Chapter 9 - chapter 9

rio membawa nadira ke salah satu hotel bintang lima. saat masuk banyak para karyawan yang memberi hormat

"berikan aku akses menuju kamar 205 sekarang" ucap rio kemeja resepsionis

"baik pak presdir" jawab seorang wanita

"mari pak saya antar" ujarnya lagi

nadira rio dan wanita tadi menaiki lift menuju lantai 4 hotel setelah sampai di lantai empat pintu lift terbuka mereka segera keluar dan menuju kamar 205 sesampainya di kamar 205 wanita tadi membuka pintunya menggunakan id card yang sedari tadi dipegangnya

"silahkan pak" ucap wanita itu

"terima kasih kamu boleh pergi" jawab rio lalu menarik tanga nadira memasuki kamar itu

betapa hancurnya hati nadira saat melihat leo dengan 'kak elfa'. leo sudah bertelanjang dada sedangkan kak elfa tampak bajunya sudah lusuh leo yang melihat kedatangan rio dan nadira langsung melepas ciumannya dengan kak elfa. nadira yang merasa jijik dengan pandangan di depannya langsung keluar kamar tersebut leo yang ingin mengejarnya ditahan oleh rio

"kan udah gue bilang kalo lo memang beneran sayang sama nadira jaga dia baik baik lo tuh gak pernah berubah" ujar rio setengah berbisik lalu keluar kamar itu mengejar nadira

saat baru sampai di depan lift rio melihat nadira yang sedang menunduk sambil sesekali terdengar isak tangisnya

"kamu udah liatkan leo yang sebenarnya" ucap rio

nadira mengangkat kepalanya sehingga manik mata mereka bertemu "maaf aku tidak mempercayai mu" ucap nadira

rio langsung memeluk tubuh mungil nadira "sudah jangan menangis" ujar rio nadira yang dipeluk tidak bisa menolak karna baginya juga pelukan rio adalah pelukan terhangat yang pernah ia rasakan setelah lama berpelukan rio melepas pelukannya

"sekarang kita makan dulu aku yang bayar" ucap rio sambil memencet tombol lift tak lama lift terbuka nadira dan rio masuk dan menuju lantai dasar

****

sekarang nadira dan rio sedang berada di sebuah restoran

"selamat siang pak presdir" sapa seorang karyawan

"selamat siang juga" sapa rio hangat

"mau pesan apa pak" tanya karyawan tersebut

"kamu mau pesan apa ra" tanya rio menoleh ke arah nadira

"terserah saja" jawab nadira

"baiklah menu spesial nya dua dan dua jus mangga" ucap rio ke karyawan tersebut setelahnya karyawan itu pergi

nadira menatap bingung rio. rio yang menyadari tatapan nadira tersenyum

"aku pemilik restoran ini" ucap rio seakan tau apa yang ada dipikiran nadira

"ohh" nadira ber-oh. lama mereka saling diam tidak ada yang ingin memulai pembicaraan

"ada yang ingin aku jelaskan padamu" ucap rio

"tidak perlu semuanya sudah jelas" jawab nadira tak lama pesanan mereka datang

****

"trimakasih untuk makan siang,,,aku pulang duluan" pamit nadira saat mereka sudah sampai di parkiran mobil rio

"aku akan mengantar mu" ujar rio menahan lengan nadira

"gak usah aku bisa naik taksi" ucap nadira sambil melepas genggaman rio

"baiklah tapi aku akan menemani kamu sampai taksinya datang" ucap rio dia hanya bisa mengalah karna dia tahu bagaimana keras kepalanya nadira

sekitar 15 menit menunggu akhirnya taksi yang dipesan nadira datang juga nadira langsung masuk ke dalam taksi tanpa berpamitan kepada rio rio yang melihatnya hanya tersenyum

sepanjang perjalanan nadira hanya bisa menangis tanpa suara. pria yang dicintai selama seminggu ini telah menghianatinya tapi untung saja ada rio yang membuatnya tenang jujur saja nadira masih menyimpan nama rio dihatinya nama rio lah yang pertama kali masuk

setelah sampai dirumahnya nadira langsung membayar argo taksi lalu turun

"loh dira kok mata kamu bengkak sayang" tanya mama khawatir

"gak papa kok mah cuman persih aja tadi kena debu" jawab nadira berbohong

"tapi kok kamu kayak habis nangis sih" tanya mamanya lagi

"gak papa kok mah ya udah dira ke kamar dulu ya" ucap nadira buru buru masuk kamar sebelum dibanjiri dengan pertanyaan dari mamanya

setelah mengunci pintu kamarnya nadira bersandar di pintu dan mengalir lah air mata yang sedari tadi ia tahan lalu pelan pelan nadira merosot terduduk dipintu untung saja kamar nadira kedap suara jadi tidak akan terdengar jika ia menangis

