Mamanya jika tau yang sebenarnya
Dengan rasa was-was dan gugup berjalan di samping mamanya yang sedang menyiapkan sarapan
"Anak Mama jam segini udah cantik jam segini mau kemana … ?" tanya mamanya Kapas yang penasaran melihat Kapas yang sudah rapi
"Pergi bentar kok Ma…"
"Masih pagi bangat loooo sayank … mau kemana ..? tuuu coba jam berapa?"
"Iyaaa Maaa mau iku senam pagi" jawab Kapas dengan gugup
"Sayank … pake nya itu looo, ganti baju olah raga lebih cocok sayank…"
"Iyaa udah dech, aku ganti .. tapi di kasih pegi kan Ma?"
"Iyaaa tapi jangan kemana-mana kalau udah selesai langsung pulang ya!"
"Iya siap! makasih Maa .." jawab Kapas dengan lega
Dengan terburu-buru Kapas langsung keluar rumah dan menuju Bandara , dengan fikiran yang gundah dan tetap melangkah keluar rumah meski dengan menahan air mata.
''Maaf kan aku maaa tak ada niat ku untuk membohongi Mama. Aku sangat menyesal udah bohong tapi pasti Mama nggak akan kasih izin jika Mama tau aku akan menemui Padi … bukan aku berani menentang nasehat Mama..
Aku tak bermaksud berpacaran
tapi aku sangat peduli dengannya….
maaf kan aku Maaa" gumamnya dalam hati yang menyertai sepanjang perjalanannya.
Sesampai di Bandara, Kapas mencari Padi dengan rasa takut dan panik menghantui perasaa nya. Takut jika sudah tidak bisa kembali bertemu dengannya, Rasa gelisah yang turut di warnai bermacam-macam fikiran, tidak ingin jika sampai Kapas benar-benar terlambat untuk menemuinya, hingga hati nya selalu bertanya-tanya adakah masih bisa bertemu? masih adakah waktu untuk melihat wajahnya lagi bagaimana cara mencarinya.
Ketika padi sampai di Bandara dia tidak sengaja melihat Mobil Kapas yang sudah terparkir, dan yang langsung terfikir adalah bahwa Kapas sudah menunggunya sejak tadi.
Setelah lelah mencari akhirnya mereka bertemu.
Di saat Kapas menangis berdiri sendirian Padi memperhatikan dengan banyaknya kata-kata di dalam hatinya, serasa tidak ingin pergi jauh darinya, rasa sesak yang hampir menjatuhkan air matanya namun Padi harus kuat untuk bisa melaluinya, dia berusaha tegar melihat Kapas, melangkah mendekatinya, memendam rasa sedihnya dan dengan sekuat hati menampakkan senyumannya.
"Ka' lagi ngapain? sapa Padi
"Enggak …. kok" jawab Kapas yang terkejut mendengar suara Padi yang tiba-tiba sudah di dekatnya, hatinya yang cemas hilang seketika kala menatap matanya Padi, meski sambil mengusap air matanya, Kapas pun ingin terlihat tegar
"Sudah selesai kah .. keliling Bandaranya … heheheee" ucap Padi untuk mengalihkan suasana
"Apaan siiii" jawab Kapas dengan senyum manis pun hadir karena kebahagiaannya
"Ngapain juga.. !! di Bandara pake baju OR dasar kurang kerjaan …, mau ngucapin perpisahan sama....." ucap Padi dengan menahan rasa sesak sedihnya, ingin rasa memeluknya dan menghabiskan air mata yang dia tahan, tapi Padi juga paham bahwa Kapas bukanlah gadis yang lemah, dia pasti kuat dengan perpisahan ini.
"Iiihhh dasar, emang kamu fikir aku di sini mau nganter kamu… gitu..?" ucap Kapas dengan cuek untuk memendam rasa sedihnya
"Iyaaa kan?!"
"Ya nggaklah.." jawab Kapas dengan tertawa namun terlihat air mata yang hampir terjatuh, Padi memahaminya, ini memang berat, namun juga tidak punya daya untuk melawannya
"Nggak pa-pa lah… kamu tetep imut kok walau cuma pake baju OR, kamu cantik pakai apa aja, dan aku tidak pergi kok, hanya ...."
