Ya, Kotak pandora. Nama itu berasal dari sebuah mitologi yunani kuno tentang seorang wanita bernama Pandora, yang diberikan sebuah kotak indah, hadiah dari para dewa pada hari pernikahannya dengan Epimetheus.
Tapi Pandora juga dilarang untuk membuka kotak hadiah itu oleh para dewa, tanpa memberitahukan Pandora alasan kenapa kotak tersebut tidak boleh dibuka.
Tapi pada suatu hari, Pandora sangat penasaran dan kemudian membuka kotak tersebut. Setelah dibuka, tiba-tiba aroma yang menakutkan terasa di udara. Dari dalam kotak itu terdengar suara kerumunan sesuatu yang dengan cepat terbang keluar. Pandora kemudian sadar bahwa dia telah melepaskan sesuatu yang mengerikan dan dengan segera menutupnya tapi terlambat, Pandora telah melepaskan teror ke dunia. Masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya telah bebas. Semua keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora sangat terkejut dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Dia kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari bahwa ternyata terdapat satu hal yang tersisa dan tak terlepas dari kotak tersebut, yaitu harapan. Harapanlah satu-satunya hal yang dapat menenangkan manusia dari penderitaan yang mereka alami.
Sambil berjalan menuju kafetaria yang terletak di lantai 1 sekolahnya, Shidou kemudian mencoba meningat kembali beberapa masalah yang baru saja di temukan olehnya semalam.
Kemarin malam, ketika Shidou sedang mencoba untuk melakukan kembali Astral Project seperti biasa, yang dia sudah pernah lakukan beribu-ribu kali semenjak Camus membimbingnya untuk melakukan itu.
Astral Project sendiri adalah suatu kondisi dimana seseorang memisahkan kesadaran mereka dari tubuh fisik mereka, itu adalah sesuatu hal yang aman. Selama orang yang melakukan Astral Project, tahu apa yang sedang dilakukan olehnya.
Tapi entah kenapa, semalam, Shidou tidak dapat memisahkan kesadarannya dari tubuh fisiknya. Karena setiap kali dia mencobanya, sesosok bayangan hitam selalu menendangnya kembali ke dalam tubuhnya. Shidou tahu bahwa bayangan itu bukanlah Camus setelah beberapa kali percobaan dan pertanyaan kepada Camus.
Camus bilang bahwa bayangan itu adalah inti dari kesadaran tertinggi Shidou, sementara alasan kenapa inti dari kesadaran tertinggi Shidou menendangnya kembali ketubuhnya. Itu masih belum diketahui dengan pasti, setelah semua, seharusnya hanya Shidou seorang dirilah yang lebih mengerti tentang dirinya. Dan bukan orang lain.
Jujur, dia sendiri merasa kebingungan. Sebenarnya, apa yang inti kesadarannya coba untuk sampaikan dengan menendang kembali dirinya ketika Shidou sedang mencoba untuk pergi ke alam astral? Shidou sama sekali belum tahu apa maksudnya.
Dia juga sedikit merasa kesal, karena semalam Shidou sudah memiliki rencana untuk bertemu dengan salah satu makhluk astral yang dia anggap sebagai gurunya di dunia Astral. Shidou sangat menghormati gurunya, karena tanpa ajaran-ajarannya, Shidou sendiri tidak yakin apakah dia dapat bertahan ketika dia terjebak di beberapa alam Astral yang cukup brutal.
Setelah semua, meskipun Makhluk Astral tidak dapat membunuh tubuh fisiknya, setidaknya mereka memiliki berbagai macam cara untuk membuat kesadaran seseorang. Tersesat sehingga membuat tubuh mereka berada di dalam kondisi koma.
Sesampainya di kafetaria, Shidou kemudian menemukan dirinya didalam sebuah ruangan yang penuh akan murid yang saling berebutan tempat untuk duduk di tempat yang paling bagus. Sementara ketika melihat ke sisi kiri, tempat dimana kios-kios makanan berada, Shidou melihat beberapa antrian panjang diantara kios makanan yang paling populer di kalangan anak sekolah.
Seperti kios makanan roti, minuman bubble tea, dan bahkan kios yang menjual makanan ringan. Beberapa murid juga terlihat sedang mencoba untuk menyelak masuk ke antrian yang panjang, tapi tentu saja mereka gagal karena tatapan marah dari semua orang dibelakang antrian tersebut.
Shidou kemudian berjalan menuju salah satu kios makanan yang saat ini terlihat cukup sepi dengan hanya beberapa murid yang sedang membeli makanan dari kios tersebut.
Itu adalah sebuah kios makanan yang menjual produk semacam Yakisoba, Udon dan Ramen.
Tentunya, itu adalah jenis makanan berat yang dihindari oleh para murid di jam istirahat pertama. setelah semua, ini masih jam 12 siang dan perut mereka masih kenyang dari sarapan pada pagi. Tapi tentunya hal itu tidak berlaku untuk beberapa murid yang terlihat belum sarapan sama sekali, termasuk Shidou.
