"Jadilah pacarku."
Dengan kata lain, berkencan dengannya. Jika, jika pernyataan itu dilakukan oleh gadis lain, mungkin Shidou akan menerimanya sambil mencoba untuk membalas perasaan gadis tersebut.
Tapi sayangnya, yang menyatakan hal itu adalah Ayane. Seorang gadis, yang terkadang saling beradu argumen dengannya.
Saat ini Shidou sedang berpikir dengan sangat keras apa tujuan dari Ayane. Karena dari yang dia ketahui, setiap perkataan yang keluar dari mulutnya, adalah sesuatu yang memiliki tujuan untuk membuat dirinya sendiri untung, dengan kerugian yang di tanggung oleh orang lain.
Karena itu Shidou saat ini benar-benar sedang kebingungan.
"Lebih tepatnya?"
Setelah tidak menemukan jawaban yang puas, Shidou akhirnya menyerah dan langsung menanyakan apa maksud dari Ayane.
"Aduh Shidou, Apa kau tuli? Seperti yang aku bilang, jadilah pacarku. apa kau tidak mengerti 2 kata se-sederhana itu? Yah, jika kau memang tidak dapat mengerti hal semudah itu, pantas saja kau selalu sendirian."
Menghiraukan kata-kata kasar dari Ayane, Shidou kembali bertanya dengan lebih spesifik.
"Aku mendengar jelas perkataan mu barusan, tapi aku ingin tau lebih tepatnya kenapa aku? dan kenapa kau merencanakan agar kita saling berpacaran? apa yang sebenarnya kau rencanakan?"
"Shidou, kau ini... Apa kau tahu, seorang perempuan bisa menjadi sangat kejam, bahkan lebih kejam dari seorang pria, jika itu menyangkut pria yang mereka sayangi. Kau pasti belum punya banyak pengalaman, tapi aku berbeda. Aku tahu dengan jelas apa yang akan para SIMP itu lakukan kepadaku, jika aku menerima, atau menolak pangeran mereka."
"Ahh, begitu. Singkatnya, kau menginginkan sebuah pilihan ketiga. Jalan tengah. Dengan mengatakan kepadanya bahwa kau sudah berpacaran denganku, kau dapat menghindari amarah dari para penggemarnya." Mendengar Shidou, Ayane menganggukan kepalanya.
Shidou kemudian melanjutkan sambil melihat ke atas langit.
"Tapi apa kau lupa akan satu hal? Jika kau mengatakan hal semacam itu kepadanya, yang kena getahnya adalah aku bukan? Ahh tidak, mengetahui dirimu aku yakin kau sudah tahu akan itu. Tapi kau tetap mengatakan hal ini kepadaku."
Ya, dengan memberitahu bahwa dia sudah berpacaran dengan Shidou, Ayane dapat menghindari para wanita. Tapi untuk Shidou, justru dia kemungkinan besar akan menerima rasa cemburu dari para lelaki penggemar Ayane.
Setelah semua, Ayane disekolah dikenal sebagai murid wanita yang baik dan teladan. Karena itu banyak lelaki yang setidaknya memiliki suatu perasaan baik kepadanya.
Disisi lain, Shidou adalah seorang murid lelaki yang cukup normal. dia tidak bergabung di klub sport, memiliki nilai yang hanya cukup untuk lulus, dan tidak begitu dikenal oleh para murid, baik itu lelaki, atau perempuan.
Karena itu, Shidou yakin bahwa ketika para penggemar Ayane mengetahui bahwa dia berpacaran dengannya, maka mereka pasti akan mencari tahu tentang dirinya lebih dalam lagi. Yang hasilnya akan buruk bagi Shidou.
Setelah cukup lama melihat keatas langit, tiba-tiba saja pandangan Shidou menjadi gelap karena Ayane berdiri didepannya.
Sambil menaruh tangan kirinya di pinggang, Ayane kemudian menyeringai.
"Tidak apa-apa bukan? Aku yakin mereka tidak akan sampai melakukan hal yang ekstrim. Tapi meskipun beberapa dari mereka melakukannya, aku yakin kau dapat membela dirimu dengan baik. Terlebih lagi apa kau masih ingat? kau berhutang satu kepadaku."
