tapi sudah terlanjur mereka melihatnya dan yang sebenernya mereka bukanlah temannya, kenal karena mereka sering bikin ulah pada dirinya, namun Yudha tidak ingin membalas perlakuan mereka dengan hal yang sama, karena tidak ingin menjadi pemicu perselisihan di kemudian harinya. Dan Yudha pun bersikap santai dan menyapa mereka dengan akrab.
"Hay semuanyaa..." sapa Yudha
"Eh….. pacar looo yaaaa cantik tu…." jawab salah seorang dari mereka
"Enggak kok .. dia cuma anak tetangga yang di titipin ke ortu aku, yaaa aku ajak makanlah"
ucap Yudha memberikan pemahaman.
"Kapas duduk dulu sini!"
Kata Yudha dengan menarik tangannya agar duduk di sampingnya.
"Yudha .. kenapa mereka kaya gitu ngliatinnya kita?" tanya Kapas yang sedikit peka dengan keadaan
"Udah biarin aja.. kamu duduk di sini! jangan kemana-mana, aku order makanan kita dulu"
dan Kapas pun hanya menganggukkan kepalanya.
Namun ketika Yudha tinggal pergi untuk pesan makanan, beberapa orang datang dan memang berniat untuk menggoda Kapas. Meski dari kejauhan Yudha tetap memperhatikan Kapas yang sudah mulai di dekati oleh mereka.
"Heyyy …. kenalan donk .. " ucap dua orang sengaja duduk memepet Kapas. Kapas yang terus melihat ke arah Yudha dan kian merasa ketakutan. Namun mencoba berani merespon ucapan mereka
"Iyaaaaaa" ucap Kapas dengan singkat
"Siapa namamu ..?"
"Kapas .. iyaaa"
Kapas pun mulai risih karena ulah mereka yang kurang sopan, namun ia tetap ingat pesan mamanya, bahwa dirinya adalah orang baru yang tidak boleh terlihat galak.
Sedikit demi sedikit mereka berani membelai rambut Kapas dan duduk lebih dekat lagi. Yudha masih membiarkan hal itu dengan perhatian yang ektra, siaga jika mereka sampai macam-macam kepada Kapas. Meski suasana otaknya Yudha sudah bagaikan lava yang hendak berpijar namun masih bisa dia tahan dengan kesabarannya.
"Apaan siiii" ujar Kapas yang tak suka dengan keisengan mereka yang mulai jahil dan menyingkirkan tangan yang berani membelai rambutnya.
Mendengar Kapas yang berkata demikian, tetapi bukannya terlihat takut, mereka justru semakin berani menggodanya
"Santai saja Nona cantik, tenang kita akan bisa membuatmu nyaman di sini tenang aja"
"Eh jangan macem-macem yaaa!!" ucap Kapas memperingatkan
"Hhahaha… galak juga nie … cewek" dan yang lainnya ikut tertawa dan membuat Kapas semakin takut, dan mereka kian berani untuk memegang tangannya kapas.
"Iiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhh… lepasin ….!! ucap Kapas dengan berusaha membela diri dengan tangan yang satunya.
"Udah lah! jangan malu-malu .. , iyaaa gak temen-temen ..!"
Yudha pun kesal dengan kelakuan mereka. Di tambah melihat Kapas yang terlihat sudah panik, mendengar Kapas yang teriak memanggilnya. Yudha langsung berlari kepadanya.
"Minggir kalian semua … !!!!"
dan segera menarik Kapas dan memeluknya agar tenang dan reda tangisnya.
"Santai bro…. , itu karena dia belum kenal ma kita aja .."
"Diam kalian … !!! kalau sampai di tangan Kapas ada baret sekecil apapun aku akan membalas perbuatan kalian itu.., sudah cukup lama aku diam dengan ulah kalian tapi kalau yang kalian ganggu adalah orang yang aku sayang, jangan harap kalian bisa lolos dari pembalas ku !!!!!"
