Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 53 - Kamu Tidur di Lantai

Chapter 53 - Kamu Tidur di Lantai

Chi Huan menatap pria yang duduk di seberangnya dan perlahan-lahan, ia mengerutkan bibirnya. Mo Shiqian telah merawatnya selama dua hari terakhir. Walaupun terkadang pria ini menyebalkan dan membuatnya kehilangan kesabaran, dalam hati ia tahu bahwa pria ini masih begitu sabar menghadapinya. Namun, meskipun sekarang kondisi Chi Huan jauh lebih baik, ia belum benar-benar pulih sepenuhnya sehingga ia ingin kembali berbaring setelah makan.

"Mandi dulu baru tidur," kata Mo Shiqian, menyuruh Chi Huan mandi.

"Aku sudah bilang, tidak ada baju ganti."

"Kalau begitu, tidak usah ganti baju."

"Jorok sekali."

"Bukankah lebih jorok jika kamu tidak mandi?"

Kata-kata Mo Shiqian sukses membuat Chi Huan terdiam. Ia pun menggigit bibirnya, lalu berkata, "Aku tidak mau tinggal di sini. Aku mau tinggal di hotel."

Mo Shiqian menatap Chi Huan selama sepuluh detik. Saat Chi Huan yang sangat kesal bersiap-siap mengambil tasnya, Mo Shiqian berkata dengan santai, "Aku akan memberitahu alamat hotelnya pada paparazi."

Lagi-lagi, kata-kata Mo Shiqian membuat Chi Huan hanya bisa terdiam. Mo Shiqian berjalan ke arahnya dan menatapnya, lalu berkata, "Kamu pakai pakaianku saja setelah mandi. Cuci bajumu dan letakkan di mesin pengering. Besok aku akan pergi ke mall untuk membeli beberapa baju dan kebutuhan sehari-hari."

Chi Huan berdiri sambil mengerucutkan bibir, lalu bergumam, "Tapi aku tidak bisa jika tidak memakai dalaman."

Mo Shiqian diam sejenak, lalu ikut mengerucutkan bibirnya dan berkata dengan nada seolah ia tidak berdaya, "Lalu, setelah kamu mencuci pakaian dalammu, haruskah aku membantu mengeringkannya?"

Chi Huan kembali terdiam. Menyuruh pria mengeringkan pakaian dalamku dan menyuruhnya memegang pakaian dalamku dengan tangannya itu sangat memalukan, pikirnya.

Karena Chi Huan tidak juga menjawab, Mo Shiqian mengangkat alisnya. "Atau, jika kamu tidak mau mencucinya sendiri, biar aku yang mencucinya untukmu."

"Aku akan mencucinya sendiri!" jawab Chi Huan cepat-cepat.

Mo Shiqian mengangkat dagunya dan menunjuk ke arah tempat tidur. "Pergilah..." kata Mo Shiqian dengan ringan.

Setelah membicarakan hal ini, Chi Huan masih menatap Mo Shiqian dan masih tidak mau pergi. Mo Shiqian memberinya satu-satunya set baju dan menurutnya cocok dipakai Chi Huan. Karena ia pendek dan Mo Shiqian tinggi, baju itu kepanjangan hingga bisa mencapai lututnya. Ia pun menerimanya dan mengeluh dengan wajah sedih. "Aku sedang sakit dan aku tidak mengerti, kenapa kamu tidak terpikir untuk membelikanku pakaian atau kebutuhan sehari-hari? Aku sekarang tidak punya pembersih, masker, atau produk perawatan rambut. Aku juga harus menggunakan masker susu setiap hari."

Mo Shiqian berpikir, Padahal baru saja dia bilang dia tidak mau mandi. Tapi, sekarang dia bilang dia ingin menggunakan masker susu.

"Jika semua dibeli, apakah akan habis dalam satu hari?" tanya Mo Shiqian sambil menatap Chi Huan.

Chi Huan hanya diam sambil dalam hati berkata, Aku berjanji akan menamparmu. Baru saja ia mengambil dua langkah ke depan, tiba-tiba ia berhenti dan bertanya, "Apartemen ini... Kamu membelinya atau menyewanya?"

Saat sampai di sini, Chi Huan tidak tahu akan seperti apa bentuk apartemennya dari luar. Namun, apartemen ini ukurannya dua kali lipat dari apartemennya sendiri dan didekorasi dengan bagus. Tempat ini memang tidak terlihat mewah, karena memang semuanya tidak bisa dibeli dengan sesuka hati.

"Milikku," jawab Mo Shiqian.

Chi Huan memandang Mo Shiqian beberapa detik, lalu berkata, "Oh..."

