"Ahh Bu Guru ini bisa saja .. makasih looo pujiannya Bu"
"Kapas itu berapa sodara yaa Bu" tanya gurunya
"Kapas itu anak semata wayang saya Bu… Guru, bandel yaaa Bu kalau di sekolahan, dia itu sangat manja loo bu kalau sama Ayahnya .. yaaa maklum kalau bandel .."
"Nngak kok Bu… Kapas itu periang, cerdas, baik, banyak kawan di Sekolahan"
"Saya sebagai Ibunya malah nggak tau loo Bu Guru .. yang saya lihat dia kalau di Rumah udah kaya anak kucing aja… telfonan.. terus ma Ayahnya"
"Looooo emangnya Ayahnya .., apa nggak di Rumah Bu..?"
"Nggak Bu Guru … suami saya kerja di luar Kota, dari Kapas kecil"
"Ooh gitu yaaaa"
Terdengar suara ketokan pintu
"Permisi Bu ….?"
"Iyaaa silahkan masuk .."
"Maaf Bu saya Qyqy saya wakil dari orang tuanya Padi, beliau berpesan kepada saya untuk mewakili beliau di acara perwakilan wali murid hari ini, bisa gak Bu, karena orang tuanya Padi nggak bisa hadir Bu, orang tua saya pun gak bisa, dan akhirnya hanya saya Bu sodaranya Padi yang paling dekat" ucap Qyqy menjelaskan tentang kehadirannya di acara hari ini
"Memangnya adek ini, maaf yaaa saya pangggil adek, kamu masih sangat muda sii"
"Iyaaa Bu Guru…. umur saya ma Padi cuma beda dua tahun"
"Ooo iya iya…., adek ini siapanya Padi?"
"Padi itu keponakan saya Bu Guru…!"
"Oooh iya iyaaa….., iyaaa tidak apa-apa bisa kok"
"Terima kasih yaaa Bu Guru… kalau begitu saya pamit mau keluar, saya tunggu di tempat acaranya saja!"
"Oooh iyaa mari-mari, silahkan"
"Ternyata ada yaaa Bu Guru orang tua yang lebih sibuk dari orang tuanya Kapas" ujar Ibunya Kapas
"Yaaa begitulah Bu… kadang itu juga wujud kasih sayang sama anaknya, kadang bagi orang yang tidak faham, itu terdengar kejam, ninggalin anak jauh tapi kalau di fikir lagi itu juga buat kebaikan si anak … iyaa kan Bu, karena sekarang anak udah gede butuh biaya banyak tapi kadang ingin kerja di daerah sendiri penghasilannya kurang mencukupi, ya saya ma nggak ngomongin orang Bu .. karena itu saya alami sendiri, saya kerja di sini, ninggalin anak jauh di sana, sebenernya nggak tega Bu … tapi yaaa gimana anak saya nggak mau kalau pindah, dia nggak mau pisah ma teman-temannya dan di sana juga ada Nenek Kakeknya" ucap guru kelasnya
"Oooh Bu Guru juga jauh dari keluarga …?"
"Iyaaaa Bu tapi anak saya ma banyak bu .. ada empat, yang paling kecil pun udah SMP"
"Waaah senangnya yaaaa banyak sodara pasti rame, terus Bu Guru pulangnya berapa bulan sekali?"
"Yaaa nggak tentu lah Bu … kadang yaaa sampe Tiga bulan kadang yaaa dua minggu pulang, yang penting suami pas sempat saja …"
"Iyaaa siii ya Bu Guru …"
"Sepertinya acara sudah mau di mulai … mari Bu kita ke sana, nanti lanjut lagi ngobrolnya"
"Oooh iyaa Bu Guru… maaf loooo udah ngajak ngobrol dari tadi"
"Ah nggak pa-pa Bu … senang bisa bertemu dengan anda"
Dari setelah pertemuan itu beberapa hari kemudiannya guru Kapas dan mamanya Kapas tidak sengaja bertemu di pusat perbelanjaan
"Eh Bu …. apa kabarnya, ketemu lagi di sini yaaa"
"Eeeh ada Bu Guru, baik Bu.. kabarnya"
"Waaahhh borong yaaaa?"
