"Sudah-sudah kalian ini saya ajak ke sini bukan untuk bertengkar!!" ucap guru mereka dengan mengela nafas
"Tapi saya juga gak nyontek byu … ini asli gambar saya, tadi malam saya dapat saran dari teman saya, gambar uang receh yang paling mudah itu yaaa pake nominal itu" ucap Padi menjelaskan
"Di antara kalian harus ada salah satu yang pilih membuat puisi atau kalau tidak kalian akan di hukum, dan Ibu tidak bisa kasih nilai berbeda atau sama di dalam satu gambar, dan Ibu gak mau dengar alasan apapun lagi"
"Dengerin itu ….!"
"Ehhh itu aku duluan pastinya yang gambar"
"Apaan aku gambar dari sore kok …. Iiiiccchhhh lama-lama gemes ma kamu …"
"Sudah-sudah kalian keluar dari ruangan saya silahkan itu pintunya ada di sana!"
"Iyaaa Bu …"
"Iyaaa Bu, permisi ..."
Dan mereka pun kembali ke kelas dan waktu istirahat pun tiba, yang seharusnya waktu istirahat di gunakan untuk mengarang puisi malah mereka pakai untuk saling menyalahkan hingga guru pun kembali menegur mereka.
"Padi, Kapas …saya harap kalian tidak melupakan tugas yang harus kalian kerjakan"
"Iyaaa Bu… nanti dia kok yang mau bikin puisi, iyaaa kan Di'?..."
"Apan siii, bukan kok Bu… yang fakta itu Kapas yang mau bikin"
"Sudahlah, kalau kalian gak mau rukun, masih saja begitu, hanya ada satu jalan yang pas untuk kalian yaitu di hukum"
"Aaaaaaaaaaaaaaa jangan donk Bu…. Kita udah rukun damai kok iyaa kan Di'.."
"Yaaa masa Ibu tega siii itu kan bukan salah saya bu .." ucap Padi yang tak ingin kalah
"Ibu tidak mau dengar lagi alasan kalian, nanti seusai jam istirahat kalian gak usah masuk kelas, kalian bersihkan kaca jendela Perpust, maaf untuk kali ini Ibu tidak bisa membantu kalian untuk lolos dalam hukuman ini, agar kalian itu tau bahwa setiap apa yang di lakukan itu harus ada tanggung jawabnya, belajarlah menanggung resiko dari apa yang kalian lakukan!"
Bel tanda masuk kelas pun terdengar, semua murid masuk ke kelasnya masing-masing, sementara Padi dan Kapas bersiap untuk bersih-bersih, tidak bisa mengikuti pelajaran. Pintu kelas mereka tertutup untuk mereka berdua
"Padi Kapas .. sudah siap .. kan?!"
"Iyaaa Bu…" jawabnya mereka serentak dengan membawa peralatan bersih-bersih
"Ayooooo donk… jangan murung gitu kalian kan anak yang rajin masa cuma bersih-bersih aja mukanya kusut kaya gitu?" ujar gurunya
"Tapi, di siapkan minuman yaa bu?" tanya Padi yang sengaja iseng menggoda gurunya
"Iyaaaa" ucap gurunya dengan senyum manis dan menambahkan ungkapan di ujungnya
"Tapi nanti bayar sendiri yaaa, nanti juga Pak Satpam Sekolah temenin kalian kok, yaa sekalian lah … belikan dia minuman yaa"
"Apaaa … Bu, jadi .. kita di awasin ceritanya .."
"Tentu saja iyaaa, apalagi mengingat kalian ini tidak pernah rukun, bisa bahaya kalau tidak di awasi …, dan jika sampai nanti kalian bikin ulah lagi .. Ibu akan kasih kalian tambahan buat membersihkan lapangan Sekolahan .. !!! mengerti!!"
"Iyaaaa dech .. kita kali ini gak akan bikin ribut lagi kok Bu" ucap Kapas yang sudah tidak kuasa ingin melawan lagi
"Iya siap Bu Guru …" ucap Padi yang juga mengikuti
"Ya sudah sana mulai saja bersih-bersihnya, ibu masih ada keperluan"
Mula-mula mereka bisa kerja sama saat bersih-bersih, hingga kaca jendela semuanya kinclong, hingga Satpam yang menjaga merekapun turut kagum dengan kekompakan mereka, namun saat memberes kan alat kebersihannya di depan sekolah, mereka memulai kebiasaan yang tak bisa di hentikan, bermula saat Kapas sedang membilas ember dan tiba-tiba airnya nggak ngalir
"Padi … jangan iseng donk aku juga lagi butuh airnya ini .."
