Chereads / ~Reias~ Mythology / Chapter 4 - Part 3. Ayane Takamine

Chapter 4 - Part 3. Ayane Takamine

Sambil menarik kursi untuk duduk, Shidou kemudian meletakan tray makanannya di meja secara perlahan. Shidou kemudian melihat ke arah Siswi yang saat ini duduk tepat didepannya.

Ayane Takamine. Gadis ini adalah salah satu murid pintar dari kelas 2-A. 1 Tahun dibawah Shidou Amane yang berada di kelas 3-B.

Ayane Takamine memiliki warna mata kebiruan layaknya langit, Rambut hitam panjang yang lurus dan berkilauan, raut wajah yang sangat cantik dengan penuh senyuman, serta tubuh atletis berkulit putih berseri dengan kaki mulus yang panjang. Ayane juga memiliki kedua buah 'aset' yang dapat membuat para gadis iri, sementara para lelaki, akan melakukan apapun untuk dapat menggapai kedua 'aset' tersebut.

Dalam semuanya, orang asing yang melihat Ayane Takamine, akan berpikir bahwa dia adalah seorang gadis yang memiliki sifat baik, lemah lembut, dan peduli akan orang-orang disekililingnya.

Tapi, itu tidak berlaku bagi orang yang mengenal Ayane Takamine secara dalam.

"Jadi, apa yang kau inginkan?"

Setelah mengenalnya secara dekat selama setahun terakhir, Shidou jadi tahu akan kepribadian Ayane Takamine yang sebenarnya. Meskipun pada awalnya, Shidou juga berpikiran bahwa Ayane adalah seorang gadis yang baik.

"Heeh... Kenapa dengan muka itu senior Shidou, raut wajah senior seolah-olah mengatakan aku ini sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Uuhh, aku tidak suka raut wajah itu."

"..."

Melihat Shidou tidak lagi memperhatikannya dan hanya fokus untuk segera menghabiskan mangkuk ramennya, Ayane Takamine segera mengeluh sambil menarik nafas.

Sebuah suara kemudian berbisik di telinga kanan Shidou.

"Hah... Disini masih banyak orang kau tahu." suara itu dikatakan dengan nada yang terdengar sedikit kesal.

Shidou kemudian mengerakkan kedua matanya ke sisi kanan, dan apa yang dia lihat adalah sepasang mata yang menatapnya dengan sangat dingin. Menyadari bahwa dia telah membuat Ayane sedikit kesal, Shidou kemudian berkata.

"...Apa yang kau inginkan? Kau tahu aku tidak suka di ganggu." Shidou, setelah melihat Ayane mulai menunjukan sifat aslinya, dia memulai menanyakan motif dari Ayane tentang kenapa dia memanggil di jam istirahat pertama.

"Salah satu murid menyilaukan dikelas mu berencana untuk menembakku pada jam istirahat kedua, kau bahwa dia terlalu menyilaukan bagiku sampai-sampai aku bisa buta jika berada di dekatnya." kata Ayane dengan nada kecil. Ayane kemudian melihat ke sekelilingnya, dan setelah menyadari bahwa tidak ada satu murid pun yang sedang melihat mereka berdua. Ayane kembali menatap Shidou dengan raut wajah yang sedikit seram.

Sementara Shidou sendiri kembali menyantap ramennya yang saat ini tinggal sedikit.

"Lalu? Apa hubungannya denganku?" kata Shidou, setelah menghabiskan ramennya.

Shidou kemudian berjalan kembali menuju kios makanan dari bibi tersebut, untuk meletakan kembali peralatan makannya.

Melihatnya pergi, Ayane kemudian langsung ikut berdiri dan mulai berjalan mengikuti Shidou, meskipun Ayane dengan sengaja tertinggal beberapa langkah dibelakang Shidou, agar tidak ada satupun murid yang curiga akan hubungan mereka berdua.

Shidou kemudian meletakan tray kotornya di tempat yang sudah di sediakan, dan melihat sang bibi penjaga kios masih sibuk melayani para murid, Shidou langsung pergi tanpa berkata apa-apa.

Setelah keluar dari kafetaria, Shidou kemudian berjalan kearah pintu keluar dengan Ayane yang mengikuti beberapa langkah di belakangnya.

Lorong sekolah yang saat ini dilewati olehnya adalah Lorong utama, karena lorong ini adalah satu-satunya lorong yang menyambung ke berbagai ruangan, baik itu kelas, lab pelajaran, dan bahkan tangga menuju lantai kedua.

Karena itu lorong utama saat ini penuh akan murid yang saling bermain-main. Beberapa dari mereka pergi bagian loker yang terletak di dekat pintu utama sekolah, sementara yang lainnya terlihat sedang berjalan keluar menuju gedung lama yang berisikan ruangan untuk para klub yang cukup besar.

"Ini benar-benar terlihat sangat manusiawi sekali kan Shidou? Kalian manusia saling sibuk dengan kesibukan kalian masing-masing sampai-sampai kalian melupakan hal yang paling penting bagi bagi diri kalian secara keseluruhan." Sebuah bisikian kemudian terdengar di telinga kanan kanannya. Shidou, mengetahui jelas siapa yang berbicara kepadanya, memutuskan untuk berdiam diri dan hanya mendengarkan kata-kata dari Camus.

"Lihat saja murid itu, dari aura yang dia pancarkan, aku yakin 1000% bahwa dia selalu mencoba untuk menipu para gadis polos agar mau tidur bersamanya."

"Dan gadis itu, berani sekali dia bertingkah seolah-olah dia adalah seorang perawan, meskipun setiap malamnya dia selalu menemani pekerja kantoran untuk menghabiskan malam."

