"Hanya memikirkanmu," Jiang Yao tersenyum kepada Lu Xingzhi. "Oh ya, kenapa kamu bisa pulang pagi sekali?"
Karena sudah lama, Jiang Yao sudah tidak ingat apa yang terjadi pada hari di liburan musim panas ini. Namun, dia ingat bahwa liburan musim panas setelah ujian perguruan tingginya tidak cukup bagus untuknya. Lu Xingzhi tampaknya tidak mendengar apa yang Jiang Yao katakan karena pikirannya sekarang hanya penuh dengan jawaban Jiang Yao, yaitu 'hanya memikirkanmu.'
Jiang Yao berkata, "Memikirkan aku?"
Lu Xingzhi merasa skeptis terhadap apa yang baru saja ia dengar, apakah dia sedang bermimpi. Ah~ apakah benar-benar ada suatu hari di mana Jiang Yao akan memeluk dan memikirnya?
"Di rumah ada telepon, kalau kamu rindu kepadaku, kamu bisa menelepon ke base camp dan cari aku. Lain kali tidak usah menahan diri." Lu Xingzhi memberitahu Jiang Yao dengan nada yang serius, walaupun Jiang Yao tidak tahu apakah perkataan Lu Xingzhi itu serius atau tidak, tapi dia benar-benar memikirkan Jiang Yao.
Kondisi Keluarga Lu di kota termasuk baik, Meskipun ayah Lu Xingzhi, Lu Haitian, hanya mengajar di sekolah menengah di kota dan Ibu Lu hanyalah seorang guru bahasa di sekolah dasar. Namun adik Lu Haitian, Lu Haixing, adalah pemilik pabrik batu bata dan makanan yang besar. Kakak beradik ini mempunya hubungan yang baik sehingga saat Lu Haixing menghasilkan uang, dia juga membagikan keuntungannya kepada abangnya dan menjadikan dia sebagai pemegang saham pabriknya. Jadi, Lu Haitian tetap mendapat banyak uang tiap tahun walaupun dia tidak mengurus pabrik batu bata dan makanannya. Jadi, Keluarga Lu merupakan keluarga yang terkenal dan kaya di seluruh kota.
Misalnya tempat yang Jiang Yao tinggal sekarang merupakan villa berlantai dua yang hanya ada dua di kota ini. Satu villa ini di rumah Lu Haixing yang berada di ujung dan satu lagi itu rumah keluarga Lu yang sekarang Jiang Yao tinggal. Villanya juga terpasang telepon sehingga ketika Ibu Lu memikir anak laki-laki dan perempuannya dia dapat langsung menelepon menggunakan telepon yang dirumah. Biasanya sekali telepon itu dua puluhan menit dan sama sekali tidak merasa sayang tentang uang telepon.
Melihat Jiang Yao tidak berbicara lagi, Lu Xingzhi juga diam saja, karena dia tidak tahu apa yang dipikirkan Jiang Yao. Sesuai kata orang, hati seorang wanita susah dimengerti. Lu Xingzhi sangat percaya hal ini karena dia juga tidak tahu apa yang dipikirkan Jiang Yao. Tiba-tiba, dia terpikirkan kata-kata yang tadi dibilang Jiang Yao. Lu Xingzhi baru sadar bahwa Jiang Yao sedang menunggu dia menjawab. "Saat ini, di base camp tidak ada masalah penting, jadi aku cuti untuk pulang. Dan kalau dipotong waktu perjalanan, aku dapat berada di rumah selama dua malam."
Lu Xingzhi sedang menghitung waktu, dan surat pemberitahuan penerimaan Jiang Yao seharusnya sudah tiba dalam beberapa hari ini, jadi ia baru ingin meminta cuti. Cuaca di utara sangat berbeda dengan di sini, jadi dia terus berpikir di base camp. Akhirnya, dia merasa lebih baik pulang untuk secara langsung menjelaskannya kepada Jiang Yao.
Jiang Yao mengangguk dan berkata, "iya," lalu menatap ke jari kakinya. Kemarin, saat ia mendengar suara Lu Xingzhi, ia merasa sangat bosan dan terganggu, walaupun Lu Xingzhi tidak sering berbicara. Tapi, hari ini suaranya terasa sangat hangat dan menenangkan di telinga Jiang Yao.
Pada saat ini, ada suara orang yang sedang berbicara dari lantai bawah. "Mungkin ayah dan ibu sudah pulang. Waktu aku menelepon ibu, dia bilang setelah selesai mengajar pagi ini, dia akan minta cuti pulang dan sepertinya juga ada suara ayah. "Lu Xingzhi menjelaskan kepada Jiang Yao yang berada di sampingnya. Lalu, dia memandang Jiang Yao dan berkata, "Ganti baju lalu turunlah, aku akan menunggumu di bawah."
Setelah berbicara, Lu Xingzhi menutup pintu dan kemudian turun. Rumah Keluarga Lu adalah rumah kecil mewah berlantai dua. Kamar Lu Xingzhi dan Jiang Yao ada di lantai dua. Setelah turun, Lu Xingzhi melihat orang tuanya yang sedang berdiri dan berbicara di ruang tamu.