Chapter 3 - Bab 2

Sudah dua minggu semenjak Kaylee menggantikan Nicholas mengikuti ujian masuk universitas. Dia khawatir kalau ternyata Nick gagal masuk universitas gara-gara dirinya. Padahal Wendy serta Nick tampak santai dan cuek dengan hasil yang akan keluar. Mereka sangat percaya akan kemampuan Kaylee sebagai pianist profesional. Apalagi Kaylee memainkan alat musik piano yang memang adalah bidang utamanya saat ujian recitalnya.

Meskipun khawatir, Kaylee memutuskan untuk menjalani kesehariannya dengan biasa. Berlatih di studio musik pribadinya serta mengarasemen beberapa lagu ciptaan Wendy sebelum diserahkan ke sebuah grup penyanyi yang sedang naik daun belakangan ini.

Di tengah kesibukannya, kedua orangtuanya memanggilnya untuk pulang ke rumah. Semenjak dia lulus kuliah, Kaylee memang memutuskan untuk mandiri dan menyewa sebuah apertemen yang letaknya sangat dekat dengan studionya.

Dia tidak ingin menggunakan nama orangtuanya untuk menyukseskan karirnya dan memilih berjuang dengan kekuatannya sendiri. Meskipun begitu, dia masih menyayangi kedua orangtuanya dan memandang mereka dengan penuh hormat.

Apapun yang mereka inginkan, selama dia bisa melakukannya, Kaylee akan menuruti kemauan mereka.

Karena itu dia membatalkan janji temunya dengan salah satu penyanyi yang akan merundingkan arasemen musik di acara festival nanti. Dia lebih memprioritaskan kedua orangtuanya dibandingkan pekerjaannya.

Hari itu, Kaylee memakai pakaian terusan yang feminim dan elegan. Dia juga memakai make-up natural menambah kecantikannya. Dia tiba di rumah keluarganya tepat jam yang dijanjikannya.

Inilah Kaylee yang sebenarnya. Dia selalu tepat waktu dan melakukan segalanya dengan sempurna. Dia tidak banyak bicara namun sangat cepat dalam mendengar. Ada pepatah yang mengatakan lebih baik diam tapi tahu, daripada bicara tapi tak mengerti apa yang dibicarakan. Itulah yang dilakukan Kaylee sebagai alasan menutupi kepribadiannya yang tidak mudah bergaul dengan orang asing.

Karena itu, Kayle sangat jarang menyuarakan suaranya. Dia lebih memilih mendengar segala macam informasi yang diterimanya. Dia bisa memilah untuk menjadikannya sebuah pertimbangan keputusan yang akan diambilnya dan membuang hal yang tidak berguna.

Bahkan saat berhadapan dengan kedua orangtuanya sekalipun, Kaylee tidak pernah membantah atau membenarkan kalimat kedua orangtuanya dengan arogan. Dia akan menerima nasihat mereka jika memang itu adalah nasihat yang baik. Jika nasihat kedua orangtuanya tidak cocok dengan gaya kehidupannya, dia akan meminta izin untuk tidak melakukannya dengan nada yang sopan tanpa menyakiti perasaan kedua orangtuanya.

Seperti ketika dia memutuskan untuk memulai karirnya sebagai pianist padahal yang sebenarnya kedua orangtuanya adalah pemilik bank ternama yang sudah tersebar di seluruh dunia.

Tanpa perlu bekerjapun, Kaylee bisa hidup dengan nyaman dan segala kebutuhannya terpenuhi. Mereka bahkan memiliki seseorang untuk dijodohkan dengannya. Kaylee tidak keberatan dengan pilihan orangtuanya, tapi dia masih belum ingin menikah ataupun menjalin hubungan dengan seseorang.

Yang ingin dia lakukan saat ini adalah menjadi seorang aranger dalam jenis musik apapun. Entah itu musik klasik, kontemprorer, country dan lainnya. Impiannya ingin menguasai berbagai macam jenis musik dan memproduksi hasil musik yang indah dan dinikmati oleh semua orang.

Dia cukup beruntung memiliki orang tua yang pengertian. Mereka memberinya dukungan penuh dan selalu menyemangatinya.

Hanya saja... hari ini terasa berbeda. Itu semua gara-gara kalimat ibunya.

"Sebentar lagi Tuan Black akan datang kemari. Dia ingin bertemu denganmu, sayangku."

"..." Seperti biasa Kaylee hanya diam mendengarnya meskipun dia sama sekali tidak suka dengan pemberitahuan ibunya yang mendadak ini.

Tuan Declan Black adalah salah seorang yang hendak dijodohkan oleh orangtuanya. Entah kenapa ibu yang sangat disayanginya ini begitu terobsesi ingin berbesan dengan Tuan Besar Black.

Kaylee belum pernah bertemu dengan Declan sebelumnya tapi dia pernah mendengar namanya melalui anggota orkestra tetapnya.

Sama seperti dirinya, Declan seorang pianist sekaligus komposer yang sangat ahli di bidangnya. Bedanya, Declan tetap menggunakan nama keluarganya sebagai pemilik sejumlah properti termahal di Amerika. Mereka bahkan memiliki sebuah pulau pribadi.

Herannya, Declan tidak berminat melanjutkan usaha keluarganya dan lebih memilih menekuni musik. Kini pria itu menjadi salah satu ambasador musik sekaligus dosen pengajar di sebuah universitas. Dia tidak tahu universitas apa dan dia juga tidak tertarik untuk mencari tahu.

Kaylee memang mengagumi hasil karya pria itu, tapi dia juga memandang pria itu sebagai saingannya. Itu sebabnya dia sama sekali tidak suka kenyataan dia 'bertunangan' dengan pria yang selama ini dia anggap sebagai rival.

Kalau bisa rasanya ingin sekali mengungkapkan isi hatinya. Dia tidak ingin menikah. Dia tidak ingin menjalin hubungan spesial dengan pria manapun. Dia hanya ingin fokus pada karirnya dan menggapai cita-citanya.

Tapi dia berusaha menahan diri. Dia tidak ingin melukai perasaan kedua orangtuanya yang pasti akan disesalinya. Karena itu dia mengunci mulutnya rapat-rapat.

Tepat jam lima sore, sebuah mobil mewah bewarna hitam tiba di depan pintu gerbang rumahnya. Tidak lama kemudian muncul seorang pria dewasa dengan rambut rapi serta jas resmi yang terlihat mahal. Apapun yang dikenakan pria itu dari atas kepala hingga ujung kaki, tidak ada yang tidak bermerk. Benar-benar seorang pria yang berasal dari kalangan super.

Kaylee yang masih belum bisa melihat wajah 'tunangan'nya karena jarak antara lobi rumah dengan ruang tamu cukup jauh, merasa agak sedikit penasaran. Kenapa dia merasa pernah bertemu dengan Declan sebelumnya?

Ah, mungkin dia pernah melihatnya di sebuah majalah khusus? Tidak. Tidak mungkin. Kaylee sangat jarang membaca majalah atau mengikuti gosip terbaru di acara tivi. Dia paling tidak suka menghabiskan waktunya untuk berbagai hal yang tidak berguna. Karena itu tidak mungkin dia pernah melihat Declan di majalah atau di tivi.

Declan melangkah dengan penuh wibawa menghampiri Tuan dan Nyonya Rusell yang antusias menyambutnya.

Barulah Kaylee bisa melihat wajah Declan dengan jelas. Sekelebat ingatan muncul di benaknya... membuatnya pucat pasi.

Orang ini.. Declan Black adalah salah satu dari penguji ketika dia mengikuti ujian recital di universitas!?