menjaga tanganny Kapas yang sedang di urut, namun Liana pun idak bisa menahan tawa karena mendengar teriakannya Kapas yang seperti anak kecil.
"Sudah-sudah kembali seperti semula .. ini tulangnya, udah nggak sakit lagi kan Nak?" tanya tukang pijitnya.
Namun Kapas masih menangis tersedu-sedu dan blum melepas dari pelukannya Padi
"Udah sembuh kan mas, termasuk parah nggak ini terkilir nya?" tanya Padi
"Aahhh itu nggak parah kok, udah bisa beraktifitas seperti biasanya lagi .. , hanya saja jangan bawa yang berat-berat dulu ya!"
"Dengerin …itu Ka' udah donk nangis nya …." pinta Padi
Kapas pun baru tersadar bahwa dia ada dalam pelukannya Padi dan segera melepaskannya dan duduk, sementa Liana yang masih saja ingin tertawa melihat kelakuan Kapas dan Padi yang sangat terlihat romantis
"Ya udah ayooo kita pulang!" ajak Padi dengan bersiap.
"Udah jangan nangis lagi, mau? di tinggal di sini, udah- udah ayoooo kita pulang" ajak Liana kerena sudah mulai cemas dengan waktu, yang kiranya jangan sampai terlambat untuk sampai di rumah, Kapas harus pulang lebih awal dari mamanya
Lalu mereka pun pulang setelah ke Taman Kota mengantarkan Kapas, dan sesamapai di rumah dia langsung ganti baju dan tiduran di kamarnya berharap agar mamanya tidak mengetahui jika dirinya keluar rumah, sebisa mungkin dia akan berusaha agar mamanya tidak tau jika ia sakit, sementara di sisi lain Padi yang selalu terbayang-bayang saat Kapas tib-tiba memeluknya tanpa sadar, begitu pula yang di ingatannya Kapas tidak pernah menduga bahwa hari ini adalah hari yang begitu indah, bisa ada di pelukannya Padi suatu yang sangat tidak terfikirkan sama sekali untuk di rencana kan, namun itu telah terjadi, saat Kapas tengah tersenyum mengenang hal itu, mamanya Kapas mengetok pintu kamarnya karena ada telfon dari sang ayah.
"Kapas…. udah tidur belum sayang ….?"
"Kenapa ma …? jawab Kapas sambil berjalan membukakan pintunya.
"Ayah telfon mau ngomong ma kamu … katanya hape kamu di telfon nggak nyambung .., kenapa?"
"Oh iyaaa tadi hape ku lupa nggak aku caz… yaaa ampun" Kapas yang mencoba mengalihkan perhatian.
"Kayak nya pipi kamu ada lecet itu .. Ka'? tanya mamanya yang tidak sengaja memperhatikan wajahnya Kapas.
"Ma .. Maaa … sini telfonnya aku kangen banget ma Ayah, sana mama istirahat saja yaaa!" ucap Kapas dengan meyuruh mamanya untuk keluar dari kamarnya, agar tidak semakin banyak pertanyaannya.
"Tapi kan itu … Mama mau liat itu baret apa, kamu kena apa pipi nya …. Ka'?"
"Nggak papa Ma… udah …. Mama istirahat sana ya!" dan Kapa pun segera menutup pintu kamarnya, mamanya pun tidak mempedulikannya karena merasa semua baik saja.
Percakapan telfon dengan ayahnya
"Halooo Yah, gimana kabarnya …, aku kangen .., kapan Ayah mau pulang …?"
"Oooh anak Ayah udah kangen yaaaa …, sepertinya bulan depan Ayah pulang"
"Kok masih lama sii Yah, apa nggak bisa kalau besok, perasaan Ayah di situ udah lamaaaaaa banget …"
"Ahhh paling juga kamu kangennya ma oleh-olehnya kan ..? nggak sama Ayah .. hmm"
"Iiiiiiiihhh … kok Ayah tau siiiiiiiiiii…."
"Iyaaaa dech memangnya anak ayah yang cantik ini minta oleh-oleh apa?"
"Mmmmmmmm … apa yaaaaaaa, coba biar ku fikirkan dahulu!"
