Chereads / King Of The Crown Island / Chapter 4 - Episode 3 - Malam Yang Sikat

Chapter 4 - Episode 3 - Malam Yang Sikat

*Sekilas info*

Halo semua... Disini Author akan menceritakan sedikit tentang Dunia yang sekarang di tinggali oleh Scarra sebagai tokoh utama dalam cerita ini.

Seperti yang sudah diketahui, Scarra telah di pindahkan menuju dunia pararel yang dimana Dunia itu berasal dari sebuah Game yang berhasil dikembangkan. Dan saat ini dunia itu dikenal dengan nama Crown Island.

Crown Island yang saat ini hanyalah dataran satu benua yang cukup luas, yang di dalamnya dihuni oleh umat Manusia dan berbagai macam Monster dari berbagai Ras. Monster yang terlemah hingga Monster yang terkuat serta yang berpotensi memusnahkan seluruh umat Manusia, semuanya ada di Dunia ini.

Di Benua yang luas ini terbagi menjadi 7 Wilayah, dan di setiap masing-masing Wilayahnya terdapat 1 Asosiasi Guild saja. Yang mana berarti, di setiap Wilayah tersebut hanya terdapat 1 Kota besar saja.

Asosiasi Guild ini memiliki peranan untuk mengatur system pemerintahan, serta bertanggung jawab atas keamanan di setiap Wilayahnya.

Di dunia ini tidak memiliki seorang Raja, karena di dunia tersebut tidak menganut System Kerajaan. Akan tetapi semuanya ditentukan berdasarkan kekuatan dan uang melalui sebuah Asosiasi yang bernama Guild.

Di dalam sebuah Asosiasi Guild, semua keputusan mutlak diatur dan ditentukan oleh seseorang yang memiliki posisi tertinggi yaitu oleh Ketua Guild (Master). Di dalam Asosiasi Guild ini sendiri memiliki sebuah struktur tingkatan, yang mana tingkatan ini akan menjadi Tittle atau Reputasi bagi para petualang yang menyandangnya.

Di bawah posisi Master di tempati oleh Rimaster (Wakil Ketua), dan untuk setiap anggota Guild disebut sebagai Hunter. Seperti yang sudah diceritakan di episode sebelumnya Hunter memiliki beberapa tingkatan dimulai dari Rank C,B,A hingga yang tertinggi Rank S.

Di dunia ini siapa saja bisa menjadi Ketua Guild jika memang mereka pantas menyandangnya. Dan orang yang menyandang jabatan sebagai Ketua Guild akan disimbolkan sebagai seorang Raja di suatu Wilayah tertentu.

Untuk menjadi Ketua Guild tentu mereka harus memenuhi 3 syarat mutlak, yaitu mereka harus memiliki kekuatan, harta dan reputasi.

Sekian sekilas informasi mengenai Crown Island.

**

"Tuan terimakasih sudah menyelamatkanku." Ucap Budak Wanita tersebut sambil memegang tangan Scarra, dan masih terduduk di lantai dengan mata yang berkaca-kaca.

"Be-Besar!"

Scarra melihat dua payudara besar seolah sedang memberontak keluar dari balik pakaiannya yang compang-camping.

"Besar?" Budak Wanita itu tidak menyadari apa yang di maksud Scarra.

"Ah hahaha... Tidak... Tidak maksudku, bangun... Ah iya bangun, ayo bangun." Sambil tertawa kecil Scarra mengulurkan tangannya dan membantunya untuk berdiri.

"Ini, ambilah cincin pengikat ini." Scarra memberikan cicin yang seharga 100 keping emas itu kepada wanita tersebut.

"Mulai sekarang kamu bebas, dan kamu bisa pergi kemana saja tanpa ada yang menyakitimu lagi!"

"Ta-Tapi Tuan... Saya tidak tahu harus pergi kemana, apa saya boleh ikut bersama anda?" Dengan mata yang berlinang wanita itu memohon.

"Tidak bisa, jika kamu ikut denganku kamu akan selalu berada di situasi yang berbahaya, jadi lebih baik pergilah!"

"Ta-Tapi Tuan...."

Belum selesai wanita itu berbicara, Scarra lngsung pergi dan meninggalkannya begitu saja.

Wanita itu pun kemudian berjalan dengan tanpa tujuan yang jelas. Dengan sedikit gemetaran, dia menggenggam erat cincinnya dengan kedua tangannya.

Di sepanjang perjalanan wanita itu melirik kesana-kemari, dan terlihat sangat cemas ketika saat berpapasan dengan beberapa Petualang.

Setelah sekian lama berjalan, akhirnya langkah wanita itu tiba-tiba saja terhenti tepat di depan sebuah gerobak roti.

