"Ketiduran sampe sore , mau ke rumah kamu udah malam".
"Yaa udaah gak pa-pa" jawab Liana.
Dan Yudha yang ada di sebelah Kapaspun langsung ikut turut mengucap kan selamat untuk nya.
"Pengantinnya cantik bangt yaaaa selamat yaaa moga langgeng hingga akhir hayat, bahagia selalu pokoknya dech"
"Aamiin.. makasih. Tunangannya Kapas ya?" tanya Liana yang sengaja menyapanya, dengan senyum rona yang hingga gingsulnya terlihat dan bibir tipisnya menanbah suasana hati kian ceria.
Meski hari ini adalah hari yang berbahagia untuknya, namun melihat kapas yang sudah memiliki tunangan hati Liana pilu, bukan karena tidak bahagia melihat Kapas yang sudah bertunangan. Tapi lebih kepada hati seorang Padi, meski Padi tidak banyak curhat tentang Kapas, Liana sangat paham akan perasaannya Padi yang sangat amat mencinta Kapas, namun Liana pun tidak bisa berbuat apa- apa untuk Padi.
Wujud kasih sayang. Rasa cinta pastilah dengan berusaha untuk selalu ada, selalu peduli, ingin selalu bersama dan pastinya ada pengorbanan juga yang hingga mungkin tak dapat di tulis tapi menjadikan nilai cinta begitu bermakna, tapi tidak untuk mereka berdua, seakan apapun yang mereka lakukan hanya akan menjadi sebuah kesalahan, antara Padi dan Kapas mereka sama-sama memiliki ego yang sama. Lebih parahnya Mereka juga tidak bisa mengexpresikan perasaannya dengan tepat, terlalu angkuh untuk mengakui sebuah perasaan yang tersirat di dalam sanubari yang terdalam. Ribuan tetesan air mata justru jatuh hanya di habiskan untuk mengenang di kala jauh. Sebuah rasa yang tidak di ungkapkan tapi justru menjadi pengikat dalam ingatan.
"Iyaaaa … saya tunangan nya" jawab Yudha.
"Makasih yaaa mau hadir ke nikahan kita , cepet-cepet yaaaa, aku tunggu undangannya" rayu Liana yang seakan menutupi kepedihannya dalam hal perasaannya Padi.
"Siap -…. siap …. , kadonya dulu aja yaa di kirim entar undangan nyusul", ajak Yudha bercanda, sementara Kapas hanya mengikuti suasana saja,
"Kapas" panggil Yudha dengan mesra dan merangkul dirinya untuk melangkahkan kakinya dengan berbisik,
"Kalian lanjut ngobrol lah, aku ada perlu dikit di telfon. acara belom mau mulaikan?"
"Iyaaa , jangan lama , entar ketinggalan", dan Yudha pun pergi.
Di saat Kapas sedang berbincang dengan Liana, Padi datang dengan senyuman untuk menyapa mereka , berusaha ikut merasakan kebahagiaan yang ada. Kapas pun melihat kedatanganya Padi, keceriaannya langsung lenyap bagaikan di telan bumi, hanya ada air mata yang siap untuk tumpah.
"Selamat yaaa Liana , moga langgeng selalu, selalu romantis harmonis keluarganya dan jangan lupa bulan madunya di tambahin madu biar tambah manis". ucap Padi yang pura-pura tidak melihat perhatiannya Kapas.
Meski Padi sadar ada Kapas di samping Liana, tapi memang matanya masih di alihkan hanya kepada Liana. Memang bisa mengelabui bagi yang melihatnya seakan Padi bahagia tanpa kurang apapun, begitu pula yang tampak di mata Kapas yang memandangnya dengan diam, mereka tidak tau bagaimana rasanya merindukan seorang yang, mending jauh bisa di alihkan dengan hal lain, berbeda rindu dengan orang yang sangat dekat dan sangat kita sayangi. Tapi dia bukan milik kita. Apalagi harus pura-pura bahagia di waktu yang tidak sebentar meski 1 jam 10 tahun berasa sakitnya. Begitu juga dengan Kapas yang berada dekat dengan Padi, menahan air mata untuk banyak alasan, tidak ingin Yudha tau, tidak ingin mengungkit masa lalu dan juga tidak ingin tau jika dirinya sangat rindu pada Padi. Andai ada pengeras suara dari dalam hati, mungkin teriakannya Kapas akan terdengar dari Sabang sampai Mauroke. Kapas tidak ingin berkata apapun selain ingin memeluknya meski mungkin itu adalah yang terakhir, tapi ada hati yang sedang sangat dia jaga. Dan juga Kapas pun tidak tau akan perasaan Padi yang pura-pura cuek. Hingga yang terlihat di mata Kapas adalah Padi yang sudah tidak peduli lagi dengannya.