"Ah mikirnya lama nie…. Ayah masih sibuk sayang, udah malam kamu tidur lah Ayah masih mau lanjut kerja yaa"
"Ayah ma gitu .., nggak tau kalau anaknya ini kangen"
"Iyaaa iyaaaaa, besok Ayah telfon lagi, ok !!, kamu kan juga harus tidur, ingat pesan Ayah jangan begadang, bisa sakit kamu, kasian Mama kalau kamu sakit"
"Iyaaaa dech, met melem Ayah….."
Dan telfon pun terputus
Dari kecil memang Kapas sangat di manjakan oleh ayah nya, tidak pernah terlewat membawakan oleh-oleh untuk putri semata wayangnya itu jika pulang, kasih sayang anak sebagai mana kasih sayang dari orang tua nya, betapa sayang ayahnya Kapas kepada dirinya, berada jauh darinya adalah suatu beban hidup tapi … masa depan harus di usahakan dari sekarang, ayahnya harus berjuang agar putri semata wayangnya sukses dalam pendidikannya dan menjadi manusia yang punya kehidupan yang layak, tidak jarang ayahnya selalu terkenang masa-masa saat bersama Kapas yang masih kecil, ia begitu lucu menyenangkan hati pipinya bulat kulitnya putih rambutnya tebal yang selalu banyak kuncirannya, suara tawanya yang ceria, kenakalan nya saat ada bersamanya, kata-kata pertanyaan polos dari putri nya selalu terngiang di kepalanya ''Ayah … kenapa Ayah tidak kerja yang dekat rumah saja'' dan ayahnya selalu bilang '' Iyaaaa sayang … Ayah kan lagi kerja nanti kalau Ayah sudah punya cukup uwang … Ayah mau membuat rumah buat kamu di dekat tempat kerja nya Ayah …''.
Tetapi saat itu Kapas belum faham apa yang di katakana oleh Ayahnya, dan hingga kini usaha untuk membangun rumah untuk Kapas sudah hampir selesai, ayahnya sengaja tidak memberi tau kan kepada Kapas karena ingin menjadikannya sebuah kejutan kecil, itu lah kenangan yang kadang bisa menjatuhkan air mata namun di satu sisinya pun yang membuat semangat dalam bekerja, DEMI PUTRI TERCINTA.
Di sebuah bingkai foto ulang tahunnya Kapas, tahun lalu waktu Kapas berusia 15 tahun Ayahnya memberikan kado yang di dalamnya ada secarik kertas yang di isi dengan coretan tinta yang tumpah dari perasaannya yang amat dalam menyayangi kapas, kadang saat kapas merindukan ayah nya, ia sengaja membaca nya agar merasa dekat dengan ayahnya.
Tertulis dari Ayah tercinta
Kapas … sekarang kamu sudah besar yaaa nak .., adapun seorang pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepadamu itu adalah aku, adapun orang yang paling menderita melihat kesedihanmu itu adalah aku, Nak Ayah tidak minta apapun darimu, hidup Ayah semua adalah milikmu, meski pada kenyataannya Ayah selalu jauh dari kamu. Tidak bisa Ayah rahasiakan kecantikan kamu, tapi Ayah percaya kamu anak yang mandiri yang baik seperti Mama kamu .
Maaf kan Ayah yaa Nak, Ayah yang tidak bisa memberikan waktu banyak untuk selalu bersama, apalagi untuk selalu dekat dengan kamu, Ayah sangat bangga padamu, Ayah sayaaaaang sama Kapas, terima kasih Kapas mau memahami kerjaan ayah yang membuat kita jauh.
Ayah tidak menyangka, anak Ayah yang dulunya nakal, bawel, tukang nangis …. tapi kini …. anak Ayah sudah remaja.
Rasanya baru kemaren ayah menggendong kamu, mengajari kamu bicara, menuntun langkah kaki kamu, bermain sepeda, kenakalan kamu masih terngiang di telinga Ayah, saat kamu marah minta es krim, minta permen tapi Mama kamu tidak memberikannya, dan semua itu terasa berlalu begitu cepat, namun menginginkan mu menjadi anak kecil lagi itu tidak mungkin.
Ayah masih ingat waktu kamu makan lollipop dengan bersembunyi di balik horden jendela, kemudian Mama kamu datang dan kamu langsung berlari kepada Ayah, kamu tinggalkan lollipop itu yang tersangkut di jendela hingga pagi nya banyak semut yang berdatangan dan membuat Mama kamu kesal, itu adalah hal sangat tidak bisa Ayah lupakan seumur hidup.
