Chereads / Kesempatan Kedua / Chapter 3 - Pengorbanannya

Chapter 3 - Pengorbanannya

"Jiang Yao, kamu sudah gila!" Wen Xuehui memarahinya karena dia cemas. Dia sebenarnya juga ingin menolong tapi ketika dia melihat tanah yang makin banyak dan licin, dia tidak ingin mereka semua mati sia-sia di sini setelah di selamatkan oleh si petugas.

"Xuehui, dia adalah suamiku, Lu Xingzhi," teriak Jiang Yao sambil menangis, "Lu Xingzhi! Lu Xingzhi! Apakah kamu bisa mendengarku? Semoga kamu masih hidup. 

Pada saat ini, Jiang Yao mengerti arti ketakutan yang sesungguhnya. Dia takut bahwa Lu Xingzhi akan mati di sini, takut dia akan kehilangan suaminya yang dia hindari selama ini.

Apakah kau pernah berpikir betapa kuatnya nyawa seseorang? Tanpa kaki dan tangan juga masih bisa hidup, tanpa setengah liver dan lambung juga masih bisa hidup. 

Tetapi apakah kau juga pernah merasakan betapa lemahnya nyawa seseorang? Dalam sekejap, orang yang masih hidup bisa berubah menjadi hanya selembar foto hitam-putih. Inilah lemahnya nyawa manusia.

"Jiang Yao, aku turut berduka cita, dia sudah meninggalkan dunia ini dan tidak akan kembali lagi" Wen Xuehui memeluk Jiang Yao yang tidak berbicara selama beberapa hari ini. Dia sendiri juga tidak tahu harus bicara apa kepada Jiang Yao. 

Saat Jiang Yao menangis dan berteriak bahwa orang yang terkubur itu suaminya, dia terkejut sampai tidak dapat mengendalikan diri. Saat itu, si petugas yang bersama Jiang Yao juga membantu menggali tanah. 

Jika bukan karena beberapa petugas yang datang kemudian menarik mereka, maka mereka semua juga akan terkubur di bawah longsoran tanah. 

Setelah hujan berhenti, petugas membersihkan tempat di mana terjadi tanah longsor itu serta menemukan mayat suami Jiang Yao. Pada malam itu dua orang petugas, dua anak kecil, serta satu orang tua telah mati. Wen Xuehui berpikir, selama sisa hidupnya dia tidak akan berani berpikir kembali mengenai malam ini. Semua orang berduka cita dalam tangis. Saat itu, wajah Jiang Yao juga nampak pucat.

"Kakak Ipar, ini barang-barang kapten." Mata petugas itu nampak merah saat mengambil barang Lu Xing Zhi dan menyerahkan barang-barang itu kepadanya, "Di dalam kotak ini terdapat medali dan sertifikat milik kapten, seragam ini adalah pakaian kerja kapten. Kakak Ipar, maaf…"

Jiang Yao melihat barang-barang Lu Xing Zhi yang berada di depan matanya, yang saat ini sudah menjadi peninggalannya. Dia membuka kotak kayu kecil yang berada di paling atas dan berkata, "Sejak kapan di berpindah ke sini?"

"Sudah hampir dua tahun." Si petugas menjawab, "Waktu kakak ipar pergi menjadi dokter relawan, kapten sudah pindah ke sini". 

"Jadi waktu aku pergi ke base camp kalian, dia sudah berada di sana. Ya~ jadi pada saat itu, kalian sudah tahu hubunganku dengan dia? " Jiang Yao memegang dadanya yang sakit, tetapi dia juga tidak bisa menjelaskan rasa sakit ini. "Ah, itu mengapa pada saat itu, saat kalian bertemu denganku, kalian memanggilku kakak ipar."

Pada saat itu, Jiang Yao berpikir bahwa panggilan kakak ipar itu hanya sebuah julukan. Ternyata pada saat itu Lu Xingzhi berada di base camp-nya untuk bertugas, tapi juga menghindari Jiang Yao, karena dia tahu kalau Jiang Yao mengetahui bahwa dia berada di sini maka Jiang Yao akan pergi dari desa ini.