Ucap Yudha dengan nada marah dan mengancam mereka. Sementara Kapas masih menangis dalam pelukannya. sangat terdengar dengan jelas apa yang di katakan oleh Yuhda ''Seorang yang dia sayangi''
"Enggak kusah sok jadi manusia baiklah! hah? … sayang apa itu sayang .. ?? hahahaha.. , lagian kenapa juga kamu meski peduli dengannya, apa kamu itu pacar nya .. ?"
ucap mereka meremehkan Yudha
"Denger yaaa kalian semua ..!!! dia memang bukan pacar ku, tapi dia adalah calon istri ku" jawab Yudha dengan tegas
Mendengar kata-kata Yudha, Kapas menjadi lebih baik, dia merasa tersanjung dengan apa yang di lakukan untuknya, Kapas merasa lebih baik dan merasa terlindungi, lalu mereka pergi dari sana.
"Kapas .. maafin aku yaaa, aku gak bermaksud membuat kamu kaya gini. Mereka bener-bener keterlaluan !!" ucap Yudha dengan kesal hingga wajahnya merah
"Antarkan aku pulang" pinta Kapas yang masing menangis
"Ok .. iyaaa kita pulang, tapi kita makan dulu kan …" tanya Yudha dengan penuh perhatian
"Enggak mau ah"
menggelengkan kepalanya namun terkesima dengan tatapan matanya Yuhda yang sedang memandang nya.
"Udah gak pa-pa kita udah jauh dari orang itu, entar kita makan di mobil aja yaaa .." ajak Yudha
"Iyaaa dech .." jawab Kapas dengan mengusap air matanya.
"Udah donk nangisnya yaa"
Yudha merasa aneh dengan dirinya yang gugup saat memandang kapas, dan hatinya berkata mungkin ini yang di rasakan ketika cinta hadir dari hati yang paling dalam. Dan ini adalah untuk kedua kalinya dia merasakan getaran hati kala memandang wajahnya Kapas.
Setelah makan, Yudha pun mengantarkan Kapas kembali ke rumahnya.
Sementara di sisi lain, Padi yang selalu memikirkan keadaannya Kapas yang sudah lama tidak memberinya kabar sedikit pun kepadanya. Perasaan kacau kian mnyelimuti hatinya, dan di fikirannya kini adalah karena mungkin Kapas tidak ingin punya masa depan bersamanya. Betapa sakit hatinya. Kapas yang pergi darinya tanpa pesan yang bisa di pahami. Tak ada yang bisa Padi lakukan kini. Menangisi keadaan bukanlah solusi karena itu hanya akan menambah kembali kenangan indah bersamanya.
"Kapas … apa kabarmu di sana? tidakkah kamu mengerti keadaanku di sini yang selalu merindukan ocehan galak mu itu .. apakah kamu sudah bahagia di sana hingga kamu sudah tak lagi mengingatku? apa yang membuatmu tidak lagi memberi ku kabar? Aku harap kamu masih Kapas yang ku kenal, yang dari dulu selalu mengingat ku meski dalam kejauhan. Jangan kamu buat keyakinan hatiku yang selama ini adalah kesalahan. Kamu egois … , apa kamu pikir karena kamu keras kepala, lalu dengan seenaknya kamu perlakukan aku seperti ini?" kenapa keras kepala kamu itu susah di pisahkan darimu.
Aku pikir akulah seorang yang bisa menaklukkan keras kepalamu itu, tapi mungkin aku salah mengartikan sikapmu. Yang ku kira kamu nyaman saat bersamaku, yang ku fikir senyuman manis itu hanya pada ku. Tetapi nyatanya … ini yang ku hadapi seandainya ada satu kata, yang kau harus mendengarnya Kapas .. itu hanya kata, bahwa aku setia di sini untukmu, akan ku tunggu, akan ku habiskan waktu ku hanya untuk menunggumu kembali kepada ku Ka..."