Wanita itu perlahan berjalan mendekati gerobak tersebut dan mencoba berniat untuk mencurinya.

Di saat tangannya hendak mengambil beberapa potong roti, muncul seseorang yang secara tiba-tiba menarik tangannya.

"Aw... Lepaskan, aku tidak berniat mencurinya!" Ucap wanita tersebut dengan sedikit ketakutan, dan lalu pria tersebut menoleh.

"Tu-Tuan...?! Maaf Tuan aku tidak bermaksud...."

Scarra sebenarnya belum benar-benar pergi. Selama ini dirinya memperhatikan wanita tersebut dari kejauhan, dengan bayang-bayang payudara yang memberontak di benaknya.

"Ayo, ikut aku!"

"Tapi Tuan...."

"Sudah ayo ikut saja, kamu lapar kan? Ayo kita cari kedai makanan yang lezat!" Ucap Scarra sambil tersenyum.

"Aku tau tempatnya Tuan!" Balas wanita tersebut dengan ekspresi kegirangan di wajahnya.

"Kamu tau tempatnya?"

"Iya!" Sambil tersenyum lebar.

"Ke-Kedai?"

"Yup!"

"Le-Lezat kan...?"

"Hu uh." Wanita itu mengangguk dan terlihat begitu sangat manis, wajah dan suasana hatinya seketika berubah ketika mendengar hal tentang makanan.

"Baiklah ayo kita berangkat...!!" Dengan wajah yang terlihat bahagia merekapun pergi.

**

Di dalam perjalanan Scarra membawa Wanita tersebut mampir ke sebuah toko pakaian, kemudian merekapun memilih beberapa pakaian di toko tersebut. Namun dikarenakan status wanita tersebut seorang budak, Maka dia hanya bisa mengenakan pakaian berjenis Maid saja.

Scarra mencoba membantu memilihkan beberapa pakaian dengan seleranya yang sedikit mesum.

"Tu-Tuan, bagaimana menurut anda...?"

Scarra pun menoleh, dan seketika wajahnya memerah. "Cantik sekali!"

"Te-Terimakasih Tuan... Anda baik sekali." Dengan tersipu malu serta wajah yang kemerahan, Wanita itu menundukkan kepalanya sambil mengepalkan kedua tangannya. Scarra pun hanya tersenyum sambil melawan pikiran mesumnya.

Setelah selesai membeli pakaian, merekapun melanjutkan perjalanannya.

**

"Kedainya, apa masih jauh?"

"Tidak Tuan, sebentar lagi kita sampai." Sambil tersenyum lebar wanita itu menjawab.

Ketika kedainya sudah mulai terlihat, Wanita itu pun berlari kecil mendahului Scarra. "Itu kedainya Tuan!" Menunjuk ke arah salah satu kedai.

"Awas jatuh!" Ucap Scarra spontan sambil mengulurkan kedua tangannya, ketika dirinya melihat dua payudara besar bergoyang dan bergejolak saat wanita tersebut berlari menghampirinya.

"Ja-Jatuh..?"

"Ah tidak, maksudku ayo kita kesana." Sambil tertawa kecil Scarra menyuruh wanita tersebut berjalan di depannya.

"Huh, sungguh pemandangan yang mengerikan."

"Tuan sedang apa? Ayo masuk!" Teriak Wanita itu di depan pintu masuk kedai tersebut.

"Ah iya, baiklah. Eh... Jadi ini yang dia maksud Kedai Lezat?!" Terlihat sebuah papan bertuliskan Lezat di depan pintu masuk sebagai nama dari kedai tersebut.

Tanpa berlama-lama merekapun memasuki kedai tersebut.

Terlihat beberapa petualang dan Hunter dari Guild Gagak Hitam memenuhi kursi di kedai tersebut. Semua pandangan mereka seketika tertuju pada Scarra dan Budak Wanitanya, saat mereka mulai memasuki kedai tersebut.

"Hei lihat, apa wanita itu benar-benar seorang budak?" Tanya salah satu petualang ke petualang lain. "Cantik sekali, dia tidak terlihat seperti seorang budak!" Jawab petualang yang lain.

"Hei Tuan budakmu cantik sekali, apa kamu mau menjualnya?" Teriak salah satu Hunter di kedai tersebut.

"Ahahaha... Terimakasih-terimakasih, tapi maaf aku tidak menjualnya." Scarra menjawab sambil tertawa kecil.

Di sisi lain Budak Wanita itu hanya tertunduk mendengar semua itu, sambil kemudian berjalan ke arah meja yang dia tuju.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Scarra.