"Lah… kok aku .., mana tau aku kan di sini" Padi pun mendekati Kapas
Ooooooh ini … selang airnya nekuk jadinya mampet airnya … huuu " dan Padi mencoba meluruskan selangnya, dan air pun langsung menyemprot ke wajahnya Kapas, karena selang airnya belum dia taruh
"Padiiiii...…." teriak Kapas
Padi pun terkejut melihat Kapas yang udah basah kuyub dan suara teriakannya bikin kuping sakit, malihat Kapas yang demikian Padi tidak bisa menahan tawanya karena merasa heran dan lucu
"Yaaaa kamu gimana siii kenapa itu selang masih di pegang?" ucap Padi menyalahkannya
"Aaaah…. kamu nyebelin …"
Dan Kapas justru sengaja menyemprotkan air ke badannya Padi, guru yang sudah melihat hasil kerja mereka berfikir bahwa ternyata mereka anak baik, bisa di beri kepercayaan di saat yang tepat, meski dalam hari-hari mereka tidak pernah ada akurnya meski hanya Lima menit saja. Namun ketika hendak memanggil mereka berdua ternyata antara Kapas dan Padi sudah tidak ada di sana
"Padi…. Kapas .. !! di mana kalian, kalau udah selesai pulanglah"
Namun tidak ada jawaban sama sekali, dan mencari mereka di belakang dan ternyata juga tidak di temukan, yang terlihat hanya alat-alat kebersihan yang sudah rapi.
Terkejut saat melihat Kapas dan Padi yang sedang bermain air dengan selang layaknya anak kecil.
"Loooooooo kalian ini apa-apaan .. !! kenapa main air kaya gitu .. aduh basah semua kaya gitu"
"Dia itu Bu… yang mulai duluan …" tuduh Padi dengan menunjuk kepada Kapas
"Nggak kok Bu.." ucap Kapas yang mengelak
"Sudah-sudah matikan itu keran airnya , bahaya tau .. mainan air itu!"
"Nggak kok buy… saya udah terbiasa hujan-hujanan jadi gak akan sakit" jawab Padi dengan santai
"Bukan itu Padi … air itu mahal gak boleh kalian buang-buang air kaya gini, kita itu harus sayang dengan lingkungan sayang dengan bumi nggak boleh pakai air untuk hanya di buang"
"Tuuuuu dengerin Di' Bu Guru ngomong apa"
"Iyaaa kok aku juga sayang sama..."
Dan hampir saja akan berucap sayang sama kamu Ka'...
"Udah kalian bereskan perabotan ini, simpan di tempat di kalian mengambilnya tadi, jadiin satu sama perabotan yang tadi kalian sudah rapiin di belakang, saya udah gak mau lagi dengar alasan apapun dari kalian, kalau sudah selesai baru kalian boleh pulang, cepetan saya tungguin!!"
Dan akhirnya mereka bisa lolos dalam hukuman, pulang dengan keadaan basah kuyub, namun kian hari kian menambah gurunya penasaran dengan kelakuan mereka, adakah sebener lnya ada hubungan ya dengan keluarga masing-masing hingga mungkin mempengaruhi pertemanan mereka, mereka yang sudah lama bersama tapi belum terlihat adanya keabraban di antara ke duanya, tentu hal ini bukanlah hal yang wajar, meski hanya keisengan yang mereka lakukan, hingga seolah semua waktu habis hanya untuk ribut saja, hingga terfikir oleh guru kelas untuk memanggil anggota keluarganya ke Sekolahan dalam jangka dekat,
dan secara kebetulan ada hari perkumpulan untuk undangan wali murid di Sekolahan, dan guru kelas tidak sengaja bertemu dengan Kapas dan ibunya dan mereka berbincang-bincang sementara Kapas bersama teman-temannya, bagi guru kelas Kapas ini adalah kesempatan yang langka dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan
"Ibu ini ibundanya Kapas kah …? waaah masih muda sekali yaaa Bu" sapa guru Kelasnya Kapas yang memang belum pernah bertemu dengan orang tuanya Kapas.