Chereads / PADI DAN KAPAS / Chapter 28 - Zya zya

Chapter 28 - Zya zya

"Ichhhh jutek banget.... siii iyaaa dech…, yang udah punya pacar .. cie cie kenalin donk ma aku, yaa mumpung aku di sini lah"

"Kenalin ….  yaaa pokok nya dia itu, … yaaa gampang lah .."

"Serius Di' kamu udah punya? …. top top" ucap Kezya dengan memberikan dua jempol

"Apaan siii yaaa belum lah .. cuma yaaaaa gitu pokoknya ada dech"

"Aah kebanyakan alasan, bilang aja masih jomblo!"

   Tidak ada sedikit pun firasat nya Padi tentang gadis yang di ceritakan oleh Kezya itu adalah Kapas, Kezya adalah seorang yang tidak bisa diam di rumah, selama di rumahnya Padi kerjaan Kezya hanya keluar masuk rumah untuk jalan-jalan, tiap kali Padi ingin memperkenal kan pada Kapas selalu saja gagal karena Kezya yang waktunya selalu di sibukkan di luar rumah, hingga akhir nya Padi merasa bukanlah hal yang penting untuk memperkenal kan mereka berdua, nanti jika tiba masanya juga mereka akan bertemu, begitu lah fikirannya yang di bikin santai.

 

"Kezya…., emang kamu itu nggak capek apa pergi…. mulu .. tiap waktu, nggak sore nggak malam, enggak siang, ini rumah aku itu udah kaya cuma buat kamu numpang tidur doank tau nggak?"

"Yaaa gimana .. aku kan udah lama looo nggak ke sini, jadi banyak tempat yang harus ku kunjungi .."

"Gayanya….. kaya pejabat aja banyak kunjungan"

"Haaha..."

"Eh …. Jadi nggak Zya, mau ke undangan ..? malam ini?"

"Oooh iyaa yaaa, yaaa jadi lah .. , kamu mau ikut nggak, ini tu pestanya teman lama aku loch meski kita udah lama pisah dia nggak lupa ma nama aku"

"Lalu... kamu merasa sepesial kah Kezyaaaaaaa"

"Iyalah dia pernah ngomong kalau nama aku memang susah buat di sebutin, tapi yang lebih susah lagi lupain wajah aku yang cantik ini hahaha, ayo si Di' ikutlah bersamaku, aku pastikan nanti di sana bakal ketemu cewek cewek cantik dech!"

"Engak ah …. males, mending aku mau ngisi teka teki silang. Mengerti?"

"Baiklah… , yaa udah, entar aku pulang nya sekalian aja yaaa agak maleman, capek di jalannya"

"Bodo amat lah …!"

"Ok!"

 

 Bukan dunia ini yang selebar daon kelor hanya saja saat  waktu mempertemukan mereka kembali, antara Kapas dan Kezya pun tidak menduga sama sekali bahwa mereka akan bertemu kembali.

Kezya yang masih sangat mengenali wajah kapas langsung menyapa nya saat bertemu di tempat undangan.

"Heyyyyy …, ketemu lagi, gimana udah sembuh lututnya?" sapa Kezya kepada Kapas dengan fokus melihat gaun yang di pakainya, dalam hatinya Keyza berkata-kata "Ternyata dia bisa seanggun ini, aku sungguh menyesal karena sudah menertawakannya"

"Eh iyaa ketemu lagi yaaa… ooh nggak kok gak pa-pa udah sembuh … iyaa"

"Oh iyaaa kenalin ini temen-temen aku …." ucap Kezya mengajak temannya untuk mengenal Kapas

"Hey....." balas Kapas kepada mereka untuk menyapa teman-temannya Kezya.

