Chereads / Aku Mencintaimu Suatu Hari Nanti / Chapter 15 - Xu Qiaoqiao, Kau sudah Gila!

Chapter 15 - Xu Qiaoqiao, Kau sudah Gila!

Siraman Xu Qiaoqiao terlambat disadari oleh Liang Mengxian. Seketika itu, seluruh wajah Liang Mengxian basah dengan air.

Hal ini membuatnya marah dan berteriak, "Xu Qiaoqiao, kau sudah gila!"

Xu Qiaoqiao menatap sosok wanita di hadapannya itu, kedua matanya seperti melepaskan roh pembunuh yang dingin.

Liang Mengxian tidak menyukainya karena dialah yang merancang kejadian malam delapan bulan yang lalu. Ia sengaja melakukannya untuk merusak reputasinya dan supaya ia ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya. Karena saat ini ia tidak memiliki bukti apapun sehingga ia menanggung kesalahannya itu.

 Tapi bagaimana bisa dia memperlakukan Tiantian seperti itu?! Hanya karena kepentingannya sendiri, ia tega merusak kehidupan Tiantian?

Ia mengepalkan tangannya dan perlahan berkata, "Ingatlah Liang Mengxian, kali ini hanya air. Kalau lain kali kau melakukannya lagi, bukan hanya air yang aku siramkan!!"

Liang Mengxian menatapnya dengan terkejut dan ketakutan, "Kau…., kau berani!"

"Kenapa aku tidak berani!" Xu Qiaoqiao tersenyum dingin, melangkah ke depan, ia mendekati Liang Mengxian, "Seperti apa karakterku harusnya kamu yang paling tahu! kau sudah menggangguku, katakan apa yang tidak bisa kulakukan padamu?"

Liang Mengxian secara tidak sadar telah mengambil langkah mundur, saat ketika ia menyadari gerakan ini, seluruh tubuhnya gemetaran, "Kamu ..."

Nada suaranya terdengar sangat buruk, tetapi sesaat kemudian, dia seperti melihat sesuatu dan sikapnya tiba-tiba berubah. Dia menundukkan kepalanya dengan kesal dan suaranya terdengar seperti ingin menangis, "Qiaoqiao, aku tahu aku mengusirmu ini tidak benar, tapi aku memohon padamu! Bahkan jika kau memukulku dan memarahiku, aku hanya ingin memberitahumu, tolong menjauhlah dari mereka dan merusak kehormatan mereka. Kau tahu, setiap anak menginginkan keluarga! Jadi tolong jangan datang lagi!"

Xu Qiaoqiao mengerutkan keningnya, ia berbalik dan benar saja yang ia lihat. Entah sejak kapan kepala panti asuhan telah berdiri di belakangnya.

Sejak kecil tumbuh dan dibesarkan di panti asuhan itu, kepala panti asuhan selalu merawat dan memperhatikannya layaknya ibunya sendiri. ia adalah orang yang paling disayanginya sejak dulu, orang tua yang paling dihormatinya.

Saat ini terlihat wajah kepala panti asuhan itu membiru, kedua matanya terlihat sangat bingung dan kecewa.

Xu Qiaoqiao ingin menjelaskan sesuatu, tetapi sebelum berbicara, kepala panti itu menghela nafas, "Aku salah, aku seharusnya tidak memanggilmu kembali."

Kata-katanya, seperti tersangkut di tenggorokannya.

Hatinya, seperti menjadi tangan tak terlihat namun memiliki cengkraman yang kuat. Hal itu membuat Xu Qiaoqiao merasa sakit karena tidak bisa bernafas dengan lancar, kemudian mendengar kepala panti meneruskan bicaranya,"Qiaoqiao, lebih baik kau pergi dan jangan datang lagi."

****

Xu Qiaoqiao yang malang. Setelah diusir pun dia masih berdiri di luar pintu, menatap kepala panti menutup rapat gerbang panti asuhan. Di depan matanya ada beberapa anak-anak, saat ia pergi, di matanya tidak menyembunyikan kebencian terhadap diri Xu Qiaoqiao sedikitpun.

Dunia anak-anak adalah yang paling mudah, tapi juga menjadi bagian yang paling menyakitkan.

Seketika dia tersenyum pahit. Dirinya tidak tahu berapa lama ia sudah berdiri di sana, akhirnya ia berbalik dan pergi. Tanpa sadar, sebuah kalimat terlintas di benaknya, 'Hidup lebih dari sekadar apa yang kaulihat di depan matamu, masih ada ada puisi dan tempat yang jauh.'

Oleh karenanya, melihatlah ke depan.

Xu Qiaoqiao menyesuaikan suasana hatinya, ia datang ke kantor.

Hal yang dikatakan kantor itu, nyatanya hanya sebuah bangunan perumahan tua yang hanya ada satu kamar tidur dan satu ruang tamu, karyawan hanya ada tiga orang termasuk dirinya.

Ia baru saja memasuki kantor, lalu ia melihat seorang gadis mengenakan pakaian formal, "Kak Qiaoqiao, hari ini Tuan Jin membayar biaya komisi pada kami, bukankah nama perusahaan ini didaftarkan atas nama Anda, jadi ini harus menggunakan kartu identitas dan kartu bank Anda. "

"Baiklah, aku ambilkan untukmu."

Setelah berkata demikian, tangannya merogoh saku celana jinsnya. Sesaat kemudian, dia seperti membatu, kaku di tempatnya berdiri.

Setelah beberapa lama, ia tiba-tiba ingat sesuatu!

Kemarin saat bertemu kekasih gelap Tuan Jin, Jia Jia di club. Supaya dia dapat berlari dengan nyaman, dia menaruh dompetnya di bantal yang ditaruh di perutnya!