Sejak kejadian waktu itu, Rachel sudah tidak pernah bertemu dengan Julian lagi. Sampai seminggu lebih Rachel benar benar mencoba melupakan perasaan yang ada untuk Julian di hatinya. Namun, bukannya menghilang dan lenyap, perasaan Rachel untuk Julian malah menjadi sehingga ada secercah rindu yang tertahan di hati Rachel.
Seperti malam ini, Rachel sedang duduk di balkon kamarnya sambil memandang jalanan yang tak pernah sepi. Pikirannya melayang entah kemana, rindu yang tertahan ini membuat Rachel sering melamun dan menyendiri akhir akhir ini.
"Chel,,mau coklat panas gak?", tanya Nadira memecahkan lamunan Rachel
"ehh Ra,,iya deh gue mau", jawab Rachel lalu mengambil satu gelas coklat panas dari tangan Nadira
"Lo kenapa sih Chel,,,belakangan ini sering ngelamun, galau terus,,,,lo mikirin Julian ya" tanya Nadira curiga
"ehh?, kok jadi ke Julian sih?", ralat Rachel
"gak usah boong deh lo sama gue", ucap Nadira. Rachel yang sedari tadi hanya menatap ke jalanan yang ramai menoleh ke Nadira mencari kejujuran dari mata Nadira
"lo bisa jaga rahasia gue kan?", tanya Rachel dengan nada yang serius
"gue bakal jaga rahasia lo janji", ucap Nadira
"jujur sebenarnya gue ngerasa rindu gak ada liat Julian selama seminggu ini", ucap Rachel sambil menunduk mencoba menahan air matanya yang sudah mulai menetes
"besok kita bakalan ketemu Julian", ucap Nadira sambil tersenyum tulus ke arah Rachel. Rachel mengangkat kepalanya
"lo beneran Ra,,kita bakal ketemu Julian besok", tanya Rachel memastikan. Nadira mengangguk pasti
"emang lo punya nomor ponselnya dia", tanya Rachel lagi
"gue punya kok,,pas waktu pertama kali ketemu dia sempat minta nomor gue supaya bisa PDKT-an sama lo", jelas Nadira
"ish,,kenapa gak bilang dari kemaren kemaren sih kalo lo punya nomor Julian,,,", ucap Rachel kesal
"lo gak nanya makanya gue gak kasih tau", jawab Nadira sok polos lalu masuk ke kamar meninggalkan Rachel. Rachel pun akhirnya mengikuti Nadira masuk ke kamar dan menutup serta mengunci pintu balkon dan terakhir ditutup dengan korden
"besok mau ketemu dimana", tanya Rachel antusias
"ya elah semangat amat bu mau ketemu,,nanti giliran ditanya tentang kepastian perasaannya baru tediam", ejek Nadira. ekspresi Rachel langsung berubah
"oh iya ya,,gue baru ingat tentang itu,,,tapi gue udah siapin jawaban terbaik yang selama seminggu lebih ini gue rasain", ucap Rachel percaya diri
"ya udah deh,,,terserah lo aja,,gue pasti dukung apapun keputusan lo", ucap Nadira
"makasih sayang,,,yuk tidur,,,pokoknya gue gak mau telat besok", ucap Rachel lalu merebahkan tubuhnya di kasur
****
"woyy Nadira,,,udah pagi bangun", ucap Rachel yang sudah rapi dengan pakaian santainya
"ehhh,,,tumben udah rapi aja lo Chel", sindir Nadira bercanda
"ya elah giliran gue kesiangan bangun salah,,,bangun pagi salah,,,kek nya gue ini serba salah ya", keluh Rachel
"serah lo deh, gue mandi dulu ya", ucap Nadira lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Sedangkan Rachel menuju ke bawah untuk sarapan
"pagi pah", sapa Rachel
"ehh tumben anak papa yang manja ini bangun pagi, Nadira mana", tanya Agung
"lagi mandi", jawab Rachel sambil menuju ke dapur untuk membuat sarapan
"pagi kak Farah", sapa Rachel
"pagi juga Chel", sapa kak Farah balik
"baby Zia mana kak", tanya Rachel celingukan mencari baby Zia
"baby Zia masih tidur habis buat sarapan baru kakak bangunin", jelas kak Farah
"ya udah kak aku aja yang buat sarapan kakak urusin baby Zia aja nanti dia rewel", titah Rachel lalu mengambil alih kerjaan Farah
"ehh,,tumben lo Chel masak,,biasanya tante Karin yang masak", tanya Nadira saat baru memasuki dapur
"lagi pengen aja gue masak", jawab Rachel cuek
"emang enak masakan lo", tanya Nadira yang sudah berdiri di samping Rachel
"ya enak lah,, gue udah belajar kali", jawab Rachel
"cocok dong kalo jadi istri", celetuk om Agung
"ish papah,,,Rachel belum mau nikah", keluh Rachel
"siapa tau kan kamu udah punya calon", ucap om Agung lagi
"hmm,,terserah papah aja deh", ucap Rachel akhirnya
"ohh ya,,tumben kalian pagi pagi gini udah rapi mau kemana", tanya om Agung
"mau jalan jalan om", jawab Nadira seadanya
"jalan jalan ketemu cowok ya", tebak om Agung
"cowoknya Rachel om", jawab Nadira enteng, sedangkan Rachel mendelik ke arah Rachel
"lohh Rachel, kamu udah punya cowok kok gak kasih tau papah", ucap om Agung
"ish papah,,Rachel gak punya cowok, Nadira lo kalo ngomong ngasal aja ya", protes Rachel ke Nadira, yang di protes hanya tertawa puas