Bukanya menjawab, Wanita itu malah tertunduk. Dan dengan rasa cemas Wanita itu memberanikan diri untuk bertanya. "A-Anu... Apa Tuan akan menjual saya?"

"Hahaha... Tentu saja tidak, lagian cincin pengikat itu kamu yang pegang kan? Hahaha."

"Hehe... Be-Benar juga, cincinnya...." Dengan spontan wanita tersebut langsung menggenggam cincinnya semakin erat.

Scarra langsung mengelus kepala wanita itu sambil tersenyum dan berkata "Cincin itu, kamu boleh menyimpannya."

"Be-Benarkah?"

"Tentu saja."

"Terimakasih Tuan." Terlihat kelegaan dalam raut wajahnya saat mendengar hal tersebut.

"Oh ya, namamu siapa?"

"A-Aku tidak lebih dari seorang budak rendahan, jadi aku tidak punya nama, Tuan."

"Hmm begitu ya, baiklah mulai sekarang namamu Yuki, bagaimana? Apa kamu suka?"

"Tentu saja Tuan!" Yuki tersenyum lebar dengan muka yang kemerahan.

"Oh ya, namaku Scarra, jadi panggil aku Scarra saja, ya."

"Baiklah, Tuan Scarra."

"Eh... Ya sudah, terserah kamu saja. ayo kita pesan semua makanan yang enak!" Merekapun akhirnya memesan makanan yang banyak dan memakannya dengan lahap.

Kelucuan dan kecantikan Yuki seketika sirna ketika dirinya menyantap makanan dengan lahapnya.

Mereka berbincang serta saling bercanda, hingga keakraban pun mulai terjalin di antara mereka. Scarra memperlakukan Yuki layaknya seperti seorang wanita bermartabat dan bukan seperti seorang budak.

Waktu semakin berlalu, hingga tidak terasa hari pun sudah mulai semakin gelap. Mereka kemudian memutuskan untuk mencari sebuah penginapan. Dan dengan bantuan Yuki, akhirnya merekapun menemukan sebuah penginapan yang murah, bagus serta nyaman.

"Eh... Tinggal tersisa satu kamar lagi?"

Di karenakan hari sudah semakin gelap dan merekapun sudah merasa letih, akhirnya mereka memutuskan untuk tidur bersama di penginapan tersebut.

Kemudian mereka pergi untuk membersihkan diri di pemandian yang terpisah yang terdapat di penginapan tersebut.

Sebelum pergi tidur, Scarra duduk di sebuah kursi yang terdapat di kamar tersebut, sambil memeriksa beberapa perlengkapan yang terdapat di inventorinya. Dirinya mencoba mengingat dan mempelajari kembali beberapa Skill yang akan dia gunakan di pertandingannya besok.

Namun tiba-tiba saja Yuki membuka seluruh pakaiannya dan hanya tinggal menyisakan pakaian dalamnya saja, dan dengan dinginnya dia berjalan menuju tempat tidur dan kemudian langsung berbaring begitu saja.

Scarra yang saat itu melihat hal tersebut, dirinya tidak bisa berhenti memandang Yuki sambil beberapa kali menelan ludahnya sendiri saat menatapnya.

"Astaga apa yang dia lakukan? Apa ini sebuah ajakan? Ta-Tapi dia tidak berkata apa-apa, apa aku harus menghampirinya duluan? Ah sial... Aku tidak tahan lagi!" Scarra pun berdiri namun dia terdiam sejenak dan kembali duduk "Ah tidak... Paman itu pasti sedang mengawasi ku sekarang!"

"Tuan Scarra... Apa anda tidak akan tidur?" Tanya Yuki dengan wajah polosnya.

"Tidur...? Ah iya benar kita tidur." Scarra pun kemudian mendekat dan berbaring di samping Yuki dengan jantungnya yang berdetak kencang.

"Tuan terimakasih sudah menolong dan merawatku."

"Sama-sa...." Belum selesai bicara, Yuki langsung mencium Bibir Scarra. Sontak Scarra pun kaget dan langsung terbangun. "A-Apa yang kau lakukan, Yuki?"

"Ke-Kenapa Tuan? Aku hanya ingin membahagiakan anda. Bu-Bukan kah aku ini budak mu?!" Jawab Yuki sambil sedikit ketakutan.

Scarra yang lupa bahwa di Dunia tersebut seorang Tuan dapat melakukan apa saja terhadap Budaknya, dan tugas seorang Budak tidak lain hanyalah membuat senang dan membahagiakan Tuannya.