"Ahh, Shidou, selamat datang. Apa pesananmu seperti biasa?"
Sesampainya di depan kios tersebut, seorang wanita separuh baya segera menyambutnya sambil terus melayani murid-murid yang sudah memesan makanan.
"Bibi, ya seperti biasa tolong."
Shidou adalah seorang pelanggan lama di kios ini, karena itu dia sudah cukup akrab dengan sang bibi penjaga kios.
"Baik, tunggu sebentar ya." katanya sambil kembali melayani murid-murid yang lain.
"Hmm? Apa Akari tidak sedang membantu hari ini?"
Akari adalah putri dari bibi yang menjaga kios, seingat Shidou, Akari hampir setiap hari membantu ibunya melayani di kios, bahkan sebelum dia sudah lulus.
Karena itu melihat Akari yang absen, Shidou jadi bertanya-tanya.
Mendengar pertanyaan dari Shidou, sang bibi itu kemudian menjawab.
"Ya, dia baru saja diterima di pekerjaannya. Ini adalah hari pertamanya bekerja, karena itu aku bilang dia tidak perlu membantu, yah, meskipun dia tetap membantuku mempersiapkan banyak hal semalam."
"Begitu ya, selamat ya bibi. Kalau tidak salah, Akari bilang dia melamar di salah satu kantor impiannya bukan?" ucap Shidou dengan penuh semangat.
"Kau ingat ya? Ahaha.... ya, dia diterima di sana dan mendapatkan posisi di bagian keuangan."
"Uaaah... Sepertinya aku pantas mendapatkan traktiran darinya."
Selama 2.5 tahun Shidou menjadi murid di sekolah ini, Shidou sudah cukup kenal dengan Akari Shigure. Shidou masih ingat pada saat dia masuk ke lingkungan sekolah beberapa hari setelah upacara penerimaan murid baru, pada saat itu klub-klub saling berlomba-lomba untuk mendapatkan member baru.
Bahkan para anggota dari beberapa klub yang terancam dibubarkan karena sedikit anggota-pun, tidak segan-segan untuk menggunakan trik untuk menipu murid baru yang polos, agar klub mereka tidak jadi di bubarkan.
Menjadi bagian dari klub sekolah, adalah hal yang wajib bagi setiap murid di sekolah menengah atas Akita Kenritsu Araya.
Terlebih lagi, mereka yang menjadi member dari klub yang populer seperti sepakbola, renang, dan track lari, akan mendapatkan nilai tambahan. Dan bahkan mereka bisa mendapatkan rekomendasi untuk masuk ke Universitas jika mereka memperoleh prestasi di dalam klub tersebut.
Sementara untuk klub yang terancam di bubarkan, tentunya mereka adalah sejenis klub yang jadwalnya hanya bermain-main atau bermalasan di ruangan klub. Setelah semua, jika klub tersebut memang sebuah klub serius untuk sekolah, tentunya mereka tidak akan memiliki masalah kekurangan anggota, dan terancam untuk dibubarkan.
"Baik, ini pesananmu Shidou. 1 Shoyu Ramen dengan sedikit bawang."
Setelah menunggu, akhirnya pesanan Shidou sudah siap untuk disantap. Yang dipesan seperti biasa oleh Shidou adalah semangkuk Ramen yang berisikan mi, irisan daging sapi yang mengunggah selera, dan satu butir telur rebus yang sudah di potong menjadi 2 bagian, sehingga memperlihatkan bagian kuning telur tersebut yang terlihat masih lunak.
"Terimakasih bibi."
Setelah membayar makanan tersebut, Shidou tidak lupa untuk berterimakasih kepasa sang bibi penjaga kios.
Shidou kemudian menaruh makanannya di tray yang terbuat plastik, yang terletak di bagian depan setiap kios makanan.
Memegangnya dengan kedua tangan, Shidou mulai mencari tempat duduk yang masih kosong di dalam kafetaria. Dan seperti biasa, Shidou langsung menemukan tempat kosong yang terletak tepat di depan pintu masuk ke kafetaria.
Tempat itu selalu kosong setiap harinya selama Shidou masuk ke Sekolah, dan Shidou sendiri tahu kenapa tempat itu selalu kosong. Atau mungkin lebih tepat jika dibilang bahwa tempat tersebut dihindari oleh para murid karena alasan yang sangat jelas.
"Hmm... Apa tidak ada tempat lain?"
Sambil kembali melihat ke sekelilingnya untuk menemukan tempat yang masih kosong, Shidou kemudian melihat seorang siswi yang melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum manis kepadanya.
"Senior Shidou~ Disini disini~ sebelah tempatku masih kosong."
Sebuah suara yang manis bergema di dalam kafetaria yang penuh akan murid. Suara tersebut memanggil Shidou dengan penuh semangat dan harapan.
"Sepertinya tidak ada cara lain. Yah, aku lebih baik berhadapan dengan dengannya dari pada berhadapan dengan sekelompok berandalan yang sulit untuk di negosiasi."
Dengan raut wajah yang terlihat sangat kelelahan, Shidou mulai berjalan menghampiri meja siswi tersebut.