Chereads / PADI DAN KAPAS / Chapter 27 - Perban kodok

Chapter 27 - Perban kodok

"Selalu….. aja gitu…." gumam Padi

"Kamu lagi apa … Di'?"

"Apaan seriiiusss  banget kayaknya …?" Padi yang mulai penasaran karena ucapan Kapas seakan mulai mengandung misteri namun juga suasana hatinya yang bahagia karena sedang berkomunikasi dengan seorang yang sangat Padi sayang membuat dirinya selalu ingin tertawa, dan dengan menahan tertawa Padi masih kuat bertanya "Kenapa … Ka'?"

"Enggak si nggak kenapa Napa!"

"Iicchh nggak jelas banget, kenapa … apa Ayah kamu ingin aku cepat datang ke rumah kamu hihihi?" tanya Padi dengan mengalihkan perhatiannya dan penuh rasa kawatir, karena ucapan Kapas yang terdengar tidak ceria.

"Padi, nggak usah bercanda do..nk..!" pinta Kapas karena menganggap gurauannya Padi sedang tidak membuat suasananya membaik.

"Ok … ok …. aku bernafas dulu yaaaa, iyaa kapan sekarang kah….?!"

"Padi.. denger aku ngomong nggak siiii?!" ucap Kapas yang suaranya memang terdengar dengan menangis, yang suaranya mulai lirih terdengar.

"Iyaaa maaf, ada apa Ka'? lagian kayaknya kamu serius banget iiii ngomong nyaa, tumben .. ada apa… iyaa aku dengerin, kamu jangan nangis yaa" ucap Padi dengan lembut yang mulai serius menanggapi keadaan dan mulai paham bahwa firasat yang dia rasa itu ada benarnya, namun entah apa yang telah terjadi, Padi merasa sangat ingin dekat dengan Kapas saat ini, hatinya merasa sangat sakit karena hanya mendengar suaranya saja, andai di saat seperti ini Padi ada di sampingnya mungkin dia bisa memberikan pundaknya untuk Kapas bersandar.

"Aku mau pindah rumah …." ucap Kapas dengan suara berat

"Hmmm gitu yaaa" dengan menghela nafas nya Padi berusaha tegar mendengarnya "Jadi… kita akan jauh yaaa?" tanya Padi dengan hati yang tiba-tiba kosong seakan kehilangan semua isinya, entah turut bahagia atau bersedih, yang jelas Padi paham akan ada perpisahan di antara mereka.

"Dengerin aku dulu Di'!"

"Kapas …. kamu nangis buat aku yaaa, jadi kamu nangis  karena takut jauh dari aku?" ucap Padi hanya melucu agar kapas terhibur.

"Iiihhh apaan siiii" ucap Kapas dengan nada manja dan tertawa, karena malu jika Padi paham akan maksudnya yang memang merindukannya "Yaaa maksud aku….. ,jangan ngomong gitu donk…" tambahnya Kapas yang ingin ikut tertawa.

"Iyaaaa, selamat yaaaa, terus mau ke sana nya kapan .. ? aku juga kebetulan mau ke rumah Mama, udah lama nggak ke sana .., gimana kalau nanti kita dari sini ke bandara nya barengan aja …?" ajak Padi untuk menyemangati Kapas

"Emang kamu mau ke sana kapan Di'?"

"Mmmmmmm kapan yaaa kayaknya siii …, sepuluh… dua puluh … mungkin….. ah.. nggak tau lah yang jelas yaaa, tunggu kamu kasih kabar, aku siap .. aaaaaaaaaaaaa ..sikkk nanti kita di jalan..."

"Padiii, … diem nggak !!"

"Apa …, aku cuma mau ngomong nanti di jalan kita beli oleh-oleh lah…, kamu pikir aku mau ngomong apa .. !! plis dech Nona.., jangan bilang kalau nanti di perjalanan kita mau duduk bareng, kamu bisa sandaran ma aku sepanjang perjalanannya hahaha"

"Hahahaaaa….. , ok udah dulu yaaa udah malem niee" ucap Kapas yang perasaannya sudah mulai tenang

"Udah ….. ? masa cuma mau ngomong gitu doank Ka'?"