Waktu sudah tidak bisa lagi mereka kelabui, kesedihan yang mereka pendam tak lagi bisa mereka jaga, dengan rasa yang mendalam Padi menatap wajahnya Kapas yang tidak mampu lagi menyembunyikan rasa kesedihan akan perpisahan ini, matanya mulai berkaca-kaca, sesekali Kapas mengusapnya tanpa kata, terdiam dan sama terdiam, karena di antara mereka sama-sama tidak rela untuk berpisah, namun juga sama keras kepalanya untuk mampu tegar.
Tidak ada lagi kata namun air mata sudah cukup menyampaikan semuanya
Tidak ada banyak kata untuk di ungkapkan hingga waktu telah menjemput.
Waktu yang mereka tidak ingin melaluinya, waktu yang mereka takuti, tidak ingin jauh tidak ingin terpisah namun kini waktu itu sudah tiba dan mereka tidak mampu mencegahnya.
Dengan berjabat tangan yang mengartikan kebersamaan telah usai dengan senyuman untuk saling menguatkan, mereka percaya bahwa ini adalah yang terbaik untuk mewujudkan impian masa depan
"Ka' jaga dirimu baik-baik … ingat kita punya misi semangat yaaa jangan sampai kamu gendong aku!" ucap Padi yang berusaha menguatkan Kapas
"Keliling lapangan .. ok !!" ucap Kapas untuk berusaha tegar dan kembali terdiam
Namun dengan tangis ini Padi paham akan jawaban nya.., ada rasa yang Kapas pendam dengan kuat, Padi mencoba meraih telapak tangannya Kapas dan mengengamnya dengan erat, air mata Kapas kian tak terbendung, wajahnya tertunduk di hadapannya Padi, tidak ingin melepaskannya, tapi perpisahan sudah di hadapannya. Dengan perlahan Padi melepas tangannya, ada rasa erat dari genggaman tangan Kapas yang juga mulai melepaskannya, kaki mulai melangkah meninggal kan Kapas,dengan berani Padi mengusap air mata di wajahnya Kapas.
"Ka' aku tidak pergi, aku tetap ada untukmu, ayo lihat aku, aku ingin melihat senyummu, aku hanya ingin mencari sesuatu untukmu sebentar" ucap Padi dengan penuh kasih sayang, hingga Mata Kapaspun terbuka
"Iyaa pergilah, pulangnya bawakan aku oleh-oleh yang banyak yaa" ucap Kapas dengan manja dan menepuk-nepuk lengannya Padi dan mendorongnya agar melangkah pergi karena jam penerbangannya sudah tiba. Padi pun melangkah dengan senyuman yang ceria, Kapas yang terus melambaikan tangannya, mereka sadar bahwa tidak ada pilihan lain selain menerima perpisahan ini.
Dari kejauhan Padi masih saja menoleh ke belakang memperhatikan kapas yang masih berdiri, dan memastikan bahwa Kapas sudah tidak lagi menangis
Dengan terus melambaikan tangannya
''Dalam seumur hidup ku satu yang ku takut kan,yaitu bertemu dengan orang yang mampu membuatku tertawa dan menangis,
yang kata orang, itu di sebut cinta, meski aku tidak percaya, namun aku merasa ada rasa itu yang ku temukan dalam dirimu, dan ternyata itu adalah kamu Di' ,dan kini kau telah meninggal kan ku, dan ternyata aku lebih takut dan tidak ingin bisa menerimanya.
Aku sangat takut jika di sana kamu bertemu dengan orang yang lebih menyebalkan dari.. ku Padi, tapi aku pun tidak bisa melakukan apapun untuk perpisahan ini.
Selain menjalani nya"
Karena hanya karena pergantian detik tak terasa waktu berjalan begitu jauh
Waktu dan jarak bukan hal yang perlu di takut kan bagi pemilik hati yang setia
Begitu pula dengan mereka
Meski tak saling memberi kabar namun masih memiliki kepercayaan dari hati yang ia jaga
Untuk seorang yang di pedulikan nya
Walau hari-harinya membahagiakan kerena banyak nya teman di kampus, tapi tetap saja Kapas tidak mudah lupa kepada Padi, begitu pula dengan Padi yang tak sedikit pun lupa dengan Kapas.