"Maafkan aku, Yuki." Dengan rasa bersalah dan sedih Scarra langsung memeluk Yuki dengan erat. "Mulai sekarang kamu bukan lagi seorang Budak, berhentilah berfikir bahwa dirimu adalah seorang Budak! jika kamu melakukannya maka aku akan senang." Bisik Scarra.

Scarra mencium aroma bau badan Yuki yang sangat harum dan menggairahkan saat dirinya memeluknya.

Kemudian Scarra mengusap-usap punggungnya yang sangat halus tersebut. "Sayang sekali Wanita seindah dirimu harus menjadi seorang budak." Ucap Scarra di dalam hatinya.

Hingga akhirinya Yuki membalas pelukannya, dan merekapun terlelap tidur bersama menghabiskan malam yang panjang dalam pelukan yang hangat.

***

Matahari mulai terbit, burung-burung berkicau ria, serta suara orang-orang beraktifitas mulai terdengar semakin ramai, dan saat itu Scarra mulai terbangun dari tidurnya.

Ketika Scarra membuka matanya, tepat di hadapannya terlihat Yuki yang masih tertidur dengan lelap di atas tubuhnya, dengan tali Bra yang sudah terlepas.

"A-Apa yang terjadi? Apa yang sudah kulakukan? apa aku...? Ah tidak mungkin, aku masih ingat aku hanya memeluknya, mungkin Bra nya terlepas karena tidurnya terlalu aktif!" Scarra mencoba menenangkan pikirannya.

"Yuki, bangunlah! Sudah pagi." Ucap Scarra sambil menggoyangkan bahu Yuki.

"Eumm... Iya Tuan, sudah pagi yah... Apa Tuan tidur dengan nyenyak?" Tanya Yuki dengan mata yang masih tertutup setengahnya sambil memasang kembali Bra nya.

"Iya... Astaga aku tidak sanggup." Scarra dengan cepat mengalihkan pandangannya dan dia segera beranjak untuk bersiap-siap.

"Tuan mau pergi kemana?"

"Oh ya Yuki, hari ini aku akan mengikuti ujian Hunter, jadi aku akan pergi dulu." Scarra menghampiri Yuki dan memberikan beberapa koin emas "Gunakan itu untuk membeli beberapa makanan, dan jangan pernah coba-coba mencuri lagi!"

"Apa Tuan akan pergi meninggalkanku lagi?"

Tanya Yuki dengan tatapan kekhawatiran.

"Tidak... Aku hanya pergi untuk beberapa waktu saja, nanti sore aku akan kembali lagi kesini." Ucap Scarra sambil mengelus kepala Yuki.

"Baiklah aku akan menunggu Tuan disini, dan aku akan menyiapkan makan malam yang lezat untuk Tuan, jadi pastikan Tuan benar-benar kembali yah." Ucap Yuki sambil tersenyum lebar dan bahagia.

"Tentu saja." Scarra mendekatkan wajahnya dan mencolek hidung Yuki.

"Aku berangkat!"

**

Di sisi lain, pagi itu Asosiasi Guild Gagak Hitam sedang mengadakan pertemuan yang di hadiri oleh para petinggi Guild.

10 besar Rank S Gagak Hitam telah berkumpul dan duduk di tempatnya masing-masing. Namun Kousei masih berdiam diri di ruangan pribadinya dan menunggu kedatangan sang Master Gagak Hitam.

Karena sudah terlalu lama menunggu dan keadaan di Aula pertemuan sudah mulai ricuh, salah satu Hunter penjaga bergegas pergi dan menyusul sang Rimaster Kousei.

"Izin Rimaster! Para anggota sudah menunggu anda di Aula, dan keadaan sudah mulai tidak kondusif." Ucap salah satu Hunter penjaga di luar ruangan.

"Baiklah, tunggu sebentar lagi!" Teriak Kousei di dalam ruangan tersebut.

"Huft..." Kousei menghela nafas.

"Master sebenarnya kau ada dimana? apa Guild ini sudah tidak penting lagi bagimu?" Dengan rasa kecewa, Kousei pun keluar dari ruangannya dan pergi menuju Aula Pertemuan.

Sekilas saat itu Kousei teringat dimana ketika dirinya di lantik langsung oleh sang Master Gagak Hitam. Pidatonya yang berapi-api dan penuh ambisi menuntunnya menjadi sosok yang sekarang ini. Bersama-sama mereka berdua berjuang dan membangun Guild ini dari kecil hingga menjadi besar dan disegani.

Kousei begitu merindukannya, merindukan sosok dan kata-katanya yang bisa membuat semangat dan memicu ambisi para anggotanya.

Bersambung.

**

Jangan lupa Like, comment and vote ya guys biar author semangat Up nya.. thanks ✌.