"Iyyaaa lah… emang kamu pikir aku mau ngomong apa?"

"Aku pikir kamu mau ngomong kangen …gitu, atau sayang ke aku gitu"

"Coba ulangi !!! … kurang jelas …!!"

"Iyyaa dech… nggak kok .."

Dan telfon pun terputus "Dasar cewek galak" gumam Padi dengan menaruh telfonnya.

Padi langsung merasa lemas seakan isi kepala dan hatinya sudah tidak bisa menyatu di posisi tubuhnya lagi, dia membaringkan badannya dengan fikiran yang seakan melayang entah kemana, dia merasa hancur, seakan harapan yang selama ini dia tunggu sudah patah, Tidak ingin jauh dari Kapas namun apa daya, dia bisa apa, orang tuanya lebih berhak atas semuanya.

   Serasa tidak ada  yang bisa mereka lakukan untuk tetap dekat, Padi dan Kapas saling menyayangi namun seakan mereka menutupinya selalu dan akhirnya tidak bisa memahami perasaannya masing-masing, takut jika tidak akan terbalas cintanya.

 

 Ketika hari libur tiba.

Kapas yang baru bangun tidur, mata pun belum melek sempurna tapi merengek pada ayahnya yang masih tiduran di sofa kamarnya sementara mamanya sedang mempersiapkan sarapan buat mereka.

"Ayaaah…. ayoo lah bangun ..!" pinta Kapas dengan menarik-narik tangannya

"Memangnya ada apa sayang...?" jawab ayahnya dengan masih malas untuk membuka matanya.

"Susah banget siii di bangunin Ayah ini…, Ayah.. aku bosen di rumah mulu, tiap hari cuma perginya ke Kampus… aja kaya gitu… aja …, kayaknya bumi ini nggak selebar daon kelor dech… Yah"

"Keluar mau ngapain, di rumah mau maen game ada…, mau makan tinggal makan, kolam renang ada ..temen di hape banyak .., mau apa lagi..?"

"Iiiicccchh… Ayah ma gitu ….. aku sumpek Ayah..., tiap hari ini mataku kalau nggak liat mobil macet, halaman buku tembok rumah tembok Kampus apa coba?"

"Berendem lah sana sekali-kali sana biar gak sumpek .."

"Ayah tau nggak, aku mau ngomong apa..?" ucap Kapas yang ingin ayahnya tau jika dia sedang kesal.

"Mau ngomong kalau Ayah nggak nurutin Kapas mau nangis gitu…. kan …?"

"Nggak ….. Yah" ucap Kapas yang sudah hampir putus asa merayu ayah nya agar mau menuruti kemauannya.

"Lalu apa ..?" tanya ayahnya dengan sedikit membuka matanya

"Ny.....eeee beeeeelinnnn, Ayah nyebelin" ucap Kapas dengan kesal dan keluar dari kamar mamanya.

   Ayah nya hanya tertawa melihat tingkah putrinya itu yang kadang menggemaskan kalau kemauannya tidak langsung di iyakan, lalu ayahnya pun menyusul Kapas keluar dari kamar, melihat Kapas yang ngambek duduk di ruang tengah, ayah nya pura-pura tidak mempedulikan dengan kemauannya.

 "Sayang ….., jadi dari tadi kamu belom mandi, pantesan kok tadi di kamar ayah kaya bau ompol .. yaa?"

"Iiihhh apaan siiiiii" teriak Kapas dan tawanya sudah tidak bisa di sembunyikannya.

"Ternyata kamu yaaaa..."

"Hhahaaaaa…. itu ma Ayah yang ngompol … hahaahaa"

"Ma Kapas ngompol nie Ma ....nanti sofa di kamar harus di bersihin itu ya Ma, bau ompolnya Kapas Ma!"

"Siapa Yah yang ngompol?" tanya Mamanya yang ikut nimbrung

"Ini looo anak kita ini udah gede masih ngompol Ma… nanti kita harus jalan-jalan yaaa Maa, sekalian beli pempers" ucap ayahnya dengan tertawa yang menggelitik, sementara Kapaspun tidak usai dengan tawanya

"Nggak kok Maaaa, Ayah aja itu yang minta jalan-jalan, sumpek katanya di rumah…. mulu.., ayooo lah Yah.. kita jalan- jalan" ucap Kapas yang mulai merengek, dan mulai semangat karena permintaannya hampir terpenuhi.