Selamat ulang tahun yaaa sayang, moga cita-cita hidup kamu tercapai, makin sayang sama Mama dan Ayah moga bisa mempunyai kehidupan yang lebih baik dari kita orang tua kamu, moga menjadi pribadi yang baik yang selalu bisa membantu orang lain dalam hal kebaikan dan mampu memberi manfaat bagi banyak orang dari ilmu yang kamu miliki dan satu lagi jangan cari pacar, cari lah jodoh yaaaa …
Ayah dan doa ayah selalu ada untuk mu, kau adalah kebahagiaan kehidupannya ayah yang sempurna.
Dan waktu yang di tunggu pun tiba untuk menjemput ayahnya.
"Kapas..., cepat sedikit lah ..!"
"Iyaa Ma tunggu" ucap Kapas yang masih di kamarnya.
"Kamu ini lah … lama sekali … kalau dandan, nanti kasian Ayah kamu kalau nunggunya kelamaan"
"Iyaaa iyaaaa" dengan cepat Kapas berjalan dengan sambil merapikan rambutnya.
"Sudah kaya model saja lah.. kalau pilih baju!"
"Iyaa lah model,.. model amburadul" jawab Kapas dengan segera masuk ke mobilnya.
Dan mereka pun langsung menuju Bandara, setelah beberapa waktu menunggu akhirnya bertemu.
"Kapas…. anak Ayah makin cantik sekarang … yaa Ma"
"Iyaaaa tapi dia tambah juga keras kepala Yah, kian tumbuh kian gede keras kepalanya"
"Hahahaaaaa …. nggak kok Yah …, hehhehe tapi iyaa mungkin" ucap Kapas tidak mengelaknya
"Mmmm dugaan seorang ibu itu tidak pernah salah kan Yah"
"Sayang …. sudah makan belom" tanya Ayahnya kepada Kapas
"Udahlah Yah kemaren ..,"
"Itu siii kamu nya aja yang rempong, ganti baju aja lama kaali… Ka'!"
"Gitu tu… Yah, Mama itu nggak tau kalau anak nya model .. hahahaha"
"Sudah-sudah, kita makan dulu aja sebelum pulang!"
Ketika di tempat Kapas makan.sangat kebetulan bertemu Padi, Padi yang bersama dengan temannya pun melihat Kapas yang sedang makan bersama orang tua nya, dan Kapas pun melihat Padi namun seolah Padi tidak melihat nya, tampak dari gurauan Padi kepada para temannya yang seakan tidak sedikitpun menoleh kepada Kapas. Namun yang sebenarnya itu adalah hasil dari upaya Padi untuk menyembunyikan perasaan kagumnya, karena kali ini Kapas tampak sangat cantik mempesona, terlebih di dampingi mereka orang tuanya hingga suasana terasa begitu hangat dan harmonis.
Padi sangat ingin menyapa Kapas tapi melihat penampilan mereka yang keadaan nya mewah membuat nya berfikir ulang, karena juga penampilannya Padi sedang hanya memakai baju biasa, ingin menyapa takut di kira tidak sopan kepada orang tua nya kapas, apalagi mereka baru bertemu, mungkin sedang tidak ingin di ganggu, melihat Kapas juga seakan tidak melihat dirinya.
Begitu pula dengan Kapas yang terdiam berharap Padi mendatangi nya dan menyapanya, namun yang di lihatnya adalah Padi seakan tidak peduli dengan Kapas, keceriaannya menyembunyikan kesedihan yang ia rasa, Kapas berharap di saat moment jarang ini Padi ikut bergabung dan makan bersama tapi ternyata itu hanya harapan yang tak sampai, sesekali Kapas memperhatikan Padi dengan dalam, merasa iri dengan para teman yang sedang bersamanya yang bisa tertawa dengan sedekat itu.
Sementara di fikiran nya Padi, melihat Kapas yang tak kunjung menyapanya padahal tau ada dirinya, itu di karenakan lantaran Kapas malu untuk memperkenal kan dirinya kepada orang tua nya, meski sebagai kenalan saja, dan Padi pun merasa kecewa dengan sikap nya Kapas, kedua nya saling memiliki salah faham yang terpendam, hingga ada firasat bahwa kedekatan nya selama ini hanyalah tipuan belaka.
Hingga semalaman Kapas tidak bisa tidur memikirkan sikap Padi, ingin menangis, namun apa itu bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu.