'kenapa harus kayak gini sih' pikir nadira

setelah lumayan lama menangis nadira berdiri dari duduknya menaruh tasnya dikasur lalu menuju kamar mandi

setelah menyelesaikan ritual mandinya nadira keluar kamar mandi menuju lemari bajunya. nadira memilih salah satu piyama tidurnya setelahnya nadira membaringkan tubuhnya dikasur

ingatan nadira melayang ke beberapa tahun lalu saat rio hilang tanpa kabar pada saat nadira bertanya ke salah satu sahabat rio ternyata rio pindah ke london dan akan menikah disana nadira yang merasa di khianati mengunci dirinya di kamar selama dua hari sampai akhirnya kamar nadira bisa di dobrak dan saat itu hampir saja nadira akan mengakhiri hidupnya untung saja belum terlambat dan sejak saat itu nadira sudah bertekad untuk tidak mengenal cinta lagi dan pada akhirnya sampailah nadira di titik ini, dimana dia menemukan orang baru tapi disaat bersamaan masa lalunya juga kembali belum berhenti sampai disitu nadira juga harus menerima kenyataan bahwa pria yang baru menjadi pacarnya selama seminggu berkhianat padanya dan yang lebih membuat nadira seperti orang bodoh adalah dia baru tahu bahwa masa lalunya dan leo adalah sepupu

****

keesokan harinya nadira berangkat ke kampus menggunakan mobilnya sendiri

"hai ra,," sapa nayla saat nadira baru keluar dari mobilnya nadira hanya tersenyum

"tumben gak sama kak leo" tanya nayla yang membuat wajah nadira yang tadinya ceria berubah menjadi suram

"lo kenapa ada masalah sama kak leo" tanya nayla lagi nadira pun menceritakan semuanya kepada nayla

"trus hubungan lo sama kak leo gimana" tanya nayla diakhir cerita nadira

"gue belum ketemu sama dia" jawab nadira

"ya udah semangat ya gue tinggal dulu" pamit nayla lalu berdiri meninggalkan nadira nadira pun memutuskan untuk pergi ke taman belakan sambil mambaca novel

"nadira" panggil seseorang nadira menoleh dan langsung berdiri

"mau apalagi" tanya nadira

"aku hanya ingin menjelaskan semuanya" jawab nya "yang kemarin itu gak seperti yang kamu pikirkan rio hanya ingin,,,," ucap leo menjelaskan

"gak ada yang perlu dijelasin lagi" ucap nadira memotong penjelasan leo lalu pergi tapi leo mengeluarkan sapu tangan yang sudah ia beri obat bius sebelumnya lalu membekap mulut nadira hingga pingsan leo langsung mengangkat tubuh nadira dan dimasukkan ke dalam mobilnya mobil leo melaju meninggalkan kampus menuju ke pinggir kota dan sampai di sebuah villa

sesampainya di villa leo menggendong nadira masuk ke dalam villa tersebut tak lama nadira sadar dari pingsannya

nadira yang merasa dirinya digendong langsung meronta ronta minta diturunkan

"bisa diem gak" bentak leo nadira terkejut namun langsung tersadar nadira semakin meronta ronta hingga leo menghempaskan tubuh nadira saat sudah sampai di salah satu kamar di villa itu nadira merasakan pergelangan tangan kanannya sakit mungkin karena hempasan leo tadi

setelah menutup pintu kamar leo mendekati nadira sambil menyeringai jahat nadira spontan mundur menjauh dari leo sampai tubuhnya mentok dengan kasur leo berjongkok dan menahan tangan nadira agar tidak bergerak dan mendekatkan wajahnya ke wajah nadira nadira yang mengerti apa yang akan dilakukan leo di berteriak meminta tolong tak lama ada seseorang yang menarik leo kasar sehingga terhempas kebelakang

"rio" gumam nadira

rio menoleh lalu tersenyum ke arah nadira rio langsung memukul wajah leo hingga babak belur setelahnya leo langsung dibawa paksa security penjaga villa untuk keluar