Mengetahui bahwa dia tidak memiliki jalan keluar, Shidou kemudian tersenyum lelah.
"Baiklah. Tapi, sampai kapan? sampai aku lulus?"
"Ya. Tentunya sampai kau lulus, setelah semua. Kau dan aku, kita tahu betul bajingan macam apa dirinya." kata Ayane sambil tersenyum manis.
Sementara Ayane sedang merasakan kemenangannya, Shidou menggelengkan kepalanya sambil kembali meminum minuman isotoniknya.
Setelah menghabiskannya, Shidou kemudian beranjak dari bangku yang diduduki olehnya, berjalan sedikit ke tempat sampah yang berada di sisi kirinya, dan membuang botol minumannya yang sudah habis.
Shidou kemudian kembali berjalan menuju lorong utama, karena waktu istirahat hampir segera berakhir.
"Aku akan kembali ke kelas. Kau juga, waktu istirahat tinggal sedikit lagi."
"Aku tahu."
======
1 Juni 2020
Pukul 14.00
SMA Akita Kenritsu Araya.
Ketika jarum jam pendek menunjuk ke angka 2. Sebuah bel kemudian berbunyi secara serentak di seluruh lorong sekolah.
Jam istirahat kedua telah dimulai.
Para guru yang sedang mengajar di dalam ruangan kelaspun, mau tidak mau mereka harus mengakhir pelajarannya untuk sejenak dan membiarkan para murid untuk istirahat.
Shidou, yang saat ini sedang duduk di bangkunya, kemudian berdiri mengikuti murid lain yang saat ini sedang keluar dari ruangan kelas.
Tujuannya adalah halaman belakang sekolah, tempat yang sangat populer bagi para murid, karena di tempat itulah sebagian besar pernyataan cinta pada murid dilakukan.
Meskipun Ayane tidak memberitahukan tempat dimana dia akan di tembak, terlebih lagi memintanya untuk datang menemaninya. Tapi Shidou cukup tahu bahwa agar rumornya lebih dapat dipercaya oleh para murid, Shidou setidaknya harus terlihat tahu bahwa ada seseorang yang berniat untuk menembak kekasihnya. Dengan begitu, rumor tersebut pun akan semakin di percaya.
"Hmm...?"
Shidou, melihat Camus yang saat ini sedang terlihat berdiam diri sambil memandang kearah kota Akita, merasa sedikit aneh akan tingkah Camus yang saat ini.
Setelah semua, Shidou tidak pernah melihat Camus seperti ini sebelumnya. Karena itu dia hanya merasa sedikit aneh.
Tapi dia kemudian memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. setelah semua, ada pengecualian untuk banyak hal. Dan Camus yang saat ini sedang berdiam diri, mungkin saja sedang melihat sesuatu hal yang jarang terjadi.
Berbeda dengannya, Camus adalah makhluk spiritual, karena itu dia dapat melihat lebih banyak hal yang terjadi dengan kedua matanya. Karena itu Shidou kemudian kembali berjalan menuju halaman belakang sekolah, sementara Camus masih berdiam diri.
Dalam perjalanannya menuju Halaman sekolah, shidou melihat sekumpulan murid wanita yang sedang menggosipkan sesuatu. Meskipun jarak diantara Shidou dan mereka cukup jauh, tapi Shidou setidaknya tahu akan hal apa yang mereka bicarakan.
Sepertinya mereka sudah tahu akan rumor tentang Ayane Takamine dari Kelas 2-A yang akan di tembak oleh 'Si Bajingan' dari kelas 3-B.
Mereka terlihat sangat bersemangat dan bersiap-siap untuk melakukan sesuatu. Tapi sayangnya, Shidou tidak begitu mendengar hal apa yang mereka sedang persiapkan. Shidou hanya mendengar beberapa kata kunci seperti 'Grup', 'Alumni', dan 'Mencemarkan'.
Tapi dengan ketiga kata kunci tersebut saja, Shidou sudah dapat mendeduksi ketiga kata tersebut.
Sambil tersenyum lelah, Shidou kemudian melanjutkan perjalanannya ke halaman belakang sekolah. Tapi kali ini, dia sambil mempersiapkan akan segala berita buruk yang akan segera menghampirinya.