Mereka pun duduk bersama, saling mengenalkan dirinya masing-masing, meski Kezya berulang kali tinggal di rumah sodaranya, tapi tak terlintas sedikit pun oleh Kapas bahwa yang dia maksud adalah Padi, begitu pula dengan Kezya yang tidak menyangka bahwa antara Kapas dan Padi memiliki hubungan

"Seneng bisa kenal ma kamu, nggak nyangka karena waktu itu kita bisa sedekat ini … lain kali kita ketemu lagi yaa" ucap Kezya sebelum pergi dari Kapas

"Ok …. pulang yaaaa, udah di tungguin Mama aku… di sebelah sana"

 

Dan hari yang telah di rencanakan pun tiba. Tidak sengaja Kapas yang sedang duduk bersantai mendengar ayahnya yang sedang membicarakan sesuatu yang serius di telfon, berhubungan dengan rumah baru nya, harusnya Kapas bahagia namun tidak terasa ia menangis, dan kini dia sudah sadar apa yang membuat nya seperti ini, tidak ingin jauh dari Padi.

Namun tidak ingin pula mengecewakan perjuangan ayahnya yang selama ini sudah bekerja keras untuk membangun rumah impiannya tersebut.

"Kapas sayang…. besok yaa kita berangkat ke rumah baru kita .."

"Oooh… besok yaaa Yah?"

"Looo kok kaya nggak seneng gitu… sich wajahnya Ka', ada apa cerita sama Ayah, atau kamu minta tata ruang nya di atur ulang mungkin, kalau kamu tidak suka dengan yang sekarang Ka'?"

"Nggk kok Yah … cuma yaaa sedih aja .. ninggalin rumah ini yang sejak Kapas kecil ada di sini .."

"Iyaaa Ayah mengerti tapi sepertinya kaku sedang lelah juga, udah sana istirahat dulu yaa sayang … Ayah juga capek, besok pagi harus udah siap!"

"Ok Ayah"

 

    Tidak ada perpisahan yang indah, waktu seakan begitu cepat berlalu, ini lah yang sedang Kapas rasakan, air matanya yang tak henti mengalir mengenang kebersamaannya dengan Padi, yang setiap hari bertengkar hingga masa indah yang telah berlalu, di tambah lagi meninggal kan rumah yang dari kecil menjadi tempatnya bernaung, rasanya semua ini begitu berat untuk menjadi sebuah pilihan, dia pandangi seisi ruangan kamarnya yang menyimpan banyak boneka dan kenangan semasa hidupnya, terkenang kala dia masih memainkan boneka-boneka itu, rasanya berat baginya untuk meninggalkannya, ingin membawa semua bonekanya namun itu pun tidak mungkin. 

Pagi pun menyapa, Kapas yang sedang  sibuk memberes kan baju-baju, dan Mamanya menge-cek semua barang yang akan di bawanya.

"Kapas … sayang .. udah belom mana aja yang mau di bawa ..?"

"Aaaaduh… pusing Maaaaaa .. semua bonekanya kayaknya mau ikut ..semuanya!"

"Kamu ini cepat lah pilih satu atau dua saja, nanti kan kalau kita ada waktu kita bisa kok ke rumah ini lagi .. cepat lah sedikit Mama tunggu di luar yaa"

"Iyaaa Ma..!"

 

  Sementara di sisi lainnya, Kezya yang belum bangun, tidak seperti biasanya, hingga Padi terpaksa harus membangunkan nya karena pagi ini di harus pulang.

"Zya ... Kezya... !! .bangun, tu.. matahari udah tinggi, apa udah bosen jalan- jalan nya ..?"

"Capek…" jawab Kezya dengan suara nya serak

"Kamu sakit yaaaaa? coba lihat" dengan menempelkan telapak tangan ke pipinya Kezya dan bener terasa panas. "Waah.. beneran kamu sakit nie… demam nie kamu Zya, gini dech .. kalau keluyuran… terus.., baru ngerasa kan?"

"Iyaaa nie… kepalaku pusing banget.. rasanya, tulang aku nie kaya pada patah, auu sakit semua lengan dan kakiku"

"Biasanya minum obat nggak, atau jamu ..? mau .. jamu?"

"Nggak mau ah … aku pengen minum jus aja dech.."

"Ooh… mau jus apa ..?"

"Pier aja lah … makasih yaa"

   Padi kembali lagi ke kamar nya tanpa jus yang Kezya minta, karena sedang nggak ada pier adanya mangga.

