Chereads / PADI DAN KAPAS / Chapter 16 - Nominal rasa hati

Chapter 16 - Nominal rasa hati

"Kita semua itu emang sengaja ninggalin kamu Ka', lagian kita percaya kok ada pangeran yang bisa jagain... Oooh... " ucap Liana dengan menggoga manja 

"Jagain apaan!" jawab Kapas yang tidak ingin terlena oleh suasana

 "Udah dech .. ngaku aja ,paham kok kitanya, iya nggak Na?" ucap Sirlina menambahkan, mendengar itu tidak ada hal lain yang bisa Kapas lakukan selain hanya bisa tertawa

"Hahaha…."

"Romantissss"

"Turun-turun berisik aja, dah sampai niee!" 

 Sesampai di depan kelas mereka di sambut oleh pengumuman "PERLOMBAAN MENGGAMBAR"

"Haaa!! serius.... Nggak nieee asikkk" ucap Liana yang kegirangan 

"Yaaaa..h ini ma pasti jelek ini nilai ku …. aduhhhh, haaa dan yang gak bisa, boleh gantikan dengan bikin puisi" Kapas yang justru merasa tidak ada yang tepat untuk di pilih, karena dua-duanya adalah hal yang tidak dia suka, namun berbeda dengan Henne yang justru tambah semangat

"Yes sippp aku siap"

"Apanya yang sipppppp?" tanya Kapas kepada Henne

"Hehehe nggak …. kok Ka' nggak ada apa-apa!"

 Pelajaran pun di mulai dan menggambar adalah tugas tambahan untuk di hari itu saja

"Selamat siang anak-anak sudah faham tadi kan isi pengumumannya?, siang ini ada tugas tambahan dari pelajaran kalian, tapi yang di maksud bukanlah menggambar dengan sesuka kalian, yang harus kalian gambar adalah gambar dari uang, terserah mau nominal yang berapa boleh semuanya, eh tapi jangan menggambar mata uang yang rusak yang nanti kalian jadikan alasan lantaran hasil gambar kalian yang jelek, ok anak-anak? selamat mengerjakan tugas, Ibu tinggal sebentar, jaga ketertiban kelas selama Ibu tinggal."

"Siap Bu Guru….!!" ucap serentak semua muridnya

 Di awal memang terasa sangat damai, suasana yang damai karena semuanya fokus dengan yang sedang mereka kerjakan, keheningan terasa. Sesekali Padi menatap wajah Kapas yang sedang serius, membuat penasaran dengan apa yang dia gambar hingga wajahnya tampak begitu serius, namun yang sebenarnya adalah Padi yang terbawa oleh suasana hening yang menampakkan wajah Kapas yang begitu meresap di hatinya.

"Apa ya yang dia gambar serius amat itu anak .. hahaha" gumam Padi karena penasaran dan ingin iseng, Padi mendekati Kapas yang masih serius … , tetap diam dan jalan hati-hati dari belakangnya Kapas, agar Kapas tidak sadar bahwa ada Padi yang sedang memperhatikannya, namun Kapas segera mengetahuinya karena suara tawanya Padi.

"Iiichhhh apaan siiii, tu…. kerjain tugas sendiri Sono! ucap Kapas menasehati Padi

"Udah selesai….. yeeee" Padi dengan menunjukkan bukunya

"Coba liat ..!" pinta Kapas

"Enak aja ….!"

"Lihat doank … jangan bilang gambar kalau kamu itu uma nyontek gambar aku!"

"Hellooooo nyontek, kamu pikir kita lagi di kebun nyontek pohon!"

"Itu stek namanya, awas aja kalau sampai kamu ngikutin gambaranku!"

"Ooohhh yang dari daging sapi itu yaaaa steak!"

"Mana coba liat ….!, Padiiii siniii bukunya!" pinta Kapas yang memaksa, Kapas berusaha untuk mendapatkan buku yang di bawa oleh Padi, mereka akhirnya saling berebut karena Padi juga mengambil buku milik Kapas, membuat susana semakin gaduh karena anak sekelas yang juga mulai ikut berlarian karena penasaran dengan gambar teman yang lainnya. Ketika semuanya sibuk bercanda masing-masing dan kembali tenang karna guru kelas

"Apa sudah selesai tugas nya anak anak .. ?"

"Sudah bu guru ….!"

"Ok sekarang kalian simpan dulu sendiri besok ibu kasih nilainya, karena jam sekolah sudah selesai, bagi yang belum rapi gambarnya boleh di rapikan lagii!" pesan Guru kelas mereka namun masih juga merasa janggal karena sempat terdengar keramaian sewaktu dirinya masih di luar kelas tersebut.