Hingga pagi hari nya yang biasanya ceria pun malah berwajah murung, duduk di sofa dengan memainkan ponsel nya menunggu Padi mengirimkan pesa, namun begitu pula dengan Padi yang sedang menunggu pesan dari Kapas, kedua nya saling menunggu, ingin mendengar penjelasan kejadiaan semalam tapi berujung zoonk.
"Pagi sayang …" sapa ayahnya yang sudah memperhatikan Kapas yang terlihat gundah
"Pagi Yaah .." ucap Kapas dengan wajah masih menatap layar ponselnya
"Kalau di telfon… aja katanya kangen ma Ayah, tapi kalau Ayah di rumah di cuekin kaya gini" keluh ayahnya
"Nggak kok Yah hehehe"
"Nggak gimana, dari tadi Ayah liatin .., hape.. aja yang di liatin, nggak cari Ayah dari tadi .."
"Ayah… Kapas itu kan sibuk …" ucap Mama nya Kapas yang datang dengan membawakan teah menyaut obrolan mereka
"Iyaaa loo Yah .. Kapas itu sibuk, kerjaannya itu sibuk mulu, begitu setiap harinya" tambah Mamanya menuturkan
"Aaaaaaaaaaaaaahh … Mama kaya gitu sii ngadunya haha.. ha.."
"Mama sii udah nggak kaget Yah ..."
"Oooh gitu yaaa anak Ayah sekarang kerjaannya sibuk yaaaa … hmmmmm …"
"Aapaan siiii, Mama itu kaya gitu aku kan jadi malu …" bela Kapas tidak mau mengalah
Suasana rumah terasa begitu damai, hingga dengan seketika Kapas bisa terlipur dengan kepedihannya dalam menunggu kabar dari Padi, bahagia menyapa suasana yang mereka rindukan pun telah sampai, hanya saja kini Kapas sudah tambah dewasa, yang tidak mungkin bercanda seperti anak kecil dulu, ayah nya hanya bisa menangis kala mengenang Kapas yang masih kecil, kini ayah nya tidak bisa lagi bermain seperti dulu, yang dulu masih manja masih suka berlarian, teriak nangis yang tidak jelas, suka di manja, namun kini anak semata wayang nya selalu sibuk di setiap waktunya, waktu sudah merubah segalanya, banyak penyesalan karena sudah banyak waktu yang terlewati dengan perpisahannya, namun itu harus terjadi, meski pengorbanannya adalah jauh dari Kapas seorang anak yang sangat di cintai dan rindu yang kadang membuat sakit di dada harus terpendam kuat demi harapannya yang cerah di hari depan, dan kini hanya kadang-kadang saja bisa bercanda itu pun jika ada waktu senggang yang tidak bisa di dapat dalam dua puluh empat jam sekali.
Di suatu pagi saat hari libur ayah nya merencanakn memberi kejutan yang selama ini sudah di persiapkan
"Pagi Yah…." sapa Kapas dengan masih memakai baju tidur dengan mata tersayup dan rambut acak acakan.
"Ehhh anak Ayah udah bangun?"
"Iyaaa Yah … tadinya mau olah raga, tapi malah udah kesiangan …" ucap Kapas dengan langsung menyeruput teah milik ayahnya yang tersaji di meja.
Dan ayah nya iseng memanggil mama nya Kapas …
"Maaaaaa….., ini loooooo anak nya dari dulu masih saja suka sama teah nya Ayah"
Seketika Kapas tertawa lirih dengan duduk bersandar di samping ayah nya
Lalu mama nya Kapas pun datang dengan membawakan teah lagi untuk ayah nya Kapas
"Iichh apaan siiii, orang Ayah cuma bercanda kok … aku nggak minum yaaa Yah .."
"Iyaaa nggak minum tapi cuma di habisin"
"Ahh nggak kok Ma… itu karena tadi udah tinggal dikit kok" ucap Kapas dengan tertawa manja
Mama nya hanya diam dengan kelakuan mereka yang kadang seperti anak kecil itu, dan memang sudah kebiasaan nya seperti itu hingga ayah nya memulai pembicaraan di saat Kapas dan mama nya hanya saling menatap layar hape nya.
"Kapas ….. ayoo coba tebak, apa yang ada di dalam kotak kado ini .." ucap ayahnya dengan menunjukkan sebuah kotak kecil di meja
Kapas yang hanya melihat namun masih nyender di samping ayah nya dan mama nya sedikit terkejut dan penasaran dengan isinya.