Bukannya kapas seorang yang tidak mudah di sukai oleh seorang.
Tapi bagi Kapas, Padi terlalu sempurna untuk di lupakan.
Kecantikan dan keceriaannya bisa dengan mudah meluluhkan hati seseorang
Namun tak ada satu pun yang bisa mendapat kan hati nya kapas, karena hati yang setia itu tidak mudah menyukai orang
Banyak yang berpendapat bahwa Kapas terlalu keras hati nya tak mudah di dekati
Sampai ada yang berkata bahwa Kapas mungkin bidadari yang beda alam Karena susah di tahlukkan hatinya.
Tiap orang yang jatuh hati pada nya berujung pada patah hati
Lelah dengan sikap nya yang angkuh yang memang dia tidak mudah peduli dengan perhatian dari orang-orang yang ingin mendekatinya.
Ardi adalah seorang yang tampan dan kaya
Dia terkenal dengan playboy nya
Sebenernya, tidak seperti itu….
Itu terjadi lantaran banyak perempuan yang mudah suka padanya
Karena dia tak kuasa menolaknya, namun memiliki hubungan dengan seorang itu ternyata tidak mudah terlebih jika itu terjadi karena terpaksa [ mencoba ] menyayangi bukan karena tulus dari hati.
Hal itu terjadi berulang kali hingga dia lelah mempunyai hubungan dengan siapapun,
Saat dia sedang berkunjung ke rumah temannya yang kebetulan temannya itu baru saja patah hati karena cintanya di tolak oleh Kapas. Hingga curhat kepada Ardi tentang kejutekannya Kapas dan kecantikannya yang membuatnya banyak di kagumi oleh banyak orang.
Setelah mendengar curhatan itu tidak ada terfikir sedikit pun ingin mengenal Kapas, bagi Ardi melihat dan mengenal perempuan cantik itu udah biasa, dan respon ketika temannya yang patah hati menceritakan kekecewaannya hanyalah ditertawakan saja oleh Ardi.
"Clik" satu pesan masuk
"Woyy ada pesan masuk niee" ucap Ardi yang lelah mendengar curhatannya Odent
"Udah lah... gak perlu di sesali ngapain mikirin cewek jutekkk!" pesan Ardi kepada temannya dengan nada sepele
"Bodo amat lah bro … balas aja paling juga cewek jutek itu…" jawab Odent
"Lah kok Elu bisa nebak, kalau itu dari dia?" tanya Ardi
"Ya iyalah karena itu nomer, aku special kan buat dia doang!"
"Wieeeeh… keren amat … wkwkk sampai di bikini no pribadi apa dia itu juga
Mengpribadikn nomer buat kamu juga bro…, itu spesial apa bikin tutorial mau hidup di hutan?"
"Boro-boro, aku telfon di angkat itu juga udah suuuuperrrrrrr baik nya dari dia, percaya nggak sich nie cewek kalau aku kira dia itu keturunan bidadari asli"
"Hahahhhhhhhhhhhhhh nasib nasib, nggak usah nyampe stres gini juga kali, keturunan bidadari apaan, bidadari itu lembut kalem, nah apa kabar dengan semua ceritamu tentang dia?"
"Nah Ar, kamu bilang bidadari itu lembut, pernah nggak kamu ketemu sama itu yang namanya bidadari?"
"Ya belom lah!"
"Nah itu masalahnya karena kamu juga cuma adanya dari omongan doank sii, jadi nggak tau gimana rasanya melihat bidadari"
"Bidadari yang terbang ninggalin kamu gitu hahahaha"
"Mmmmmmmm terserah kamu dech Ar"
Dan tanpa ada risih Ardi membaca pesannya karena juga Odent mengizinkannya, yang ternyata isi pesan dari Kapas untuk permintaan maaf darinya.
Ada foto di antara pesan yang Kapas kirimkan, foto kebersamaan dengan Odent saat bercanda, Ardi mulai memperhatikan wajah Kapas dari foto itu yang begitu manis dan rasa penasaran pun mulai hadir membuat gundah, yang semula menganggap remeh, kini begitu terasa perasaan yang menggebu di dalam dada Ardi untuk mengenal seorang Kapas.
