mudah menjual hasil jarahannya di sana.

Kota tersebut juga telah menjadi surga bagi para pedagang dan collector dari seluruh penjuru negeri. Dengan banyaknya monster berlevel tinggi di daerah tersebut, tentu akan banyak sekali barang yang unik serta menarik yang akan di tawarkan oleh para petualang.

Di dalam perjalanannya Scarra bertanya. "Hey Tetsu, apa isi di dalam kantong itu? Kenapa kantong itu bersinar?"

Scarra melihat Tetsu membawa satu kantong kecil yang di ikat di sabuk pinggangnya. Dan terlihat ada sesuatu yang bersinar berwarna merah di dalamnya.

"Ini Cray Stone." Jawab Tetsu.

"Cray?"

Tetsu pun memperlihatkan batu itu kepada Scarra.

"Hmm... kalau tidak salah ini kan batu jiwa yang ada di dalam tubuh monster. Tak kusangka batunya akan bersinar seperti ini." Scarra berbicara di dalam hatinya.

Cray Stone adalah sebuah batu cristal berwarna merah dan menyala. Batu itu merupakan perwujudan dari jiwa atau kekuatan setiap monster yang ada, dan hanya bisa di dapatkan setelah mengalahkannya. Semakin tinggi level monsternya maka batunya pun akan semakin besar.

Di dunia ini Cray Stone sangatlah berharga, karena batu itu merupakan material inti untuk membuat atau bahkan meningkatkan kekuatan pada perlengkapan seperti senjata maupun armor.

"Ngomong-ngomong mau kalian apakan batu itu?" Perlahan-lahan Scarra mulai mencoba menggali informasi.

"Tentu saja akan kita jual! Sekarang ini harga Cray Stone di pasaran sangat tinggi sekali. Jadi sayang kalau tidak dijual."

"Hmm... Begitu ya."

Karena banyak berbincang, tanpa terasa akhirnya mereka telah sampai di depan Gerbang Kota Acela.

"Wow besar sekali!" Terlihat sebuah dinding yang tinggi serta kokoh mengelilingi dan melindungi kota tersebut.

Di depan pintu masuk, terlihat banyak sekali para petualang dan pedagang yang sedang berkumpul. Mereka menunggu gilirannya untuk di periksa sebelum akhirnya di perbolehkan memasuki kota tersebut.

Setelah cukup lama Scarra dan yang lainya menunggu, kini tibalah waktunya mereka untuk di periksa.

Para penjaga gerbang mulai menghampiri Tetsu, Hama, dan Scarra. Para penjaga tersebut meminta mereka untuk menunjukan Lisensi mereka.

Kemudian Tetsu dan Hama menunjukan kepingan Lisensi mereka sebagai petualang. Sedangkan Scarra saat itu kebingungan karena dia tidak memiliki Lisensi yang dimaksud.

"Kamu tidak memiliki Lisensi?!" Hama sedikit terkejut saat itu. "Apa kamu tidak pernah mengunjungi sebuah kota sebelumnya?" Menjawab hal itu, Scarra hanya tersenyum menyeringai.

Tetsu dan Hama mencoba berbincang dan bernegosiasi dengan para penjaga gerbang, dan akhirnya Scarra di antar dan di arahkan untuk membuat Lisensi sebagai Petualang.

Merekapun pergi menuju sebuah Guild yang terdapat di kota tersebut dengan di kawal oleh beberapa penjaga.

Di dunia ini kepingan Lisensi merupakan sebuah identitas bagi seseorang, dan Lisensi itu sendiri memiliki 3 jenis Lisensi.

Yang pertama, Lisensi sebagai Petualang. Lisensi ini bisa di dapatkan oleh setiap orang dengan cara mendaftarkan diri di sebuah Guild yang ada di setiap kota, dan tentu pembuatannya akan di kenakan biaya.

Yang kedua, Lisensi sebagai Pedagang. Lisensi Pedagang bisa di dapatkan oleh setiap orang dengan syarat tertentu. Yaitu orang tersebut harus memiliki Sertifikat Ilmu Perdagangan dan surat rekomendasi, dari salah satu saudagar ternama di salah satu kota tertentu. Dan pembuatannya di kenakan biaya lebih mahal dari Lisensi Petualang.

