Saat situasi sedang genting, tiba-tiba terdengar suara gerakan dari arah samping, "Terlambat sekali, siapa di sana? "
Astaga itu nenek!
Mata Xu Qiaoqiao langsung berbinar, ia dilepaskan karena nenek itu datang, dan seketika pengawal yang mengganggunya langsung berhenti melakukan aksinya.
"Nenek!" Dengan suara lemah dan sedikit tersedak, ia telah membuat semua orang yang mendengarnya jadi merasa kasihan.
Nenek Xu terkejut dan dan bertanya, "Qiaoqiao, apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Ia semakin terkejut melihat lagi, "Mushen? Kenapa kamu juga di sini?"
Xu Qiaoqiao mengulurkan tangannya meraih lengan orang tua itu.
Seorang anak yang sejak kecil dibesarkan di panti asuhan, menjadi terbawa perasaan sedih. Ia dapat mengetahui secara naluriah bahwa dalam keluarga ini salah satu orang yang menyayanginya adalah Nenek keluarga Xu!
Sekarang, Nenek Xu adalah satu-satunya penyelamatnya.
Memikirkan hal ini, ia menoleh, menatap Xu Mushen.
Xu Mushen mengangkat alisnya, lalu maju selangkah, "Nenek, aku ada di sini karena..."
Xu Qiaoqiao dengan galak memotong kata-katanya, "Nenek!"
Nenek itu terkejut, ia menoleh dan menatap Xu Qiaoqiao, "Kenapa?"
Seketika Xu Qiaoqiao menundukan kepalanya, kedua tangannya mengepal, ia terlihat sangat menyedihkan, "Nenek, sejak kecil aku dibesarkan di panti asuhan, tidak ada ayah, tidak ada ibu, jadi tidak ada yang mengajariku bagaimana menjadi manusia. Aku tidak bisa melakukan apapun, aku tidak pantas disebut sebagai Nona Xu, bisakah kalian mengusirku sekarang?"
"Anakku yang malang!" Mendengar itu nenek itu hampir saja menangis, ia memegang tangannya dan berkata, "Siapapun yang berani mengusirmu, maka ia harus terlebih dahulu menendang wanita tua ini! Semua orang yang terlahir bisa melakukannya, kalau ada yang tidak bisa, biar Kakakmu yang mengajarinya."
Xu Mushen hanya diam.
Ia hanya merasakan satu napasnya seakan ditekan dalam dadanya.
Mengapa orang ini ketika di depan nenek malah bersikap berbeda ketika di depan Xu Qiaoqiao? Benar-benar bisa menjadi dua orang yang sangat berbeda!
Xu Qiaoqiao mengangguk, "Ya, nenek, aku akan belajar dari Kakak dengan baik-baik."
Nenek itu menepuk bahunya dengan lembut, "Nak, kau sungguh penurut."
Xu Qiaoqiao merasa malu dan menundukan kepalanya. Namun sinar disudut matanya itu, bahkan masih menatap Xu Mushen dengan menjengkelkan.
Sebaliknya, sinar mata Xu Mushen sedikit meredup, "Nenek, hari sudah malam, saatnya bagimu untuk memanjatkan kitab suci."
Setiap hari, nenek secara rutin memuja Buddha pada waktu yang telah ditentukan, ini sudah menjadi kebiasaannya.
Nenek itu menjawab, "Ya, Qiaoqiao, kalau ada yang kau tidak tahu, tanyakanlah pada Kakakmu, aku pergi dulu."
Selesai mengatakan itu, ia berbalik dan berjalan dibantu oleh pengasuhnya. Beberapa saat setelah nenek itu berjalan agak jauh, barulah Xu Qiaoqiao berbicara, "Kakak, jadi aku mohon banyak mengajariku mengenai apapun!"
Ketika kata-kata itu terlontar, ia melihat mata Xu Mushen memancarkan cahaya gelap, ia berjalan maju satu langkah, melihatnya seperti itu membuat Xu Qiaoqiao ketakutan dan berteriak, "Nenek!"
Xu Mushen melangkahkan kakinya, menatapnya dengan waspada.
Mendengar suara teriakan itu nenek yang sudah berjalan jauh tiba-tiba menoleh kebelakang, "Ah? Ada apa?"
Xu Qiaoqiao mengedipkan mata besarnya mengatakan dengan tegas, "Aku hanya ingin memberitahumu bahwa besok pagi aku akan menemanimu untuk sarapan!"
Perempuan tua itu tertawa, "Yah, ya! Aku akan menunggumu besok pagi."
Dengan kata-kata nyonya tua ini, setidaknya malam ini, Xu Mushen tidak bisa mengusirnya.
Sejujurnya pria ini tidak pernah memedulikan orang lain, sombong dan arogan. Namun, hal itu berbeda ketika dihadapan neneknya.
Sebenarnya dari awal Xu Qiaoqiao telah menyadari bahwa ia akan selalu memiliki tempat khusus dimata nyonya tua itu.
Hanya saja ia tidak tahu, sampai dimana batas ia menempatkan nenek itu sebagai orang yang penting?
Apakah bisa membuat pria itu membiarkannya tetap tinggal demi neneknya?
Ia menunggu sampai perempuan tua itu pergi, Xu Qiaoqiao masih berdiri di tempatnya, ia menunggu keputusan akhir.