"Tapi yah, mereka semua jelas kalah jika dibandingkan dengan gadis yang saat ini mengikuti-mu Shidou."

Mendengar ocehan Camus yang tanpa henti, raut wajah Shidou terlihat sedikit kelelahan. Shidou tahu jelas apa yang dimaksud dengan Camus, setelah semua, Shidou sendiri juga bagian dari ras manusia. Karena itu Shidou paham perasaan dari seseorang yang menginginkan dirinya diperhatikan.

Demi sebuah perhatian dari orang-orang yang dikenalnya, atau bahkan orang asing, manusia dapat memikirkan berbagai banyak hal dan melakukan hal-hal tersebut. Beberapa dari mereka pun tidak akan segan-segan mengambil langkah ekstrim, seperti bunuh diri, hanya untuk mencuri perhatian dari orang yang mereka inginkan.

"..."

Camus kembali berdiam diri dan terus mengikuti Shidou disampingnya, setelah paham bahwa dia tidak akan berkata apa-apa.

Normalnya, seseorang dapat tetap berbicara kepada makhluk astral hanya dengan memikirkan apa yang mereka ingin katakan. Tapi hal itu tidak berlaku untuk Camus dan Shidou, yang entah kenapa, Camus sama sekali tidak dapat mendengarkan pikiran dari Shidou

Setelah sampai di luar, Shidou kemudian langsung berbelok kiri menuju ke sebuah tempat duduk yang berada di sisi samping gedung sekolah ini.

Dalam perjalan kesana, Shidou mampir ke sebuah mesin penjual minuman, untuk membelikan dirinya sendiri sebuah botol isotonik, minuman yang dia sukai.

Melihat bahwa Ayane masih mengikutinya, Shidou memutuskan untuk mentraktirnya sebuah susu strawberry. Setelah semua, Shidou akan merasa sedikit tidak nyaman jika hanya dirinya sendiri yang minum sementara mereka saling berbicara nantinya.

Setelah sampai, Shidou langsung duduk di salah satu bangku yang kosong.

Hanya ada sedikit murid yang berada di sekitarnya, itu karena sisi samping gedung sekolah tidak begitu populer diantara para murid. Setelah semua, setidaknya mereka harus kembali lebih awal agar tidak telat ketika jam pelajaran selanjutnya dimulai.

Karena itu Ayane tidak segan-segan untuk duduk di samping Shidou.

"Ini, untukmu." kata Shidou, sambil menyerahkan susu strawberry yang baru saja di beli olehnya.

"Ah, terimakasih." Ayane, mengambilnya dengan tangan kanan sambil mengucapkan terimakasih.

"Jadi, apa yang kau katakan tadi?"

Melihat Ayane yang langsung meminum, minuman darinya, Shidou kemudian bertanya sambil membuka tutup botol minumannya.

"Haha, seperti biasa, pendengaranmu itu benar-benar menyedihkan sekali ya Shidou. Aku yakin semua orang perlu mengatakan sesuatu hal dua kali sampai kau mengerti akan perkataan mereka. Aku benar-benar merasa kasihan sekali padamu." kata Ayane dengan raut wajah yang sedikit seram.

Setelah melihat bahwa dia sudah berhasil membuat Ayane sedikit kesal, Shidou kemudian tersenyum canggung sambil berkata.

"Oi oi, apa kau mencoba untuk menghancurkan imej bagus yang sudah 2 tahun ini kau pertahankan?"

**Krrtttt*

Sebuah suara karton yang remuk kemudian terdengar dari Ayane, Shidou mendengar itu, melihat ke arahnya sambil menunjukkan senyuman penuh kemenangan.

Tapi kemudian, dia melihat sebuah wajah yang seperti topeng Hannya.

Ayane yang saat ini sedang menatap Shidouy dengan dinginnya, merasa bahwa dia sedang di permainkan oleh Shidou. Ayane berjanji untuk membalasnya lain kali.

Ayane kemudian menutup kedua matanya, menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. setelah itu dia kemudian membuka matanya, dan memasang sebuah raut wajah yang terlihat sangat imut.

Sebuah suara yang manis kemudian terdengar dari mulutnya, tapi bersamaan dengan suara itu, sebuah kata-kata yang sangat kasar juga dikeluarkan.

"Baiklah senior Shidou, tolong pasang kuping-mu dengan benar dan dengarkan adik kelasmu yang sangat imut ini. Kau tahu, salah satu murid bangsat bermuka dua yang ada di kelasmu, akan menembakku pada jam istirahat kedua. Kau dan aku tahu bahwa si bangsat itu adalah seorang berandalan yang hanya dapat menipu para gadis bodoh. Tapi... si bangsat itu juga cukup pintar karena dia dapat menipu banyak sekali gadis-gadis kampungan agar mereka berada di pihaknya. Jadi, aku yang imut ini akan jatuh kedalam perangkapnya jika senior Shidou tidak membantu diriku yang sangat~ imut ini."

.....

"Hahahaha..."

Shidou, entah kenapa merasa sangat aneh ketika dia mendengar suara Ayane yang imut, namun dengan perkataan yang kasar. Karena itu Shidou tidak tahu harus bertindak apa, dan hanya berdiam diri. Sementara itu Camus tertawa terbahak-bahak.

"Hmm...?"

Ayane yang masih tersenyum manis, kemudian sedikit bergumam sambil memiringkan sedikit kepalanya ke arah kanan.

"Jadi, apa yang kau rencanakan?" Shidou, yang merasa sedikit aneh karena mendengar Ayane. memutuskan untuk mulai berbicara dengan serius kepadanya.

"Jadi pacarku." kata Ayane dengan sangat serius sambil menatap kearah Shidou.