Chereads / rahasia dibalik persahabatan / Chapter 7 - Bab 7:perubahan dan keraguan

Chapter 7 - Bab 7:perubahan dan keraguan

sepulangnya dari rumah pohon akupun pulang,waktu menunjukan pukul 17:00

aku segera membersihkan diri lalu menonton tv sebentar sembari memakan cemilan favorit ku lalu ibu datang menghampiri ku dan duduk bersamaku seraya bertanya,

"sis kalau nanti kmu sudah terpilih sebagai osis apa tugasmu nanti?." tanya ibu sembari menghampiriku

"hmmn entah, aku belum dikasih tau tapi waktu bu sania menerangkan katanya aku dan vasya ditugaskan di bidang kesehatan memangnya kenapa bu?." jawabku bingung

"hahh bidang kesehatan??!! kau yakinn siskaa???." sontak ibu bertanya

"iya bu benarr dibidang kesehatan."jawabku sembari fokus melihat acara tv favoritku

"siskaa apa kau tidak ingat bagaimana kondisi mu terakhir kali ketika melihat darah hahh??kau merasakan sakit luarbiasa dikepalamu hingga berjam jam dann kau tak sadarkan diri hingga 30 menit siskaa dan itu sangat membuat ibu khawatir." ucap ibu

yapss aku memang phobia darah dan luka awalnya aku sama sekali tidak takut akan hal itu namun semua mulai terjadi saat sesuatu terjadi pada orang yg aku sangat sayangi yautu nenek ku.

kenapa aku sangat sayang kepada nenekku karena dia telah mengurusku sejak kecil,dulu aku hanya tinggal berempat dirumah yaitu aku,nenekku dan bi ira dan bi siti.

jadi aku diurus oleh neneku sejak aku bayi karena ibuku sibuk praktek di rumah sakit dari pagi hingga larut malam karena dia bekerja di bagian dokter umum dan ugd, sedangkan ayahku sibuk bekerja dan bepergian keluar kota untuk mengurus kantor kantor cabangnya agar semua berjalan lancar, ayahku adalah pemilik bank besar di indonesia hingga banyak cabangnya dimana mana jadi ia jarang pulang karena sibuk mengurus kantor kantornya, itulah alasan mengapa aku sangat sayang kepada neneku.

saat itu kejadiannya aku sedang menonton tv dirumah lalu tiba tiba aku mendengar nenek merintih kesakitan,lalu. aku pun bergegas menuju dapur dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat tangan nenek ku terluka parah akibat terkena pisau darahnya pun berceceran dilantai dapur saat itu bi ira sedang membersih kan ruang tamu sontak akupun berteriak memanggilnya, bi ira pun datang lalu langsung menelfon ibu. saat itu aku sama sekali tidak takut dengan luka dan darah yg berceceran.saat ibu sedang perjalanan pulang bi ira sibuk mengambil p3k yg ada di lantai 2 saat itu aku menangis ditemani bi siti yg ikut menangis juga,sembari menemani nenekku yg terbaring lemas karena banyak mengeluarkan darah lalu ia pun berkata

"heii jangan menangis nenek tidak apa apa ini hanya luka kecil,jaga dirimu baik baik siska nenek akan selalu ada untukmu sayang... tenangkan dirimu ya." ucap nenek lemas

"nenekkk jangann tinggallkann akuuu yaaaa akuu akann jadii anakk baikkk nekkkk, berjanjilahhh untukk kembali sembuh dann menyayangiku lagiii nekkkk aku mohonnn jangan tinggalkannn akuuuu,akuu tak punyaa siapa siapa yg menyayangiku selain nenekkk akuu mohonnn akuuu akannn jadii anakkk baikk nekkkkk." ucapku sembari menangis dan memeluk nenek dengan erat

"heii sayangg jangan menangis nenek akan kembali nanti, jaga dirimu baik baik ya,nenek akan selalu ada untuk siska,nenek sangatt saaayangg siskaa, jangan lupa doakan nenek ya sayang.... ."ucap nenek dengan suara yg semakin samar samar.

aku semakin erat memeluknya, setelah beberapa saat bi ira pun membawa p3k lalu membalut luka nenek agar tidak terus menerus mengeluarkan darah namun tetap saja darah terus keluar dari lukanya yg berukuran kurang lebih 3cm,setelah sekian lama akhirnya ibu datang sembari menangis lalu langsung membawa nenek ke dalam mobil dan membawanya ke ugd bersama bi ira.Aku memohon untuk ikut saat itu namun ibu tak mengizinkan ku karena katanya aku. masih kecil jadi aku pun menunggu dirumah bersama bi siti.