"hai baby Zia udah wangi ya", ucap Nadira saat melihat kak Farah dan baby Zia keluar dari kamar kak Raffa
"pagi juga aunty Nadira", ucap kak Farah menirukan suara khas bayi
"kak Raffa mana kak", tanya Nadira ke Farah
"Raffa lagi ada dinas,,ke Indonesia jadi Farah dan baby Zia akan menginap disini sampai Raffa pulang", jelas om Agung, Farah hanya tersenyum mengiyakan ucapan mertuanya
****
"dia bilang mau ketemu disini", tanya Rachel saat mereka sampai di taman kota
"iya", jawab Nadira singkat
"gue tunggu disana ya lo disini aja Julian bentar lagi datang kok", ucap Nadira lalu pergi meninggalkan Rachel sendirian duduk di salah satu kursi di bawah pohon yang cukup rindang
"hai udah lama nunggu ya", sapa Julian mengagetkan Rachel
"baru aja kok", jawab Rachel sambil tersenyum manis. Dia merasa senang lelaki yang dirindukannya selama seminggu ini akhirnya bisa bertemu lagi
"jadi apa jawabanmu", tanya Julia langsung. Rachel terdiam sebelum akhirnya dia mengangguk
"aku sebenarnya menyukai mu tapi aku takut ini hanya sandiwara", jelas Rachel, Julian langsung memeluk Rachel
"tapi jelaskan padaku dulu siapa perempuan seminggu yang lalu itu", tanya Rachel melepas pelukan Julian
"itu teman satu fakultas ku yang selalu menggangguku", jelas Julian, Rachel hanya tersenyum selanjutnya mereka berdua mengobrol ringan
****
Nadira duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari tempat Rachel berada. Tak lama Julian datang, Nadira masih memperhatikan Rachel dan Julian sampai ponsel Nadira berdering menandakan ada panggilan masuk
"siapa ya kok gak ada namanya", gumam Nadira lalu mengangkat telepon tersebut
"halo", ucap Nadira di telepon
"ini Nadira kan", tanya orang yang disebrang sana. Nadira membeku ditempatnya itu adalah suara orang yang sangat dikenalnya. Rio. Lidah Nadira kelu tak bisa menjawab setelah beberapa menit tidak menjawab sapaan Rio disebrang sana Nadira langsung memutuskan panggilan dan menon aktifkan ponselnya. Nadira kembali memperhatikan Rachel dan Julian. Dilihantnya Rachel dan Julian terlihat sudah akrab, akhirnya Nadira langsung mendatangi keduanya
"ciee yang udah jadian,,gue jadi nyamuk dong", ucap Nadira
"loh kok lo juga ada disini Ra", tanya Julian
"lo pikir gue mau biarin sepupu gue sendirian kesini,,,ya gak lah", jawab Nadira
"ya udah gue pulang ya,,lo nanti di antar Julian aja ya", ucap Nadira ke Rachel lalu disambut anggukan manis dari Rachel. Setelahnya Nadira langsung pergi pulang ke rumah, karena dia juga sedang malas keluar apalagi sendiri
"ehh kak Farah dan baby Zia", sapa Nadira saat mau memasuki rumah
"eh kamu Ra", sapa balik Farah
"tante sama om mana kak", tanya Nadira yang melihat rumah sepi
"nyusul Raffa ke Indonesia katanya ada urusan juga di cabang Indonesia", jelas Farah
"trus kakak ngapain di luar", tanya Nadira lagi
"mau jalan jalan ngajak baby Zia jalan jalan tapi kakak gak bisa bawa mobil", jawab Farah
"ya udah sama aku aja kak", ajak Nadira. Farah tersenyum lalu mengunci pintu rumah
"kita mau kemana", tanya Nadira saat di dalam mobil
"terserah aja", jawab Farah
"kita ke mall aja yuk kak", ajak Nadira lagi
"yuk", jawab Farah
****
Sesampainya di mall Nadira yang menggendong baby Zia
"mau kemana dulu kak", tanya Nadira
"ke toko bayi aja dulu mau beliin baby Zia baju", jawab Farah, lalu mereka berdua melangkah menuju toko bayi yang ada di lantai dua mall tersebut
"mau kemana lagi Ra", tanya Farah sambil menenteng tas belanjaannya
"makan aja dulu kak, pasti baby Zia juga lapar", ajak Nadira
"ya udah yuk, tapi jangan makanan seafood ya soalnya baby Zia alergi seafood", jelas Farah
Setelah makan mereka langsung pulang ke rumah karna baby Zia sudah tidur
"kakak naruh baby Zia di kamar dulu ya Ra", ucap Farah saat baru memasuki rumah, Nadira hanya mengangguk
Setelahnya Nadira juga masuk ke kamarnya dan Rachel, lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahnya, lalu duduk di balkon kamar. Siang siang seperti ini di London udaranya sangat sejuk berbeda dengan di Jakarta yang ramai dengan hiruk pikuk kendaraan berasap
Disaat seperti ini Nadira merasa rindu dengan Indonesia, rindu denga keluarga nya, rindu dengan kuliahnya yang dulu, dan rindu dengan,,,,,Rio,,,
Entah mengapa setelah Rio menyelamatkan nya waktu di villa membuatnya membuka pintu hatinya kembali lagi untuk Rio. Tapi saat itu Nadira berpikir Rio sudah menikah. Lama Nadira melamun di balkon hingga ia tertidur.