Hingga terbesit ucapan kata-kata di dalam hatinya Ardi "Bagaimana bisa cewek semanis dan berwajah lembut seperti ini bisa super jutek sebagaimana yang Odent ceritakan padaku?"
Dalam hatinya berkata akan membalas sakit hati temannya itu dengan berencana. Mengajaknya untuk kenalan dan membuat Kapas suka padanya, dan setelah itu Ardi akan menolak nya, itu adalah rencana dari Ardi.
Dengan menatap fotony Kapas dan berkata
''Hay cewek jutek… liat sampai kamu merasa patah hati dan aku lah yang akan mematahkan hatimu… hhhhhhhh"
Ardi begitu percaya diri karena sebelum nya belum pernah punya pengalaman di tolak cintanya malah banyak yang mengejar-ngejar dirinya, Ardi lupa bahwa tidak semua perempuan itu hanya butuh cowok yang tampan, karena rasa hati itu juga tidak bisa di paksakan.
Seorang Ardi adalah termasuk orang yang tidak memiliki waktu yang banyak untuk kegiatan yang tidak berkepentingan, di setiap waktunya Ardi begitu sibuk dengan pekerjaannya, namun berbeda setelah Ardi menatap beberapa kali fotonya Kapas, ada getaran yang belum pernah dia rasa, hingga kadang bisa mengalihkan pikirannya kala bekerja. Hingga akhirnya Ardi memilih untuk berusaha mengubah rasa penasaran itu dengan berusaha menemuinya.
"Si cewek super jutek aku akan membuatmu luluh" begitu kata-kata Ardi di depan cermin dengan percaya dirinya.
Dia mendatangi kampusnya Odent hanya karena penasaran dengan Kapas
"Wah-wah ….. angin apa yang membawamu sampai di sini hmmmmm sakit ..?" tanya Odent yang terkejut dengan kehadirannya Ardi
"Kangen lah…" jawab Ardi
"Ma aku…?"
"Tukang gorengan" jawab Ardi dengan gemas
"Kirain sama dia hhhhhh"
'Dia …????? hahaahaaaaa"
Saat bersamaan Ardi belum selesai dengan tawanya Kapas tiba-tiba duduk di seberangnya
Pandangan pertama terjadi antara Ardi kepada Kapas, Ardi begitu terpesona dengan wajah imutnya.Namun tidak ada respon sedikit pun dari Kapas, seakan Kapas berada dalam kesendirian yang tidak Peduli kanan kirinya.
Meski Ardi adalah seorang yang sangat percaya diri namun kali ini tidak berlaku saat ada di depannya Kapas, dia hanya terdiam gugup dengan apa yang ingin di lakukannya, sementara Odent tidak sampai bisa memahami keadaan yang terjadi kepada Ardi.
Sampai kapas berlalu karena Liana memanggilnya dari kejauhan.
"Woyyy kenapa siii … udah lah… gak usah coba-coba buat deket ma Kapas" ucap Odent yang mulai mengetahui jika Ardi memperhatikan Kapas
"Kalau kamu masih sayank ma dirimu sendiri" tambah Odent berpesan
"Yeeeessssss yaaahuiiiiiii !!! aku tlah menemukannya yess yesssssss" ucap Ardi tanpa mempedulikan apa yang Odent katakan
"Woyyyy insap woyyyyyyy" ucap Odent ingin memberinya nasehat
Di sepanjang perjalanan pulang Ardi merasa sangat bahagia
''Kalau ku isengin aja lewat telfon hmmmmmm beress'' gumam Ardi mencoba mencari cara untuk mendekati Kapas
Sesampai di rumah Ardi mencoba menelfon namun beberapa kali Kapas tidak menerima panggilan itu, hingga malam berlalu.
Hingga pagi harinya ada pesan dari Kapas,
"Mohon maaf kemaren tidak sempat angkat telfon dari anda, apa ada yang bisa saya bantu dan bisa di lanjutkan keperluan anda sekarang jika anda berkenan"
Hati Ardi yang semalam hampir patah kini semangat kembali.
''Hihihihi … kirain tidak bisa nulis nie orang, baiklah… aku balas,mmmmmmm tapi apa yaaaaaaaa"