"Tak terasa air mata pun menetes mengingat canda tawanya, dan segala kenangan yang telah terlewati bersamanya, sakit pun tidak bisa di hindari kala kenyataan yang terjadi kini berbeda dengan yang di harapkan. Hasil tidak sesuai bahkan jauh dari apa yang telah mereka korbankan, itu semua terjadi karena kesalah fahaman masing-masing yang tidak mau mengakui kejujuran dalam hatinya tentang apa yang mereka simpan.
Satu tahun terlewati, tanpa kabar dari seorang yang di sayangi bukan lah hal yang mudah namun Padi maupun Kapas tetap berprestasi di dunia pendidikannya.
Meski waktu telah banyak terlewati namun tak sedikit pun Padi mau pun Kapas bisa saling melupakan, menjalani hari-hari dengan penantian yang tiada kepastiannya
Di atas sana masih ada bintang yang sama yang tak pernah berubah dari kita sebelum kenal hingga kita bermusuhan dan hingga kini .. bintang itu masih setia ada di sana begitu juga dengan hubungan mereka yang masih ada, yang tidak pernah berubah, namun dia telalu tinggi untukku gapai, begitu pula hubungan mereka yang tanpa kejujuran namun berharap bisa bersatu di ibaratkan menanti keajaiban.
Banyak perubahan dari keluarganya Kapas dan Yudha semenjak mereka berkenalan, orang tuanya yang dulu jarang bertemu kini seakan makin dekat dan hubungannya kian erat layaknya kekeluargaan. Kapas sering di ajak ke rumahnya Yudha dan begitu pula sebalik nya, mereka akrab layaknya adik kakak. Orang tua Yudha pun sayang dengan dengan Kapas mereka sudah menganggapnya sebagai anak sendiri, begitu pula orang tua nya Kapas yang sudah terima Yudha di dalam keluarganyaa. Adanya kedekatan Kapas dan Yudha seakan hampir melengkapi kebahagiaan ke dua keluarga tersebut.
"Yudha … Mama mau tanya, kayaknya kamu itu kok nyaman banget kalau dekat Kapas kamu riang.. , Mama senang liatnya .. dan Mama rasa Kapas itu adalah perempuan yang baik … , apa kamu sayang sama dia .." tanya ibunya Yudha
"Ah Mama… ngerti aja …., iya Ma .. Yudha sayang banget ma dia, meski tidak pernah Yudha katakan sama dia kalau Yudha sayang .. tapi sunggung Yudha sangat sayang sama dia .. Ma.." ucap Yudha dengan langsung mengakuinya
"Kalau begitu …. yaaaaa cepat lah lamar dia! Mama dan Papa udah tua looooo udah pngen nimang cucu dari anaknya kamu"
"Ah … Mama ….. , yaaa minta doa dan restu nya yaaa Ma .. moga doa Mama segera terkabulkan, ya udah Ma … Yudha mau ke bengkel dulu udah banyak kerjaan nie .."
"Iyaaa udah hati-hati! inget loo secepetnya Mama dan Papa sangat setuju kalau yang menjadi pendamping hidup kamu itu Kapas.
Kini Yudha semakin bertambah semangat karena orang tuanya yang sudah merestui dirinya untuk lebih serius lagi dengan Kapas. Lain di masa yang lalu saat dia pernah menjalin kasih, orang tuanya menyuruh untuk fokus kerja dan Yudha paham itu karena mereka tak merestuinya, entah apa masalahnya, dan sekarang niatnya untuk mementukan pendimping hidup sudah ia dapatkan.
Dengan di biayai uwang hasil jerih payahnya sendiri Yudha sering mengajak makan bahkan jalan-jalan ke tempat yang Kapas inginkan, dan juga saat ini Yudha berencana untuk menyatakan perasaan di sertai dengan kejutan kecil dan apa adanya, yang dia dapat dari hasil kerjanya sendiri. Meski orang tuanya cukup kaya untuk memberikannya uang yang cukup untuk pesta megah jika dia mau namun Yudha menolaknya, dengan alasan bahwa Yudha ingin memiliki Kapas dengan apa yang dia punya.