Kemudian, Chi Huan tidak bertanya lagi. Ia masuk ke kamar mandi, melepas pakaiannya, lalu mencuci pakaian dalamnya dengan tangan dan detergen. Ia menggosoknya sampai beberapa kali dengan tangan putihnya sendiri. Ia merasa puas karena pakaiannya sudah bersih, tapi ia enggan mencium baunya. Setelah itu, ia membuka pintu lalu mengulurkan tangan dan memanggil, "Mo Shiqian... Mo Shiqian..."

Saat hendak memanggil Mo Shiqian untuk yang ketiga kalinya, terdengarlah suara pria itu. Memikirkan hal ini membuat Chi Huan malu, tapi ia tetap berkata, "Mo Shiqian, tolong segera keringkan ini dan bawakan kepadaku. Setelah mandi, aku mau memakainya."

"Baiklah..."

Sesudah mandi dan pakaian dalamannya sudah dikeringkan, Chi Huan memakai handuk di rambutnya dan keluar dari kamar mandi mengenakan kemeja putih besar yang diberikan Mo Shiqian. Tidak ada sandal wanita, sehingga ia hanya bertelanjang kaki. Chi Huan menaruh pakaiannya di mesin cuci, kemudian mengeringkannya. Setelah kembali, Mo Shiqian pun mengeringkan rambut Chi Huan.

"Apakah suasana hatimu sudah membaik?" tanya Mo Shiqian sambil mengeringkan rambut.

"Apa maksudnya?"

Chi Huan bertanya-tanya apakah ia terlihat seperti orang yang sedang dalam suasana hati buruk. Ia hanya merasa tidak enak badan. Siapa orang yang senang saat tubuhnya sedang sakit? Mo Shiqian hanya tersenyum sedikit.

Selain tubuh yang sedang sakit, hati yang tidak nyaman akan membuat orang secara tidak sadar lebih ingin menikmati kemalasan dan membuat orang juga merasa lebih tidak nyaman di saat yang sama. Begitu pula halnya dengan wanita. Di saat seperti itu, mereka hanya ingin berbaring di tempat tidur. Tidak ingin makan, tidak ingin mandi, dan tidak ingin melakukan apapun.

"Mo Shiqian..." kata Chi Huan, menoleh ke arah Mo Shiqian dengan tatapan serius.

Mo Shiqian duduk di sofa seberang dan mengambil teh dari meja. "Ada apa?"

"Hm... Aku ingin memberitahumu bahwa kesehatanku belum pulih. Meskipun aku tinggal selama dua hari di apartemenmu, aku denganmu tidak bisa..."

Mo Shiqian menatap Chi Huan dengan geli, lalu bertanya, "Denganku apa?"

"Tubuhku masih belum sehat benar. Aku belum bisa melakukan itu denganmu."

Mo Shiqian tampak tidak peduli dan bertanya dengan santai, "Kalau sudah sehat, bisa melakukannya?"

"Tunggu sampai kesehatanku baik dulu."

"Baiklah."

"Dan juga..."

Mo Shiqian menaikkan alisnya menunggu kata selanjutnya.

"Aku tidak mau tidur seranjang denganmu."

Mo Shiqian tidak mengatakan apapun untuk beberapa saat.

"Kamu harus tahu bahwa pasangan yang sedang masa-masa pendekatan saja tidak berbagi ranjang, sedangkan kita bisa bersama karena suatu kecelakaan," kata Chi Huan.

"Aku hanya punya satu kasur."

"Kamu tidur di lantai," kata Chi Huan sambil menegakkan punggungnya.

Mo Shiqian tidak marah. Namun, ia hanya menatap Chi Huan sejenak lalu menyipitkan matanya dan tersenyum. "Kamu mau aku tidur di lantai?"

Bukan sofa, ruang kerja, atau ruangan lain. Tapi lantai.

Chi Huan membenahi posisi duduknya dan bersila di sofa. "Memangnya kenapa kalau di lantai? Bukankah kamu seharusnya malah dipenjara?"

Chi Huan berpikir bahwa ia telah rugi besar. Meskipun ia tidak mau menyuruh Mo Shiqian menyerahkan diri untuk dipenjara, tapi sebenarnya ia masih tidak peduli dan tidak mau melakukan hal itu.

"Tidur di lantai? Apakah kamu tidak punya hati?"

"Iya, karena kamu tidak mendapat hukuman sama sekali. Dan bersamaku adalah berkah bagimu," kata Chi Huan dengan bangga.

Alis Mo Shiqian tidak berubah, tapi ia bisa samar-samar merasakan keinginan untuk tertawa.

Chi Huan berdiri dari sofa, lalu berkata, "Kalau begitu, aku mau tidur dulu. Pergilah berbelanja besok. Tunggu sampai aku merasa bahwa kamu benar-benar baik. Saat itulah kamu boleh tidak tidur di lantai."