 "Ada apa tadi kok dari luar terdengar sangat rusuh anak-anak"

"Biasa Bu itu... siapa lagi" adu para murid, karena memang Padi dan Kapaslah yang membuat kerusuhan, merekapun langsung merasa bahwa memang itu adalah kelakukan mereka, namun juga sekuat-kuatnya membela diri sebagaimana yang sudah-sudah.

"Dia yang mulai duluan kok Bu….!" adu Padi mendahului

"Nggak Bu .. dia itu yang ambil buku aku!"

"Padi .. balikin bukunya Kapas … sekarang!"

"Tapi kan Bu.. itu karena dia itu pelit, mau liat aja gak boleh .." ucap Padi membela 

"Nggak ada alasan, balikin sekarang, udah cepetan" suruh tegas gurunya

"Denger itu …!!" ucap Kapas dengan singkat. Serasa ada di dalam pasar yang ramai, bukannya tambah reda justru akan semakin rusuh jika gurunya menambah percakapan

"Kalian ini looooo setiap harii …. ada aja yang bikin ribut, kalian ini kan sudah besar, apa iyaaa selama kenal sekian lama tapi kalian ini tidak bisa berlaku saling baik, tiappp hari…. lo..ch, apa kalian senang kalau kayaa gini terus? Ibu jadi gak faham ada apa dengan kalian ini" ujar guru kelas yang kian heran sedangkan keduanya malah makin saling merengek membela dirinya sendiri dan minta beliau untuk mebelanya, dan tidak ada yang mau mengalah.

"Diam .. !! Padi Kapas! cukup Ibu mau pulang, terserah kalian mau lanjut sampai kapan saya sudah tidak peduli" ucap Gurunya yang kesal

"Bu.. dengarkan penjelasan saya bu!" 

"Dia bohong Bu, saya nggak nyontek kok Bu…" bela Padi yang juga kekeh tidak mau mangalah.

Dengan kesal dan heran gurunya pun meninggalkan mereka, tapi entah kenapa, melihat mereka yang seperti itu malah ingin tertawa, karena pertengkaran mereka tidak terlihat seperti layaknya musuh atau dari rasa benci, tapi malah terlihat karena keakraban mereka yang melebihi batas dan yang membuat lucu adalah karena mereka hebat dalam membela dirinya sendiri, meski saling menyalahkan namun kata-katanya tetap saling sopan.

Dan begitu seterusnya, mereka seperti minyak dan air yang bisa berdampingan meski tak bisa untuk di satukan.

Keesokannya saat tugas sudah di kumpulkan di meja guru, semuanya mendapat nilai yang memuaskan tidak ada yang mengecewakan bagi murid yang lain, dan tidak berlaku bagi Padi dan Kapas, mereka jutru mendapat masalah.

"Padi dan Kapas harap nyusul saya ke ruangan saya sekarang!"

Padi dan Kapas yang semula sedang fokus dengan pelajaran mereka terkejut 

"Duch kenapa nie" respon Padi dan Kapas yang kaget dan juga penasaran, keduanya saling memandang dengan penuh tanda tanya.

"Ciee cieee ada yang mau di nikahin nieee hahahaha…" ucap para teman kelasnya dengan riang 

Padi dan Kapas yang sudah terbiasa dengan lawakan teman kelasnya itu tak lagi mempedulikan ocehan-ocehannya.

Dan sesampai di ruang guru.

"Permisi Bu…" Padi dan Kapas dengan tertunduk dalam keheningan memberanikan ada di hadapan gurunya

"Iyaaa silahkan masuk, mari duduk! kalian tau kenapa kalian saya panggil ke sini?" tanya guru kelasnya yang sudah terlihat serius 

 Mereka hanya diam dan menggelengkan kepalanya

"Lihat ini ….. apa ini ..?! bagaimana ini bisa terjadi?" ucap Gurunya dengan menunjukan dua lembar kertas yang di gambar oleh mereka, dan Kapaspun langsung memperhatikannya

"Tapi ini asli kok gambar saya" ucap Kapas 

"Coba lihat memangnya apa salahku...., ehhhh kok sama .. waaahhh persis warnanya juga …" kejut Padi yang sudah paham 

"Iyaaaa itu lah yang Ibu heran, kalian ini kerja sama apa membeli gambar itu dari satu orang?" tegur gurunya 

"Nggak kok Bu…. ini asli gambar saya meski contohnya saya ambil di internet, karena gambar kemaren itu udah di lihat sama Padi" ujar Kapas yang tidak ingin di salahkan untuk karya gambarannya

"Lahhhhh terus kenapa kalau aku udah liat?" 

"Ngaku aja dech kamu itu mau ngikutin gambaran aku kemaren Di'"