Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 52 - Mo Shiqian, Kamu Jijik Padaku?

Chapter 52 - Mo Shiqian, Kamu Jijik Padaku?

Wah... Rasanya sangat enak dan lezat. Bubur buatan pria ini sangatlah enak.

Chi Huan memakan buburnya dengan tenang dan patuh hingga akhirnya semangkok bubur itu habis. Setelah itu, Mo Shiqian menuangkan segelas air hangat lagi untuknya dan menyelimutinya. Kemudian, Mo Shiqian meninggalkan kamar dengan tenang. Chi Huan yang saat itu sedang mengantuk dan masih merasa tidak nyaman pun segera tertidur.

Di ruang tamu, tas Chi Huan yang berada di sofa terus-menerus bergetar karena ponselnya di dalam tas itu berdering. Namun, Mo Shiqian tidak memedulikannya hingga ponselnya sendiri yang diletakkan di atas meja juga mulai bergetar. Ia pun berjalan dan mengambil ponselnya, lalu melihat nama yang tertera di layar ponsel.

Ketika Mo Shiqian menjawab telepon tersebut, langsung terdengar suara dari ujung telepon. "Mo Shiqian..."

"Ada masalah apa, Tuan Mo?"

"Di mana Chi Huan sekarang?"

Mo Shiqian melangkahkan kakinya yang panjang menuju depan jendela dan memasukkan satu tangannya ke saku celana. Lalu, ia menatap ke bawah jendela dan bertanya balik, "Ada apa mencari dia?"

Mo Xigu terdiam selama beberapa detik. Ia bisa merasakan bahwa Mo Shiqian sedikit berubah. Ia pun menjawab, "Chi Huan tidak ada di apartemen dan tidak ada di rumah keluarga Chi. Manajer dan semua temannya tidak bisa menghubunginya." Ia diam sejenak dan melanjutkan, "Kamu adalah orang yang mengantarkannya pergi. Seharusnya kamu tahu di mana dia sekarang."

Dia di mana? Di kamarku, batin Mo Shiqian. Ia menyipitkan matanya, lalu berkata, "Dia kehujanan semalam. Kemungkinan dia sedang pilek dan tidak enak badan sekarang."

Semalam kehujanan? pikir Mo Xigu yang sedang duduk di ruang kerjanya dan memegang ponselnya dengan erat. Ia tiba-tiba teringat kata-kata wanita itu. "Kamu boleh mencintainya, tapi kamu tidak seharusnya menipuku. Mo Xigu, aku sangat kecewa padamu," begitu kata Chi Huan malam itu.

Berarti, dia tahu apa yang terjadi semalam, batin Mo Xigu. Tenggorokannya seperti tercekik. "Di mana dia sekarang?" tanyanya dengan suara lirih.

Mo Shiqian tersenyum simpul. "Tuan Mo, Anda tampaknya selalu mencintai dan memedulikan orang yang seharusnya tidak Anda pedulikan."

Kata-kata ini terdengar sangat sederhana, tapi maknanya sangat dalam. Mendengarnya, wajah Mo Xigu seketika menjadi muram. "Mo Shiqian!"

"Tuan Mo, daripada Anda memedulikan Chi Huan, lebih baik selesaikan saja masalah Su Yabing dan Yang Hao. Selesaikan juga konflik antara ibu dan pacar Anda. Bukankah dia wanita pilihan Anda?"

Mo Xigu tidak berkata apa-apa. Namun, Mo Shiqian bisa mendengarkan napas pria itu berderu begitu cepat. Mo Shiqian pun membuka bibir tipisnya dan berkata dengan suara pelan, "Bahkan, jika Anda menyesalinya, Anda hanya bisa merasakan penyesalan itu. Chi Huan menyukai Anda, tapi dia hanya menyukai Anda. Dia menikahi Anda hanya karena dia berpikir Anda tidak akan tergoda oleh orang lain dan tidak akan menipunya..."

Ada sedikit seringai dalam suara Mo Shiqian dan seperti ada ejekan. "Sekarang, Anda tidak akan bisa lagi bertemu dengannya dan dia tidak akan melirik Anda lagi. Jadi, sebaiknya Anda tidak usah kembali lagi."

Setelah mengatakan itu, Mo Shiqian mematikan teleponnya. Kemudian, ia menatap air hujan yang sedang menetes di jendela. Sebelum ia menoleh ke belakang, ada lagi telepon masuk.

"Tuan Chi?"

"Apakah Chi Huan sedang bersamamu?"

"Benar."

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia sedang sakit dan tidak enak badan. Dia sedang tidur."

"Di mana kalian sekarang?"

"Di apartemen saya."

"Apa maksudmu?"

"Seperti yang Anda tahu."

"Kapan kejadiannya?"

"Pagi ini."

Tuan Chi terdiam beberapa detik, kemudian berbicara perlahan, "Aku ingat ketika dulu kamu kembali dari Amerika dan aku melihat bahwa kamu orang yang baik. Aku bertanya padamu, bersediakah kamu mengejar putriku? Tapi, kamu bilang bahwa kamu sudah bertunangan."