Sementara mata Liana mulai berkaca-kaca kala Padi mulai menatap Kapas dengan tanpa kata dan mengakhiri dengan senyuman, Liana tau perasaan Padi tapi terlambat untuk menjelaskannya, selain rumit tapi memang banyak rintangan yang berat untuk di sandarkan.
"Kapas .. apa kabar nya. lama gak ketemu" ucap Padi,
"Iyaa aku baik kok , kamu gimana kabar nya".
Tanyanya balik,
"Kabar aku udah di lamar dan bentar lagi udah mau nikah , iyaaaa itu kabar aku , tapi aku sengaja gak kasih kabar kepada orang yang mungkin pernah mnjadi sahabat ku".
Ucap Padi yang memang sudah tak ada lagi kata-kata yang bisa dia ucapkan.
Kapas pun sudah tak tahan lagi mendengar kata - katanya mata nya berkaca-kaca menahan air mata yang mulai tak bisa terbendung.
"udah ah .. jangan gitu .. kita semua bahagia kok kapas mendengar kabar kamu yang jauh di sana udah lamaran", sela Liana
" Padi... maaf kan aku .." suara Kapaspun melirih dengan sudah terisak tangisnya.
Padi pun tak kuasa menahan air matanya, namun tetep tersenyum, mendengar suara kapas dan melihatnya seperti ini , rasanya ingin memeluk nya meski itu adalah sebuah kesalahan yang melebihi kapasitas, namun dia sadar bahwa Kapas sudah ada yang memiliki , meski baru calon tapi itu sudah jelas "Bahwa bukan dirinya yang ada dalam hatinya kapas". Itu adalah yang terfikir oleh Padi.
"Kamu gak salah kok, aku yang banyak salah sama kamu, walau pun kita jauh kamu tetap sahabat , aku turut bahagia dengan kebahagiaan kamu .., sungguh .. hanya saja kenapa sejak kamu pindah ke rumah baru kamu gak pernah ada kabar sedikit pun , yaaa mungkin aku bukan siapa .. siapa nya kamu , maaf kan aku bertanya seperti ini".
Mendengar padi yang seakan kesal karena kapas tidak memberinya kabar , ia ingin berkata tentang siapa cewek yang pernah bersamanya, yang sampai di rangkul nya ketika di bandara tapi udah cukup sakit, tak mampu lagi berkata, dan semuanya sudah terjadi , kinipun kapas sudah sadar adanya Yudha yang akan segera menikahinya. kenyataan ini begitu pahit tapi apalah daya tak bisa mengubahnya, apalagi memutar kembali waktu yang sudah berlalu.
"Padi". panggil Kapas dengan suara yang terisak. Tapi tak bisa melanjutkan apa yang ingin terungkap.
"Kenapa … ?!! udah jangan nangis lagi, buat apa juga kamu masih kenal ma aku gak ada guna". Balas Padi dengan ungkapan kesalnya, meski sebenarnya tidak tega. Tapi begitu juga dia sudah tak bisa memendam kekecewaannya dan penyesalan yang tiada berguna.
"Gak gitu….. aku gak gitu". Bela kapas untuk dirinya.