Yang ketiga, Lisensi sebagai Hunter. Lisensi Hunter ini bisa di dapatkan secara gratis, jika seseorang tersebut telah terdaftar dalam sebuah Aliansi Guild. Untuk masuk kesebuah Guild biasanya harus memenuhi suatu persyaratan tertentu. Dan setiap Guild dari berbagai kota memiliki kriteria persyaratan yang berbeda dalam perekrutannya.

Scarra dan yang lainnya kini telah sampai di sebuah Guild yang bernama Gagak Hitam, lalu para penjaga itu mengarahkan Scarra menuju meja pendaftaran.

"Silahkan kalian mendaftar disini!" Tegas penjaga tersebut. Setelah berbicara penjaga tersebut kemudian pergi dan menunggu di pintu luar.

Disana Scarra membaca beberapa persyaratan dan ketentuan untuk mendapatkan Lisensi. Kemudian dirinya tertarik pada salah satu Lisensi, yaitu Lisensi sebagai Hunter.

"Apa...?! Kamu ingin menjadi seorang Hunter?" Saat mengetahui hal itu Tetsu sedikit terkejut, dia melirikkan matanya ke arah Hama yang sama-sama terkejut tanpa berkata-kata.

"Tentu saja, lagian biayanya gratis kan?" Jawab Scarra sambil tersenyum.

"Iya sih tapi bukan itu maksudku, untuk bisa lolos menjadi seorang Hunter itu tidak mudah loh." Ucap Tetsu.

"Kalau kita tidak mencobanya, kita tidak akan tahu kan?" Dengan tersenyum kecil Scarra mencoba meyakinkan mereka.

Scarra akhirnya memilih dan mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan Guild Gagak Hitam.

"Baiklah terimakasih sudah mendaftarkan diri untuk bergabung dengan Guild kami. Untuk bisa lolos menjadi anggota Gagak Hitam, kamu harus menunjukan kemampuanmu melalui pertarungan satu lawan satu dengan salah satu member Gagak Hitam. Dan kebetulan sekali pertandingannya akan di selenggarakan besok siang di Arena Acela di dekat Alun-alun kota, apa kamu bersedia?!" Tanya petugas guild.

"Tentu saja!" Jawab Scarra.

"Wah gila ini orang, lawannya salah satu member Gagak Hitam loh Scarr! Apa kamu tidak tahu kalau semua member Gagak Hitam itu sudah mencapai Tingkat Dua semua?!" Tetsu mencoba memperingatinya.

"Hahaha... Sudah tidak apa-apa, tidak ada salahnya untuk mencoba kan?!" Scarra menepuk bahu Tetsu sambil tertawa kecil.

"Dan satu hal lagi. Jika kamu berhasil lolos dalam ujian ini, maka kamu akan mendapatkan Lisensi Hunter Gagak Hitam. Yang artinya kamu sudah terikat dan harus mematuhi setiap perintah dan peraturan yang berlaku di Guild ini. Kamu akan memikul nama besar Guild Gagak Hitam, jadi setiap perbuatanmu akan dipertanggungjawabkan nantinya!" Ucap petugas tersebut menjelaskan.

"Baiklah, saya mengerti!" Dengan sangat yakin dan percaya diri Scarra menerima ketentuan tersebut.

Petugas Guild kemudian memberikan Scarra sebuah Lisensi Sementara. Lisensi itu menjadi identitas smentaranya dan hanya berlaku hingga hari dimana pertandingan dimulai.

Perlu di ketahui saat itu Scarra memilih menjadi Hunter bukan hanya sekedar memilih tanpa alasan, akan tetapi dirinya ingin mengetahui seberapa kuat kemampuannya dan seberapa kuat kemampuan orang-orang yang ada di Dunia tersebut.

Sekedar informasi, Hunter adalah sebuah Julukan/Gelar bagi seseorang yang telah terikat oleh Assosiasi Guild, dan Hunter sendiri memiliki beberapa tingkatan dimulai dari tingkat yang terendah yaitu Rank C sampai yang tertinggi yaitu Rank S."