"Nie adanya mangga mau nggak, pusernya lagi kosong Mbak belum sempet mau belanja, mau nggak? kalau nggak juga nie aku yang minum"

"Ya udah sisi ... ... sini... makasih yaaaa, enak jus mangganya …, tolong angkat telfon itu Di'!"

"Haloo, iyaaa .. ini Kezya nya sedang istirahat, oh iya iya nanti saya sampai kan."

telfon pun terputus.

 Kezya … apa hari ini jatwal kamu pulang yaaa besok kamu kan ada acara di sana .. katanya?"

"Aaaaaaaaduuuuuhhhhhhh …. aku lupa lagi ... aduh gimna donk ..?" seketika Kezya pun panik dengan keadaannya, dalam keadaan dia lemah seperti ini, namun juga harus pulang sekarang juga

"Yaaaa ela… kok bisa lupa sii Zya, kamu itu meskinya apapun yang akan kamu lakukan di catet kali ya, soalnya kamu itu banyak keluyuran Zya"

"Jam coba lihat jam berapa … Di'?" Kezya

dengan segera bangun dan masuk kamar mandi lalu bersiap dengan semua bekal keperluannya selama perjalanan.

"Jadi sekarang juga kamu mau berangkat .. Zya?"

"Iyaaa lah gimana lagi"

"Apa kamu yakin udah sembuh .. Zya?"

"Aduh .. nggak usah bawel dech .. antar aku yaaa sekarang juga, takut telat penerbangannya"

"Iyaaa lah, kalau kamu kenapa-napa gimana?"

"Nggak kok, aku masih kuat, sampai Bandara aja, entar gampang lah kalau udah nyampai sana .."

 Dan mereka pun langsung menuju Bandara, tanpa rencana tanpa komunikasi antara Padi dan Kapas, mereka bisa bersama ke satu tujuan di hari dan jam yang sama, tidak terfikirkan sebelumnya akan terjadi seperti ini.

Dan mereka pun sampai di Bandara di jam yang sama.

Saat Kapas berjalan di keramai ia tak sengaja sepintas melihat wajahnya Padi, sementara Kapas yang berpenampilan berbeda membuat Padi pangkling dan tidak menyapa Kapas meski lewat tapat di sampingnya, Padi yang fokus merangkul Kezya karena terburu-buru agar Kezya tidak telat.

Kapas ingin memanggilnya, namun karena dia berjalan dengan merangkut seorang perempuan cantik ia justru terdiam membisu hanya bisa menyaksikannya dengan air mata yang tanpa sadar hadir, Kapas seakan tidak percaya akan apa yang di lihatnya, kapas merasa terkhianati oleh perasaannya sendiri, ternyta apa yang dia yakini tentang sebuah rasa itu milik hayalan belaka.

Dengan terus memandang Padi yang kian berjalan jauh dengan merangkul Kezya, air mata dan hatinya terus berkata-kata.

"Padi… , inikah yang sebener nya terjadi? kamu berbeda dari apa yang aku kenal, ternyata gadis cantik itu adalah pacarnya Padi?"

Rasa hatinya yang tidak rela namun tidak kuasa untuk mengingkari apa yang di lihat nya adalah kenyataan.

"Kenapa aku begitu bodoh di depan mu Padi .. ternyata selama ini yang aku kira kamu selalu peduli padaku, ternyata itu hanya harapan ku saja yang nyata nya bukan lah aku yang ada di hatimu, tapi Kezya .. ternyata Kezya orang nya …. dia memang lebih baik dalam segalanya dari ku Padi, dia memang sempurna tanpa cela sedikitpun".

Sementara Padi tidak mengetahui sedikit pun jika Kapas melihatnya.

Setelah mengantarkan Kezya, Padi pun langsung pulang tidak bertemu lagi dengan Kapas, dan yang ada di fikirannya Kapas adalah bahwa Padi akan liburan bersama pacarnya, tanda tanya yang sekian lama pun kini terjawab Kapas mengira bahwa jika Padi tidak sedang bersamanya, mungkin benar adanya kalau dia sedang bersama Kezya, padahal itu salah, Padi tidak bisa sedikit pun lupa dan berhenti menyayangi Kapas meski masih dia rahasiakan ungkapan itu.