"Iya udah Ayah kalah, Ayah selalu Kalah kalau seperti ini, iyaaaaa .. ok .. mandi dulu sana … buruan!"

"Serius… Yah asiikkkkkkkk"

"Iyaaa sana mandi!"

       Sebuah keluarga yang harmonis seakan tidak ada celah duka yang bisa hadir di antara mereka, itu kerena Kapas yang begitu pintar dalam menyembunyikan perasaannya, seberapa ingin nya Kapas untuk dekat dengan Padi, ingin Mamanya mendukung hubungannya dengan Padi hingga tidak perlu selalu bohong dengan mamanya, tidak banyak yang Kapas inginkan, seandainya saja mamanya tidak melarang Kapas untuk berteman itu saja sudah cukup, layaknya berteman dengan yang lainnya hingga bisa ada hubungan baik sampai dengan orang tua pula, tidak seperti dengan yang terjadi antara hubungannya Kapas dan Padi yang selalu di rahasiakan, meski Mamanya tidak pernah menyetujui namun juga Kapas merahasiakannya dari Padi, Kapas tidak ingin Padi tau, jika salah satu orang tuanya ada yang memang menjauhkannya, kapas pun yang begitu menyayangi mamanya tidak berani untuk menolaknya .

 

  Sarapan pun sudah di siapkannya.

"Kapas….. ayo segera ke meja makan, semuanya sudah siap, sebentar lagi kita jalan sayang!"

"Iyaaa Ma… sebentar lagi!"

"Tu…. yang kamu pesen kemaren .." ucap Mamanya dengan menunjukkan sesuatu kepada Kapas

"Sipppppp …. Perkedel .., makasih Maaa"

    Ayahnya pun datang dengan sudah dengan pakaian yang rapi.

"wweeeeeiii Ayah sudah rapi, asiiikkk kita jadi jalan-jalan!"

"Iya udah.. makan dulu … Ayah juga mau donk perkedelnya .."

"Ayah itu buat Kapas Yah, ini nanti yang makan roti bakar siapa?"

"Mama aja sii yang makan!"

"Tidak bisa, Mama kan sudah bikin ubi ungu Yah"

"Udah Yah makan aja itu roti bakarnya, kasian Mbak udah masak nggak di makan" ucap Kapas iseng

"Ya sudah ya sudah, perkedel tidak boleh, roti bakar pun jadi"

  Selesai sarapan mereka pun bersiap untuk pergi bersama

seperti biasa pakaian Kapas yang biasa saja dengan rok selututnya dan kaos lengan panjang faforitnya, warna merah muda yang lembut, rambut di biar kan terhelai hanya ada sedikit yang di kuncir satu sebelah kanannya, namun saat menuruni anak tangga di depan rumahnya, dia terjatuh karena sengaja melompat agar lebih cepat sampai pikir nya, dan berakhir dengan lutut yang terbentur lantai halaman.

"Gubrakkk!!!!"

"Aaaaaaaaaaaaaauuuuuu ….. lutut kuuuuuu" rintih Kapas yang kesakitan dengan di temani pecahan pot yang pecah

  Sementara orang tua di belakang nya merasa terheran dengan yang di lakukan oleh Kapas.

"Hmmmmmm … baruuuu.. aja Mama mau ngomong, udah jatoooh aja" ucap Mamanya sambil membantu Kapas berdiri, Ayahnya pun turun dari mobil dengan heran melihat kejadian yang Kapas lakukan.

"Aduh.. Kapas … Kapas….  hahaahaaaa"

Meski begitu Kapas tidak ingin terlihat sakit, dia menahan sakitnya agar acara untuk liburan tidak berujung gagal dan hanya menikmati waktu dengan menghabiskannya menatap tembok rumah

"Ambil obat sana Ma… , kita tunggu di mobil!" suruh ayahnya

  Dan lukanya di perban seadanya, namun terlihat konyol karena kurang rapi dan sepanjang perjalanan kapas merengek kesakitan

"Sakit Ma…. kiipasin pakai apa gitu Ma" pinta Kapas karena merasa lukanya panas pedih

"Iya iya kamu itu selalu saja begitu …. dari dulu looo Yah .. sukanya lompat-lompat, entah apa yang ada di fikirannya …, Mama nggak ngerti, mau jadi kodok kali.."