akupun menunggu nenek sembari menangis hebat lalu bi siti menenangkan ku,

"nengg yg kuat yaa,yuu doain nenek supaya nenek baik baik saja." ucap bi siti sembari memelukku

"akuu takuttt biiii akuu takuttt nenekkk meninggalkan kuu sendiriiii biiii." ucapku sembari menangis hebatt dipelukan bibi

"neng siska gaboleh berbicara seperti itu lebih baik kita berdoa yah supaya nenek baik baik saja." ucap bi siti yg semakin erat memelukku

aku dan bi siti pun berdoa lalu setelah beberapa saat telfon pun berdering

"sebentar ya neng, bibi mau mengangkat telfon dulu siapa tau ada kabar baik dari ibu." ucap bi siti

"aku saja yg angkat bii akuu inginn tauu tolong izinkan akuu." ucapku sembari menangis tersedu sedu

"baikk neng silahkan." ucap bi siti

akupun mengangkatnya lalu,

"assalamualaikum" ucapku

"wa'alaikumsalam siskaa sayangg tolongg beritahu bibi untuk bereskan rumah yah." ucap ibu sembari menangis

"nenek bagaimanaaa buuuuu??!!?!?!?" tanyaku sembari menangis

"sayanggg nenek sudah meninggal karena ia terlalu banyak mengeluarkan darah tadii kamuu harus ikhlas ya sayang tadi nenek bilang ke ibu katanya salam buat siska jaga diri kamu baik baikk sayang." ucap ibu sembari menangis.

setelah mendengar kabar itu akupun sontak terdiam,hatiku seakan disambar petir yg sangat hebat, dan otakku dipenuhi badai yg sangat kuat,akupun langsung berlari kedapur diikuti bi siti, sesampainya di dapur aku pun tertegun melihat darah terakhir nenek yg belum dibersihkan.

Aku pun menangis sehebat hebatnya,saat melihat darahnya seakan akan kejadian tadi menabrak kembali jiwaku.Bibi pun memelukku segera dan menenangkanku.

Dann kejadian pahit itulah yg membuat ku sangatt terluka dan terpukul hingga aku menjadi phobia darah dan luka,sejak saat itu ketika aku melihat darah seketika kejadian itu seakan menghantamku kembali dan kepalaku mengalami rasa sakit yg sangat hebat tapi anehnya jika aku melihat darah ku sendiri aku hanya merasa migrain saja dan itupun hanya sebentar sekitar 10 sampai 15 menit,namun jika yg kulihat adalah darah orang lain itu sangat menyiksaku rasa sakit kepala yg hebat bisa menghantamku dan itu terjadi lumayan lama sekitar 1 sampai 2 jam bahkan aku bisa tak sadarkan diri karena saking sakitnya.

perkataan ibu itu membuatku berfikir kembali apakah aku harus melanjutkannya atau mundur namun akhirnya aku memutuskan

"ibu aku akan tetap melanjutkannya karena paling tugasku hanyalah menangani siswa yg sakit biasa tanpa luka seperti pusing, sakit kepala,batuk,sesak nafas,dan magh jadi aku akan baik baik saja." ucapku riang

"siskaaa bekerja di bidang kesehatan bukan hanya tentang sakit seperti ituu, di setiap sekolah pasti akan ada event event pertandingan seperti saat class meeting atau memperingati hari kemerdekaan dan diantaranya pasti akan ada lomba yg sangat beresiko terluka sepeti tarik tambang, jika ada peserta yg terluka maka itu akan jadi tugasmu dan tim mu siska tolong fikirkan baik baik."ucap ibu makin khawatir.

akupun kembali berfikir tentang hak itu setelah beberapa saat akhirnya aku mendapatkan hasilnya,

"ibu aku akan tetap melanjutkannya dan untuk phobia ku aku akan berusaha untuk melawannya karena tidak mungkin kan aku seperti ini terus."ucap aku meyakinkan ibu

"baiklah jika memang itu keputusanmu ibu akan mendoakanmu agar semua berjalan dengan baik,untuk perlawananmu akan phobia mu ibu akan sangat mendukung karena ibu juga tidak tega melihatmu seperti ini terus ibu pun ingin kau hidup normal seperti anak lainnya namun jika kamu gagal dalam melawan phobia mu itu tolong jangan paksakan karena itu bisa merusak kesehatan mu juga siska ingat itu ya." ucap ibu seraya memelukku erat

"baik bu aku akan berusaha doakan yg terbaik ya." ucapku sembari memeluk erat ibu.