"Nggak lah .. ini biasa beli belanjaan bulanan Bu …, Bu Guru sendiri saja ..?"
"Iyaaa, kebetulan Suami lagi sibuk nggak bisa antar"
"Bu Guru sudah makan belum, mari duduk di sana, saya pesankan makanan yaaa sekali-kali kita makan bareng Bu Guru"
"Mari-mari … kebetulan juga saya nggak lagi buru-buru"
Dan mereka pun berbincang-bincang sambil menikmati hidangan yang tersaji.
"Beginilah yaaa Bu Guru, kalau pergi nggak sama Suami, repot, bawa- bawa barangnya"
"Iyaaa lah Bu .. kadang saya juga begitu, tapi kenapa Kapas nggak ikut?"
"Aahhh dia ma, kalau lagi nggak mau …, hmmmm meski saya ngomel Bu Guru… dia nggak mau dengar, ada aja alasannya, ini lah, itulah, kesellah ngantuklah .. yaaa seperti itu, tapi kalau lagi rajin, mau loooo nemenin embaknya (Asisten rumah tangga) ke Pasar beli sayuran!"
"Yaaa ampun … Kapas mau di suruh ke Pasar, beli sayuran … hahaha"
"Iyaaa hanya kadang-kadang saja Bu Guru, seminggu sekalipun tidak"
Dalam hati gurunya berkata ''Kapas hebat ternyata, nggak nyangka kalau di sekolah super galak super jutek, tapi bisa menjadi anak manis dan penurut."
"Ooh iyaaa Bu apa Ibu kenal dengan Padi …?"
"Padi ….. nggak kenal Bu Guru …"
"Temen sekelasnya Kapas, dia cowok …"
"Apa mereka akrab Bu? … tapi di sekitar rumah saya gak ada siii anak yang namanya Padi" jawabnya dengan rasa penasaran
"Bukan akrab siii Bu … cuma saya kirain Padi itu ada hubungan sodara mungkin, karena saya sering lihat datangnya biasanya dalam waktu yang selalu bersamaan, mungkin mereka saudara, begitu maksudnya Bu…, maaf loo jadi ngomongin orang"
"Nggak pa-pa Bu …. saya malah seneng kalau di kasih kabar-kabar tentang anak saya"
sesampai di rumah ibunya Kapas terbayang bayang akan nama Padi yang di sebutkan itu, seakan nama itu pernah terdengar di telinganya dan bukan orang asing, saat sudah kembali ingat, tidak terasa air mata berjatuhan, kenangan masa lalu yang pahit teringat kembali, bagaimana sakit hati keluarganya, saat kebahagiaan begitu sempurna dengan pernikahan kakak dari ibunya Kapas sedang berlangsung tapi kebahagiaan itu hancur kala kakak kandungnya Padi merebut istrinya, hingga kini masih saja sakit jika di ingat kejadian itu, betepa malu keluarganya Kapas yang seakan merebut kebahagian orang lain tanpa peduli siapa yang di nikahinya, yang ternyata adalah [ perempuan itu kekasih nya kakak kandung nya padi ], saat ijab qobul baru selesai pengantin perempuannya langsung di bawa kabur oleh kakaknya Padi lantaran tidak mau kekasihnya di miliki orang lain, dia tidak mempedulikan keadaan saat itu, dia tidak rela perjuangan lnya sia-sia, sekian lama bekerja mencari uwang untuk menikahi kekasihnya dan yang terjadi adalah dia pulang dengan kabar kekasihnya sudah di miliki orang lain.
Rasa sakit yang sekian tahun berlalu hingga kini pun belum sama sekali hilang dalam ingatan ibunya Kapas, dan kini rasa itu seakan hadir kembali membuat sesak di dada hingga air mata tak bisa di tahannya dan dirinya berjanji untuk tidak akan ada jalinan hubungan apapun lagi dengan keluarganya Padi.
''Tok tok !!'' Kapas yang mengetok pintu kamar mamanya.