Yudha yang sebelumnya meminta restu kepada orang tuanya dan juga kepada orang tua Kapas bahwa dirinya akan melamar Kapas dengan sedikit kejutan, dan semuanya sudah memberi restu kepadanya, namun Kapas tidak sedikitpun ngetahuinya.
Di pagi hari ketika bunga-bunga masih terselimuti embun yang bening, dan di antara keindahan dari mentari pagi yang damai mereka mempersiapkan kejutan lamarannya Kapas.
Kapas yang masih terjaga dalam mimpinya terbangun karena mamanya yang memanggil-manggil dirinya, dan dia pun bangun untuk membukakan pintu kamarnya,
"Kenapa siii Ma…? Kapas masih ngantuk .. hari ini juga Kapas enggak ada kelas Ma, Kapas capek mau tidur lagi ya" ucap Kapas yang belum memperlihatkan sekelilingnya
"Coba lihat itu kerjaannya siapa yang ngacak-ngacak ruang tamu sampai pot bunga kesayangnnya Mama pecah berantakan!" ucap Mamanya Kapas dengan berpura-pura, mendengar itu mata Kapas pun langsung terbuka terang
"Haaaaaaahhh??? serius Ma....?"
"Coba kamu lihat sana!, siapa lagi kalau bukan kamu, siapa lagi yang suka jalan lompa-lompat, iyaa kan .. itu pasti ulah kamu tadi malam"
"Enggak kena Ma… gak mungkin, Kapas itu kalau lompat pun di tangga bukan di deket pot bunga" jawab Kapas dengan bingung
"Yaaaa kamu gak ngaku gitu .. terus kamu mau bilang yang lompat-lompat itu Mama gitu…?"
Merekapun berjalan ke ruang tamu, Kapas yang masih pakai baju tidur yang tampak mukanya masih lusuh di tambah lusuh lagi karena kesal dengan Mamanya berjalan dengan kaki di berat-beratkan, dan sesampai di ruang tamu kesalnya pun berubah menjadi rasa haru dan penasaran. Hingga seakan Kapas tidak mempercayai dengan apa yang ada di hadapannya
Waaaaaaa….. hhhhh!!"
Melihat ruang tamu yang di hias dengan bermacam-macam bunga cantik
"Ada acara apa niee Ma? kok banyak bunga gini?" tanya Kapas dengan rasa haru sementara Mamanya hanya tersenyum melihat itu.
Dari jendela yang sudah sengaja terbuka hordennya terlihat wajah Yudha yang tersenyum kepada Kapas dan berjalan ke depan pintu, Yuhda yang tersenyum manis dengan membawa bunga kesukaannya Kapas [Anggrek] dan mendekati Kapas. Kapas yang makin terheran dan menyangka mungkin ini hanyalah mimpi. Sampai di depan Kapas, Yudha langsung menyatakan perasaannya dan di luar sana ada orang tuanya Yudha yang tersenyum kepadanya dengan membawa tulisan, (Terimalah kami sebagai martuamu dan sebagai imbalannya akan kami berikan kepadamu dengan kasih sayang anak kami yang hanya satu, itu kepada mu)
"Maukah kamu menikah dengan ku ….?"
Kapas yang tak tau harus berkata apa .. sungguh ini di luar dugaannya, Kapas tau jika Yudha sangat perhatian kepadanya, namun tidak menyangka kejadiannya akan secepat ini, dalam keadaan seperti ini pun Kapas jusrtu teringat dengan Padi
"Seandainya yang ada di hadapan ku adalah kamu Padi"
Tidak terasa air matanya berjatuhan, di sisi lain dia tidak ingin ada orang yang bisa menggantikan Padi di hatinya, namun Kapas pun tifak bisa menolak lamarannya Yudha yang begitu sayang kepadanya dan mereka sudah akrab layaknya keluarga. Sedangkan memang iyaa di dalam hatinya Kapas hanya ada Padi, tapi buat apa jika harapan hanyalah harapan, sedang Padi tidak ada perjuangan untuk menemukan dirinya. Dan tentulah pikiran Kapas ini keliru, karena yang sesungguhnya Padi selalu menantikan kepulangannya Kapas di tiap detiknya. Seakan nafasnya adalah hanya untuk menemukan jawaban dari Kapas.