Saat itu ketika Scarra, Tetsu, dan Hama sedang berbincang dan hendak berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba saja masuk sekelompok orang yang terlihat sangat kuat dan menggunakan jirah serba hitam.

Orang tersebut adalah Ryou Kousei (Rimaster Guild Gagak Hitam), beserta beberapa pengikutnya yang merupakan Hunter berpangkat Rank S. Terlihat mereka memasuki lobby dengan sangat tergesa-gesa.

Orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut serentak berdiri tegap dan menundukkan kepalanya, mereka mengepalkan tangan kanannya lalu di letakan di dada kirinya.

"Master!"

Hal itu merupakan sebuah penghormatan dari para anggota kepada para petinggi Guild.

"Tetsu, siapa orang itu? Kenapa semua orang menundukkan kepalanya?" Scarra berbisik kepada Tetsu.

"Dia Ryou Kousei, dia adalah Wakil Master Gagak Hitam, cepat tundukan kepalamu!"

Semua orang yang ada di ruangan itu menundukkan kepalanya dan melakukan sebuah penghormatan. Namun Scarra tidak melakukan hal itu, saat itu ia tidak bisa berhenti menatapnya karena kekagumannya.

Namun tidak di mata Kousei, tatapan Scarra saat itu seolah malah seperti menantangnya. Namun Kousei menghiraukan hal itu, dan dia tetap berjalan menaiki tangga untuk menuju ke Aula Pertemuan beserta para pengikutnya.

Momen menegangkan itu pun akhirinya berakhir.

**

"Scarr setelah ini kamu mau kemana?" Tanya Hama.

"Entahlah sepertinya aku akan berkeliling untuk melihat-lihat, dan mungkin membeli beberapa keperluan juga."

"Scarr sepertinya kami tidak bisa menemanimu, karena kami harus bertemu dengan seseorang untuk menjual Cray Stone padanya!" Ucap Tetsu.

"Baiklah tidak apa-apa, oh ya terimakasih sudah mengantarku sejauh ini!"

"Ah tidak usah di pikirkan, seharusnya kami yang berterimakasih karena kamu telah menyelamatkan kami! Baiklah sampai jumpa Scarr." Ucap Hama sambil melambaikan tangannya.

Dan akhirnya mereka pun berpisah dan pergi untuk menyelesaikan urusannya masing-masing.

Setelah mereka berpisah dan berjalan cukup jauh Tetsu berbalik dan berteriak "Scarr... Besok kami akan datang untuk melihat pertandinganmu! Jadi kamu harus menang ya!"

"Baiklah!" Jawab Scarra berteriak dan tersenyum.

Kini Scarra memulai perjalanannya seorang diri, ia menelusuri Kota Acela yang saat itu terkenal akan keindahannya.

Berbagai macam penjual pernak pernik hingga senjata banyak sekali di temukan di sepanjang perjalanannya. Para petualang yang ramai berlalu lalang di hadapannya dan saling bercanda, tertawa, berbelanja, ikut mewarnai suasana indah di kota tersebut.

Namun saat itu Scarra dikejutkan dengan adanya suatu pasar yang memperjualbelikan seorang budak.

Tidak mau mengambil pusing, Scarra melanjutkan perjalanannya untuk mencari layanan Storage. Saat itu Scarra teringat bahwa sebagian besar perlengkapannya dia simpan di layanan tersebut.

Dan jika anggapannya benar, bahwa dia berada di Dunia game yang dulu pernah dia mainkan, maka seharusnya perlengkapan itu masih ada di sana.

Dengan sedikit bertanya kepada beberapa petualang yang dia jumpai di perjalanan, akhirnya sampailah dia di sebuah gedung besar yang di sebut dengan Storage Hall Service. Yang di mana sesuai dengan namanya, tempat itu merupakan jasa penyimpanan yang di peruntukan bagi para petualang yang ingin menyimpan perlengkapan serta uangnya dengan aman.

"Selamat datang tuan Scarra, ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas Storage.