Padi ingin mengutarakannya pada saat yang tepat, namun kini seakan semuanya itu akan sirna .

 

Sepanjang perjalanan ke rumah baru nya Kapas sebisa mungkin menahan air mata nya, dengan hanya berdiam diri dan apapun yang orang tuanya katakan tidak di peduli kannya, Kapas terus saja memejamkan matanya dengan alasan pusing,

tidak mempedulikan lagi sedang bersama dengan siapapun dan dengan siapa pun, hati nya yang begitu sakit  membuat semua yang ada di hadapan nya bagaikan musuh yang siap untuk di hancurkan nya.

Dan sampai lah mereka di rumah baru nya.

"Sudah sampai ….!!"

dan mereka turun dari mobil kemudian memandangi rumah mereka dari halaman.

"Bagus Yah … makasih yaaa Yah" ucap Kapas dengan tersenyum bangga dengan memeluk ayah nya, dalam dekapan ayahnya ingin sekali Kapas bercerita tentang Padi, tentang mamanya yang bersikeras melarang Kapas untuk dekat dengan Padi, tapi ini bukan saat yang tepat, Kapas hanya butuh menahan air matanya saja, ada kebahagiaan yang besar, namun juga kehilangan kebahagiaan yang sempurna.

Kapas pun langsung menuju ke kamar nya dengan alasan capek, padahal karena sudah tak tahan lagi karena masih saja mengingat Padi, dia melampias kan kekesalannya dengan menangis sepanjang waktu, hingga dia putus kan untuk tidak lagi memberi kabar apapun kepada Padi.

Harapannya kini harus di kubur dalam-dala , Kapas merasa sangat kecewa pada dirinya sendiri yang berharap kepada Padi, sedangkan Padi yang tidak tau apa-apa karena Kapas tidak ingin lagi menghubunginya berfikir bahwa mungkin di sana sudah ada teman baru yang membuatnya nyaman, hingga lupa dengan dirinya, jika tidak lupa tentulah Kapas sudah memberinya kabar tentang keadaan nya di sana, keduanya saling tidak mau memberi kabar dan berfikir sendiri seolah fikiran mereka itu adalah kebenarannya.

Kekesalannya makin hari semakin mendalam, seakan hilang sudah kesabaran yang Kapas miliki, meski sering terkenang masa-masa indah selama bersama Padi saat sendirian di kamar nya.

''Ternyata aku lemah … di mana aku yang dulu keras kepala .., sadar lah Kapas buat apa berharap kepada orang yang tidak pernah mengharapkan mu, ternyata semua itu hanya lah perasaanku saja, ku kira aku lah yang ada di hatimu Padi!!!" seakan Kapas merasa bersalah dengan dirinya karena banyak menaruh harapan kepada Padi.

Di saat keadaannya Kapas sedang kacau  ayahnya memanggil nya dari luar kamar nya

"Kapas…. sayang .. bukain pintu nya! ayah mau ngomong bentar!"

  Tapi kapas sengaja diam karena malas membahas apapun, dan ayah nya pun berfikir jika Kapas sudah tertidur, dan menunggu esok hari nya saja untuk memberitahu nya.

 

Seperti biasanya Kapas bangun ke luar duduk di teras samping rumah nya, sambil sibuk memainkan ponsel nya, ayah nya yang melihat mukanya layak nya baju yang belum di setrika oleh pemilik nya.

"Kapas … kok muka nya kusut gitu si…..   kenapa hmmmmm?

"Nggak pa-pa Yah … entar juga kalau udah mandi juga enggak kok .."

"Ya udah mandi sana mandi, oh iyaaa sayang, nanti malam kita ketemuan yaaa sama teman Ayah, dia juga orang Indo sii kaya kita, yaa udah lama sii gak ketemuan, Ayah jadi kangen dan Ayah mau ngajak untuk makan bersama .. Ayah masih ingat dulu.."

"Aaaaaaaaah.. Ayah ini malah curhat .."

"Iiiiccch… kok anak Ayah galak gini siiiiii hmmm" dengan iseng ayahnya mencubit-cubit tangan nya kapas, dan Kapaspun membalasnya dengan banyak cubitan dengan tawa gembira.