Chereads / Kesempatan Kedua / Chapter 6 - Sembilan Belas Tahun yang Lalu

Chapter 6 - Sembilan Belas Tahun yang Lalu

Setelah membuka matanya, Jiang Yao tidak menyadari berapa lama dia telah tidur. Kalau bukan karena surat wasiat dan pengorbanan Lu Xingzhi, mungkin dia selamanya tidak akan percaya bahwa dia akan sengsara jika kehilangan suaminya itu. 

Dia ingat bahwa dia telah mengemasi barangnya dan berhenti dari pekerjaannya, serta meninggalkan daerah pegunungan itu untuk kembali ke kota Yutian. Tetapi saat dia membuka selimut besar berwarna merah yang melingkupinya, dia baru menyadari bahwa posisinya saat ini bukan di asrama kecil di pegunungan.

Kamar yang terang dengan ubin putih di lantai, serta gorden abu-abu panjang yang menggantung di depan jendela dari dinding yang tinggi. Dia pun memandang keluar melalui tirai yang sedikit terbuka, sehingga ia dapat melihat sebuah pohon yang telah ditebang. 

Ini adalah rumah Lu, kamar ini adalah kamar pernikahannya dengan Lu Xingzhi. Semua perabot di ruang ini sesuai dengan kesukaannya, bahkan pohon-pohon yang berada di halaman itu ditebang walaupun itu adalah pohon yang ia tanam sendiri, karena ayah Lu menyadari bahwa pohon-pohon itu begitu berisik dan membuat Jiang Yao tidak bisa tidur. 

Tanggal di kalender di mejanya juga memberitahu dia bahwa hari ini adalah sebuah hari di musim panas ketika dia selesai ujian pada usia sembilan belas tahun. Dia telah dilahirkan kembali pada usia sembilan belas tahun dan pernikahannya dengan Lu Xingzhi baru saja dimulai. 

Pintu kamar tiba-tiba diketuk dan Jiang Yao melihat ke arah pintunya. Seseorang berseragam coklat telah muncul di hadapannya dengan tas kain kecil di tangannya. Ketika dia masuk, dia terus menatap Jiang Yao yang berdiri di dekat jendela. 

"Apakah kamu sudah bangun?" Lu Xingzhi meletakkan tas kecilnya di kursi dan berjalan menuju Jiang Yao. Dia mengerutkan kening dan nada suaranya menjadi agak rendah, "Ibu mengatakan kepadaku di telepon bahwa kamu pilek beberapa hari ini. Pagi ini, ketika aku turun dari kereta dan menelepon ibu, ibu bilang kamu semalam demam. Apakah kamu sudah merasa lebih baik ? Sudah makan? Minum obat? "

Di telinganya hanya ada suara Lu Xingzhi yang berisi kecemasan dan perhatian. Orang ini, yang begitu membosankan, kenapa bisa tiba-tiba menjadi cerewet? Alasannya adalah karena Lu Xingzhi mencemaskannya. Karena sudah terlalu lama, Jiang Yao juga tidak ingat sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan Lu Xingzhi dan mendengar suaranya dari jarak sedekat itu.

Untuk menghindari dia, Jiang Yao pergi ke sebuah desa di mana tidak ada dokter, dan ia pun menjadi dokter relawan di sana. Akhirnya, dia tinggal di sebuah sekolah dasar dan bekerja bersama Wen Xuehui menjadi dokter di sekolah itu dan juga di sebuah klinik. 

Jiang Yao bekerja di klinik di sebuah desa yang sangat terpencil sampai surat juga tidak dapat terkirim ke sana. Terhitung ada satu atau dua tahun, dua orang itu tidak pernah bertemu dan menelepon sampai malam penuh hujan itu.

Sekarang, melihat Lu Xingzhi yang muda, berdiri di depannya, dia terpikirkan kata-kata yang di surat wasiatnya tentang cintanya terhadapnya. Hati Jiang Yao merasa tidak nyaman. "Kenapa? Di mukaku ada sesuatu kah? " Lu Xingzhi tidak heran bahwa dia tidak mendapat jawaban dari Jiang Yao karena mereka berdua memang tidak sering berbicara.

Hanya saja, sekarang Jiang Yao sedang sakit, jadi Lu Xingzhi menjadi lebih cemas sehingga dia ingin menyentuh dahi Jiang Yao. Tetapi, dia juga sadar bahwa Jiang Yao memandangnya terus berpikir karena Jiang Yao tidak begitu suka ketika dia menyentuhnya. Dia sedikit takut bahwa mungkin Jiang Yao akan marah.