"Saya ingin mengambil beberapa barang saya, jadi tolong bukakan Storage nomer 100!" Ucap Scarra sambil menunjukan Sertifikat kepemilikan Storage nomer 100.

Kemudian petugas itu pun mengantarkannya menuju Storage nomer 100.

"Silahkan tuan!" Ucap petugas tersebut dan bergegas pergi.

Dan benar saja, terlihat beberapa peti emas milik Scarra yang masih tertutup rapat dan beberapa perlengkapan yang juga tersimpan rapih di Storage tersebut.

Scarra mengambil beberapa kantong keping emas di peti tersebut, serta mengganti dan mengambil beberapa perlengkapan yang dia perlukan di Storage tersebut.

Saat itu terlintas dipikirannya, bahwa mungkin akan lebih baik jika dirinya memakai perlengkapan yang tidak terlalu mencolok.

Kemudian Scarra mengambil salah satu pedang Katana yang tersimpan di dalam Storage dan menyimpan pedang Katana Hitam miliknya ke dalam sebuah Inventory.

Pedang Hitam itu merupakan pedang Kuno Legendaris bernama Masamune Devil Sword atau yang lebih di kenal dengan nama Pedang Auman Iblis.

Saat di rasa sudah cukup, Scarra kemudian kembali kepada petugas untuk membuat sebuah laporan pengambilan barang. Dan setelah semuanya selesai, dia pun melangkah keluar sambil berkata. "Yoshh... Saatnya berpetualang!"

**

Di dalam sebuah perjalanan, tiba-tiba saja entah dari mana datangnya, seorang wanita berlari dan terjatuh tepat di hadapannya.

Wanita itu terlihat mengenakan pakaian yang compang camping dengan penuh luka di sekujur tubuhnya.

Kemudian wanita itu menatap ke arah Scarra. "Tolong aku Tuan!" Wanita itu berucap dengan nada suara yang sangat pelan.

"Tolong jangan ikut campur, dan serahkan budak itu padaku!" Seorang Pria berteriak dari kejauhan saat Scarra hendak menolongnya.

Scarra melihat ke arah wanita tersebut, kemudian wanita itu menggelengkan kepalanya dengan raut wajahnya yang terlihat sangat ketakutan. Wanita itu memberi tanda bahwa dirinya tidak ingin kembali kepada pria tersebut.

Namun Scarra hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa. Hingga akhirnya pria tersebut mendekat dan lalu menarik rambut wanita dan menyeretnya pergi. "Dasar budak sialan, kau selalu saja merepotkan ku!"

Scarra yang melihat kejadian tersebut merasa tidak tega dan lalu memanggil pria tersebut.

"Hey, mau kau apakan budak itu?!" Tanya Scarra berteriak.

"Bukan urusanmu!" Jawab pria itu sambil tetap berjalan dan menyeret wanita tersebut.

"Aku akan membelinya!"

"Ha... Apa kau bilang?"

"Budak itu, aku akan membelinya!"

"Budak ini tidak di jual! Dia adalah budak kesayangan tuanku, kecuali jika kamu mampu membayarnya dengan bayaran yang tinggi mungkin aku bisa mempertimbangkannya, hehehe."

Tanpa basa-basi Scarra langsung melemparkan satu kantong yang berisikan penuh dengan emas kepada pria tersebut.

"Apa itu cukup!"

Pria itu langsung membuka kantong tersebut dan diapun terkejut bukan main.

"Ya-Yang benar saja, kamu benar-benar ingin memilikinya?Apa menariknya budak ini?!" Tanya pria tersebut sambil terheran-heran karena Scarra berani membayar mahal untuk budak tersebut.

"Sudahlah, cepat lepaskan saja budak itu!"

"Baiklah, silahkan ambil budak ini!" Pria tersebut melemparkan sebuah cincin yang merupakan tanda dari kepemilikan budak tersebut. Dengan segera pria itu bergegas pergi sambil kegirangan "Hahaha... Aku kaya, aku kaya!"

Melihat hal itu, wajah Scarra menjadi pucat. "Ahh... Sial, sepertinya aku memberinya terlalu banyak."

Bersambung.