"Apa itu Yah…?" tanya Kapas yang tidak peduli dan hanya melihat sekilas
"Waahhh buat Mama yaaa Yah, mutiara mungkin" ucap Mamanya dengan hati berbunga-bunga
"Emang nya ini hari apa, apa hari ulang tahun pernikahan .. ? atau hari ultah Mama .. kok aku nggak inget yaa hehehe"
"Kamu yang di inget apa siii Ka'?" ucap Mamanya sedikit kesal
"Ini bukan hari Ultah pernikahan atau Ultahnya Mama mu sayang … tapi… ini hari jadi …"
Kapas pun bangun dan mengambil kotak kado itu
"Hari jadi ….. hari jadi kota ini Yah …..?" ucap Kapas dengan semangat
"Ya bukan sayang … coba kamu buka dan lihat apa isinya …?" tutur ayahnya kepada Kapas
Kapas yang penasaran dan langsung membukanya.
"Kunci ... ?" gumam Kapas dengan tatapan penasaran yang tidak paham maksudnya
Mamanya langsung faham tapi terdiam pura-pura tidak mengetahui, sesuatu yang di perjuangan sekian lama kini sudah datang, perubahan yang akan mereka sambut yang sekian lama di harapkan kini sudah terwujud, dengan diam dan bernafas lega mamanya Kapas benar-benar bahagia.
"Iyaaa kunci…" jawab ayahnya
"Ini kunci apa … Yah?" tanya Kapas yang merasa aneh, karena kunci itu terlihat bukan kunci kendaraan tapi lebih mirip kunci pintu namun baru.
"Itu kunci rumah baru kita sayang, rumah untuk kamu, itu adalah hasil kerja ayah untuk kamu" ayahnya berucap dengan bangga dan hampir meneteskan air matanya
Kapas yang mendengar itu langsung memeluk ayah nya terharu dan bahagia, sekarang dia ingat kata-kata masa kecilnya. Namun ada hal yang membuat kebahagian itu berkurang meski belum tersadar itu apa, … hanya yang jelas saat ini Kapas rasa adalah kebahagian atas keberhasilan kerja ayah nya.
"Jadi kapan kita akan ke sana, jadi … sekarang aku akan tiap hari dan selamanya bersama ayah karena rumah kita udah dekat dengan tempat kerja nya Ayah .. yeeeee ...." ucap Kapas bangga dan bahagia
"Iyaaa sayang….., Ayah jamin kamu pasti sangat suka dengan rumahnya"
"Makasih yaaa Ayah …"
"Iyaa sayang besok kita tinggal urus semuanya terutama untuk masalah kuliah kamu" ucap Ayahnya yang bertambah bahagia melihat Kapas
Dalam sekejab kata itu ada yang menyadar kan Kapas, mulai terlintas kata perpisahan "Pindah kuliah." Namun itu belum sempurna di pahami oleh Kapas bahwa dia akan jauh dari Padi.
Saat ini Kapas belum terfikir sama sekali akan berpisah dengan Padi, yang terbayang hanyalah … kebahagiaan yang di capai oleh ayah nya. Menempati rumah barunya, rumah impiannya dengan suasana yang berbeda dan lingkungan yang baru
Di saat padi sedang sibuk dengan TTS nya
''Lima mendatar, hiasan rumah, empat kotak, pasti bunga … .. eh.. bukan .., ooh iyaa aku tau pasti guci .., betul" seru Padi yang sedang asik mengisi teka teki silang sendirian
"Ahh .. ini yang aku suka .., perasaan hati, suka, menurun lima kotak, pasti jawabannya cinta .. hahaha pinter juga aku"
Dan telfon nya berdering.
Padi pun segera mengangkat telfon yang ternyata dari Kapas.
"Hay Ka'... ada apa .. kangen yaa ma aku….?" tanya Padi dengan santai, meski sudah ada firasat bahwa pasti ada suatu hal yang penting hingga Kapas menelfonnya.
Jawaban pertama oleh Kapas adalah "Iya" namun segera sadar dan berkata "Maksudnya iya aku yang telfon tapi bukan karena aku kangen ma kamu!"
Mendengar itu Padi hanya tertawa karena dari ucapan Kapas yang gugup, dan itu sudah bisa di pahami kata "Iya" adalah respon pertama dari rasa rindunya.