"Aaaaaaaaaaaaaaahhhh .. Mama kok gitu sii ngomong nya, Ayah.. Mama nya itu di kasiih tau, .." pinta Kapas agar ayahnya membela dirinya

"Iyaaa Ma.. Kapas itu.. bukan mau jadi kodok … gitu kan sayang" ucap ayahnya dengan fokus nyetir namun tetap bisa merespon candaan mereka, "Tapi mau jadi capung yaaaa sayang …. hihihi" tambah ayahnya yang tertawa sungguhan.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa….. ayyah  juga gitu … nyebelin"

"Kamu itu yang selalu begitu, kalau kaya gini siapa yang repot, .. siapa coba…, Mama jadi heran, belum ilang saja itu kebiasaan lompat-lompat nya, Ayah si tidak pernah liat bagaimna dia dari kecil, tiap di depan rumah pasti dia lompat, kaya gini kan jadinya"

"Yaaa asal lompat-lompatnya, jangan pas bareng saat jalan sama ayah"

"Dengerin itu …. Ka' kalau Ayah ngomong!"

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….. sakit .."

Sementara Ayahnya hanya sesekali tertawa mendengan rintihannya Kapas, ayahnya Paham dalam lututnya Kapas yang terbentur tidak akan mengalami kesakitan yang parah karena hanya leban kecil saja, namun juga di pahami bahwasanya Kapas memang jarah terluka.

    Sesampai di tempat keramamaian Kapas berjalan dengan santai saja, meski beberapa orang ada yang memperhatikan nya, dengan kebiasaaan nya dia berjalan dengan sesekali fokus kepada ponsel nya, hingga menabrak seorang gadis yang begitu cantik, sangat sempurna bagaikan boneka barbey senyum nya sangat indah, sopan, manis cantik .. itu kata-kata hatinya Kapas yang begitu terpesona, dia bagaikan putri kerajaan yang nyata berhadapan dengan Kapas, Kapas merasa bahwa untuk pertama kali ini dia benar-benar melihat bidadari di alam nyata.

"Aaduhhh maaf yaaaa"

"Iyaaa, iyaaaa nggak pa-pa kok …, kamu gimana?" tanya gadis tersebut dengan pandangan fokus ke perban lututnya Kapas.

"Oh iyaaa iyaaa, aku nggak pa-pa kok, maaf yaaa, kamu mau kemana?" tanya Kapas karena melihat gadis tersebut banyak membawa barang

"Oooh iyaaa aku juga lagi buru-buru mau pulang udah di tunggun ini" ucap gadis itu merasa tidak enak hati karena tidak bisa bercakap lebih lama lagi dengan Kapas.

"Oooooohh iya silahkan .. silahkan ..!" ucap Kapas dengan wajah polos

nya yang hanya terpaku dengan penampilannya.

"Heyy jangan bengong lah .., eh kenalin aku kezya senang bertemu dengan kamu .." ucap Kezya dengan mengulurkan tangannya

"Ooh ,… iya iyaaa" ucap Kapas yang tidak fokus mendengar namanya karena melihat orang tua nya yang sudah jalan agak jauh darinya.

"Apa kaki kamu sakit ..?"

"Hehehee nggak kok, senang juga ketemu ma kamu, udah yaaa aku lanjut jalan"

"Ok … bay.., hati-hati" ucap Kezya dengan senyuman

 

Mereka pun segera berpisah Kezya yang buru-buru dan Kapas yang harus segera menyusul orang tua nya.

  

Kezya pun sampai di tempat tujuannya, dengan naik taksi yang sudah di pesannya. Kezya adalah saudara sepupu Padi yang kuliah di luar Negri dan tinggal nya agak berdekatan dengan orang tua nya Padi.

Padi yang sedang tertidur pulas tidak mengetahui akan kedatangannya Kezya, karena pembantunya sudah mengenal Keiza, ia pun langsung masuk ke rumah layak nya rumah sendiri.