"Ini tidak seperti dulu."

"Baiklah, Shiqian. Aku akan dengan tenang membiarkanmu melindunginya dan akan dengan tenang memberikannya kepadamu. Jadi, jangan mengecewakanku."

"Saya akan menjaganya."

———

Chi Huan telah tidur seharian dari siang sampai malam. Hingga akhirnya, Mo Shiqian membangunkannya saat waktunya untuk makan dan minum obat. Mo Shiqian juga yang menyuapinya makan dan minum obat. Awalnya, ia masih marah pada Mo Shiqian. Namun, ia merasa bahwa membuat keributan dengan pria ini hanya akan sia-sia. Jadi, walaupun saat ini ia sedang benci dan penuh dendam pada Mo Shiqian, sekarang ia hanya bisa menurut untuk makan dan minum obat.

Keesokan harinya, Dokter Fang memberikan infus untuk dipasang di hari selanjutnya. Di malam harinya, nafsu makan pun Chi Huan mulai membaik. Namun, yang membuat Chi Huan marah adalah Mo Shiqian yang tidak mengizinkannya makan di dalam kamar dan ingin membawanya ke dapur.

"Aku masih sangat lelah dan tidak punya energi," rajuk Chi Huan dengan wajahnya yang masih pucat.

Mo Shiqian menyibakkan selimut dan merentangkan tangan ke arah Chi Huan. "Aku akan menggendongmu."

Chi Huan tidak mau bergerak. "Tempat tidurnya hangat dan nyaman."

Cuaca benar-benar dingin, tapi apartemen Mo Shiqian memiliki sistem pemanas yang hangat. Walaupun hanya memakai piyama, mereka tidak akan kedinginan. Mo Shiqian berkata dengan lembut, "Jika makan di kamar, nanti bisa bau."

Chi Huan hanya diam menatap Mo Shiqian. Ia pun menjatuhkan dirinya kembali di kasur dan menutupi dirinya dengan selimut sampai ke lehernya. "Kalau begitu, aku tidak akan makan. Sebenarnya aku memang tidak mau makan, tapi kamu saja yang memaksaku makan."

Mo Shiqian mengangkat selimut itu, melemparnya ke samping, lalu bersiap menggendong Chi Huan. "Setelah makan, mandi dan keramas."

"Aku tidak ada baju ganti."

"Kalau tidak mandi, pasti bau."

"Mo Shiqian, apa kamu jijik padaku?"

Chi Huan berpikir bahwa bagaimanapun, ia adalah seorang wanita dan ia sedang tidak memiliki energi. Mo Shiqian boleh saja memaksanya makan dan minum obat karena itu semua demi kesehatan tubuhnya. Tapi, masalah jiijk... Mo Shiqian benar-benar membuatnya marah.

"Rambutmu juga sudah berminyak," kata Mo Shiqian lagi.

Chi Huan menjadi semakin marah. Aku sudah keramas setelah kehujanan dan aku baru satu hari tidak keramas. Bagaimana mungkin rambutku sudah berminyak? pikirnya kesal. Tapi, setelah berpikir begitu, ia menyentuh rambutnya sendiri. Mo Shiqian melihat Chi Huan menyentuh rambutnya sendiri dengan ekspresi bingung di wajahnya yang juga terlihat sangat imut.

"Rambutku masih bersih," kata Chi Huan.

Mo Shiqian menggendong Chi Huan dan meletakkannya di kursi makan, lalu berkata, "Makanlah."

Chi Huan mendengus sambil mengambil sumpit dan mulai makan. Meskipun dua hari terakhir ini Mo Shiqian terus memaksanya, ia hanya makan sedikit. Saat ini, tubuhnya sudah lumayan membaik dan nafsu makannya sudah kembali. Selain itu, makanan yang ada di atas meja tidak hanya banyak dan menggiurkan, tapi aromanya membuat orang merasa lapar.

Chi Huan mencicipi ikan dan rasanya sangat lezat. Ia pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Di mana kamu membeli makanan ini? Rasanya sangat enak."

Bubur yang Chi Huan makan kemarin juga rasanya begitu enak. Bahkan, jauh lebih enak dari yang biasanya ia beli.

Mo Xigu yang saat itu sedang menyendok sup kemudian menatapnya dan berkata dengan ringan, "Apakah ini terlihat seperti dibeli?"

Chi Huan menggigit sumpitnya dan membelalakkan matanya. "Kalau tidak beli, jangan-jangan... Kamu memasaknya sendiri??"

Chi Huan tidak pernah memasak sendiri di rumah dan ia selalu membeli makanan pesan antar atau menyuruh pelayan keluarga Chi. Karenanya, ia tidak pernah terpikir bahwa makanan ini adalah masakan Mo Shiqian.

"Makanlah..." kata Mo Shiqian sambil meliriknya.