"Kamu emang kejam Kapas, sukanya nyakitin hati orang" lanjut Padi
"Ok aku akui !!! akun yang salah, aku sengaja gak kasih kamu kabar , dan ingat lah siapa yang bersama kamu waktu itu , aku nyesel , aku pun menderita tanpa ada hubungan dengan kamu , tapi apa kamu tau , betapa hancur nya hati aku saat liat kamu ada bersama nya" Kapas yang sudah tak bisa memendam rasa cemburunya yang meski sudah tahun berlalu. Dan Padi faham apa yang di katakana Kapas, namun padi tidak sadar bahwa apa yang di katakan Kapas adalah tentang kebersamaannya dengan Keizha. karena memang selain berteman dengan kapas ada beberapa teman perempuan nya padi yang memang dekat tapi tak sedikit pun padi bisa terima mereka di hatinya selain Kapas, kini padi pun paham bahwa ini semua terjadi karena kesalahannya, mendengar kapas yang marah, Padi yakin itu karena rasa cemburunya, kini keduanya faham bahwa sebenernya mereka saling menyayangi namun kini semuanya sudah terlambat. Membatalkan pernikahan bagi kapas itu adalah suatu hal yang tidak mungkin di lakukan, sementara Padi pun sudah tau apa alasan nya kenapa orang tua nya tidak merestui hubungan nya dengan Kapas , karena keluarga nya padi merasa malu jika ingin beriktikad baik kepada keluarganya Kapas dan mereka sudah bisa memastikan iktikad baik itu akan di tolak oleh keluarganya Kapas, itu di karena kan keluarganya kapas yang belum memafkan kapada keluarganya Padi lantaran pernah membawa kabur istri dari kakak ibunya Kapas, hingga sekarang masih saja belum bisa terlupakan masa itu.
Merekapun sama – sama terdiam dan menangis, teringat masa lalu yang penuh canda tawa saat ada di sekolahan, waktu di pantai, di rumah sakit semuanya kembali bagaikan dvd yang di putar , tapi kenapa semuanya kini menjadi penyesalan belaka .. kini perpisahan segera ada di antara mereka.
"Iyaa ini pastilah yang terbaik, jaga dirimu baik-baik yaa Kapas, aku siap dengan segala kabar yang akan kamu berikan padaku, aku akan menganggap mu sebagai adikku, iyaaa adikku yang galak, yang judes yang keras kepala, ingat pesan ku aku akan selalu ada untuk mu, aku iklas kok … berbahagialah selama nya … " ujar Padi yang memulai ucapan perpisahan.
" Seandai nya waktu bisa di tukar, aku lebih pilih untuk selamanya di benci sama kamu Padi. Kita bertengkar seperti dulu lagi. Dari pada perasaan kita sudah sama tapi justru memisah kan kita". Jawab Kapas yang mulai memahami keadaan.
"Kapas…. Aku bhagia pernah ada dalam hidup mu, jika takdir kamu tercipta untukku, kamu akan kembali kita akan hidup bersama .. jangan ragukan setia ku" balas Padi dengan lembut.
"Jangan ragukan kesetiaan ku" tambah Padi.
Seusai acara selesai kapas pun melangkah untuk keluar, dia menoleh kebelakang, melihat Padi yang sedang tersenyum dan melambaikan tangan padanya.
Inilah akhir dari kisah ini , kisah cinta yang tak kan pernah bisa bersatu dan tak bisa di satukan , tak ada perpisahan yang indah meski harus terjadi dan pasti terjadi , hidup dengan orang yang kita cintai maupun tidak semua nya akan berlalu menjadi kenangan , tak ada yang abadi .
N BOOK
PADI DAN KAPAS
Ada masa nya ribuan kata yang harus kita sampaikan kepada seorang cukup kita pendam untuk diri sendiri
Dan itu jangan menjadi kan mu untuk membohongi diri sendiri
Jika memang satu ucapan di perlukan , katakan lah … sampaikan lah
Kadang seribu kata tak berarti bisa di cukupkan dengan diam
Namun ada pula satu ucapan yang yang harus di sampai kan untuk mewakili diam dan seribu kata – kata yang tak bisa di pahami
Hidup memang bukan hanya untuk bahagia , namun ketahui lah hidup dengan seorang yang kita cinta adalah cita – cita yang harus kau gapai
Berjuanglah sampai kau mendapat kan cintamu
Meski jika akhirnya kau harus menyerah karena usahamu yang penuh kesabaran dan keikhlasan harus di ganti dengan kesadaran