"Mbak.. dimana Padi… ?"

"Ada Non, di kamar nya belum bangun!"

"Oh .. makasih .. Mbak.."

 Kezya pun langsung ke kamar Padi untuk membangunkan nya.

"Yaaaaa dia masih mimpi, baaaangun.. woy bangun ....!!!" dengan sengaja mencubit tangannya Padi agar Padi segera merespon.

"Siapa siiii …." dengan masih tersayub Padi pun terpaksa bangun,

"Eeh… kamu .. , kapan datang ganggu orang tidur aja…"

"Ehh… liat tu.. matahari udah tinggi …, mandi sono.."

"Iyaaaa, udah tau…  eh… sama siapa ke sini .. Zya?"

"Ya sendiri lah …!"

"Masih inget aja, kenapa nggak lupa aja ma rumah ini?"

"Iicchh jahat banget siiii, mana ada sama adek sendiri lupa"

"Adik yang paling cakep yaaaa.. asikk"

"Ha ha ha.. paling cakep, tapi jomblooo terus dari dulu, udah ah …. capek" ucap Kezya yang berlalu pergi.

"Ehhh tutup itu pintunya!!" suruh Padi sambil melempar kan bantal nya

"Siap bos"

Setelah seharian beristirahat sore harinya mereka sengaja keluar rumah untuk menikmati senja dan sekalian menikmati kuliner nya, tidak perlu jauh dan mereka cukup berjalan kaki untuk sampai di tempat yang siap untuk memanjakan lidah dan di temani suasana yang menyejukkan mata, dan di saat mereka menikmati makanan yang telah mereka pesan, Kezya ingat akan kejadian dimana dia bertemu dengan gadis lugu yang ia temui tadi pagi, hingga membuatnya tertawa sendirian.

"Hey kenapa siii kayak nya senyum-senyum gitu…." tanya Padi merasa aneh

"Hihihiiii…." Kezya yang tertawa dengan menutup mulutnya

"Ati-ati tu… jangan sampai muncrat makanannya"

"Hahaha.. nggak lah" mendengar itu Kezya justru bertambah tawanya

"Kenapa sich Zya apaan, kok bisa kamu ketawa kaya gitu?"

"Tau nggak … tadi pagi tu… waktu aku baru sampai, aku kan mampir dulu tu… ke tempat makan, nah … di situ aku ketemu cewek yang lucu… banget … bikin aku mau ketawa … lucu banget pokoknya hahaha"

"Emang dia kenapa … apa makeup nya berantakan, atau dandanannya yang aneh …?"

"Hihihhi… bukan gitu …, masa yaaaa dia itu lucu dech …  cantik siiii imutzzz tapi yang bikin aku bengong itu … lutut nya kaya anak kecil banget dech .. nggak kebayang aja .., kok bisa gitu looo … sampai di iket-iket kaya gitu …. hhihi.. lucu ngeliatnya"

"Oh yaaaa .. kok bisa, emang keliatan perbannya?"

"Serius lah …. jadi bingung juga itu anak lompat dari mana gitu aja, yaa maksud ku udah gede gitu loo kok bisa lututnya di tambal kaya gitu hahaha, nggak malu apa … hahahaahaa…"

"Lucu juga kalau aku liat juga udah pasti ketawa lah …"

"Iyaaa looooo, padahal juga ma aku itu tinggian dia, dia cantik, modis … …. yaaa cakep lah dandanannya, tapi lucunya saat liat ke bawah … aduh.. jangan di tanya dech … seberapa ingin ku untuk tertawa… hihihi"

"Ha ha ha .. dari tadi katawa mulu, ati- ati entar ketularan loooo … Zya"

"Hiihihi… enggak lah, aku ma nggak separah itu …. kali meskipun mungkin aku sakit, nggak mau lah di perban dengan kaya dia gitu hahaha"

"Kamu ke sini bukannya karena ada undangan yaaaa…..?"

"Iyaaaaa lusa .. tu.. temenin aku yaaaa .."

"Males dech, aku juga ada acara kali…. Zya, nanti bukannya aku dikira pacar kamu, malah dikira supirnya kamu, ah nggak mau lah, lagian kali aja entar ada temennya cewek aku liat, bisa aja kan?"