Dan kapas pun menjawab dengan
"Iyaaaa ..."
semua yang melihatnya ikut merasakan kebahagiaan, Yudha memakaikan cincin di jarinya Kapas lalu memeluknya, meski begitu yang ada di fikirannya Kapas hanyalah Padi dan Pado seorang saja. Semakin Kapas ingin merasa bahagia semakin pula hatinya mengingat Padi dan menjadi sakit.
Sementara di sisi lain Padi masih setia dengan cintanya, namun kian hari pun kian menjadi penyesalan karena merasa terlambat untuk mengatakan kejujuran hatinya, duduk di atas jembatan dengan di temani angin pagi yang mmenyegarkan dan cahaya yang indah di pagi hari. Membuat kenangan kembali menyapanya, namun apalah daya dia kini telah berubah.
"Kapas ..... aku masih ada untukmu … di sini ….."
Air mata Kapas yang kian tak terbendung membuat tangannya kian erat memeluk Yudha, Yudha merasa terharu dan mengira itu juga karena Kapas yang sayang kepada dirinya.
Hari berganti hari …
Yudha ingin memberikan kejutan kembali kepada Kapas, dia mengajak Kapas ke pantai untuk mlihat matahari terbenam …
Mereka duduk di antara pasir yang sesekali di datangi deburan ombak laut yang menambah suasana romantis untuk mereka
"Kapas… kok kamu cuma diem aja siii…?" tanya Yudha
"Hemmmmmm" jawab Kapas dengan senyuman kepada Yudha, namun berada di pantai seperti ini, di saat matahari tenggelam itu mengingatkan masa indah bersama Padi, sebisa mungkin Kapas tidak ingin lagi mengingatnya dan berusaha menahan air matanya karena seakan suaranya Padi masih jelas terngiang kala bersamanya dulu, ingin tersenyum mengingat masa indah itu namun air mata pun berderai karena kini semua itu hanyalah kenangan.
Melihat kapas yang terdiam Yudha sengaja menjiprat kan air laut kepadanya
"Iihh apaan siii" ujar Kapas yang kaget
"Lagian .. kenapa siii diem.. mulu dari tadi …?"
"Indah yaaaaaaaa …. Mataharinya .." ucap Kapas
"Iyaaaa banyak orang yang suka dengan senja ….. begitu pula dengan ku .. itu sebabnya aku melamarmu di pagi hari"
"Mmmmmmmmmmmmmmmmm …"
"Iyaaa karena di pagi hari adalah waktu awal untuk mewujutkan mimpi kita, di mana pagi hari adalah wujud aslinya kita, bagaikan matahari yang terbit itu lah harapanku … aku ingin ada di saat kamu sebagai dirimu sendiri layaknya orang yang baru bangun tidur masih asli dengan apa yang dia miliki, di ibaratkan sebagai kejujuran, aku ingin kamu adalah apa yang aku lihat begitu pula kasih sayangku yang bagaikan pagi datang menyapamu dengan kelembutan dengan kedamaian namun ... awal semangat untuk menggapai masa depan.
Mendengar Yudha yang berbicara demikian hati Kapas seakan meleleh, seakan dia tidak percaya Yudha juga punya kata-kata yang belum pernah dia dengar dan membuat Kapas makin mengerti betapa sayangnya Yudha kepadanya.Lalu mereka pun pulang karena hari yang semakin gelap.
"Kapas … sayang …." Panggil Mamanya
"Icch.. Mama ini kebiasaan loch udah tau aku nonton tv juga …"
"Ada kabar… yang sangat bahagia… sayang dari dia"