Chereads / PADI DAN KAPAS / Chapter 14 - nyasar mendalami rasa

Chapter 14 - nyasar mendalami rasa

"Padi!" ucap Kapas dengan lirih

 "Iya kenapa … gak usah banyak ngomong aku tinggalin di sini mau… ?"

"Aaaaaaaaaaaku.."

"Kenapa, mau ngomong apa? kalau gak penting diam saja!"

"Nggak jadi dech"

 Setelah cukup melelahkan duduk di angkutan umum yang belum juga sampai di tujuan mereka, dan angkutannya yang sering berhenti karena menaik dan menurunkan penumpang membuat tambah memakan waktu, namun ternyata mereka salah jalan, hingga mereka turun di tempat yang sangat asing.

"Padi.. gimana nieee , kita ada di mana …" ucap Kapas yang mulai khawatir 

"Aku juga gak tau niee , coba kita entar bertanya dengan orang yang kita temui …"

"Aku capek tau… dari tadi naik angkutan nggak nyampe-nyampe eeh.. malah nyasar, terus sekarang kita dari tadi jalan pun belum ketemu ma orang .." 

"Yaa sabarlah, mau gimana lagi … ada orang itu di sana ayoo kita kesana coba" ajak Padi 

"Mana …?"

"Itu loooooo liatnya ke sawah sana …"

 Apalah daya ternyata orang yang mereka jumpai tidak faham jalan daerah situ karena orang baru katanya.

"Capeknya ….. gerimis …. Padi .. !! gerimis" ujar Kapas 

"Apaan siii kaya anak kecil aja"

 Hari yang tadinya cerah kini mendung, gerimis pun mulai turun dan hujan pun datang. Dan kali ini sedang tidak ada drama di antara mereka, sedang menjalani kebersamaan dengan satu tujuan, sedang ada di waktu tiada kepura-puraan, saling menjaga untuk mencari jalan pulang, meski justru seakan Kapas yang suka cari perhatiannya dari Padi dan tidak terasa bersikap manja hingga Padipun tidak menyangka bahwa cewek segalak Kapas butuh orang lain juga dan ternyata bisa bersikap ramah kepada orang-orang yang tidak mengenalnya.

Karena hujan makin lebat mereka berteduh disebuah gubuk, di sawah yang kebetulan ada pemiliknya dan ada pula beberapa pekerja buruh di sana, mareka berbincang-bincang tentang diri mereka dan saling memperkenalkan, meski hujan, suasana tetap hangat karena candaan mereka yang cepat akrab, Kapas yang sesekali terdiam karena dingiin tapi buat apa juga kalau ngomong takut di bilang lebayy oleh Padi, tapi Padi faham akan hal itu di samping dia tetap merespon kepada orang-orang yang sedang bicara dengannya, dia melepas jaketnya dan memakaikannya kepada Kapas seakan tidak canggung melakukannya, Kapaspun hanya diam dan menatap padi namun pandangan Padi tetap kepada mereka dan masih fokus dengan topik pembicaraannya.

Hujan mulai mereda mereka pamit untuk melanjutkan perjalanan.

"Kamu sengaja yaaa Ka bikin kita nyasar" 

"Hahaha … mana aada" ucap Kapas cuek

"Iyaaa kali aja Ka biar lama bareng ma akunya, kalau biasanya kan cuma sebelum masuk kelas … istirahat .. itu doank kan?"

"Haha ha ha…"

"Ketawa lagi …. , kita udah jalan cukup jauh, tapi belum ada seorang pun yang kita jumpai, kira-kira ini jalan bener gak yaaa?!" pikir Padi penasaran, meski ada rasa bahagia yang sangat teramat bahagia, karena bisa menjalani hari yang tidak di sangka ini, namun juga Padi khawatir dengan Kapas, jika sampai orang tuanya mencarinya, dan juga mereka di daerah ini tidak mengenal siapapun, ingin minta tolong entah kepada siapa. Meski begitu sisi kebiasaan mereka itu tidak mudah hilang. Mungkin tidak ada suatu tempat yang bisa merubah kebiasaan mereka untuk iseng saling menyalahkan dan saling membela dirinya masing-masing.

"Kapas jawab jujur yaaa sebenernya kamu bahagia kan di gangguin ma aku?" tanya Padi yang terdengar nyleneh di telinga Kapas

"Haaaaaaaaaaaa?" 

"Jawab donk … gak usah sok sibuk .."

"Emang iyaaa kok aku itu lebih sibuk dari yang kamu fikir!"

"Super sibuk yaaa ha ha kaya ibu - ibu aja .."

"Iyaalah kaya orang tua kamu sibuk terus ..!"

"Bisa gak, gak usah bawa-bawa kata orang tua!" ucap Padi 

"Emang nyatakan …??"

 Padi yang gemas pura-pura kesal dia melangkah mendekati Kapas dan makin dekat tepat di depan wajahnya, Padi menatap mata Kapas dengan kedua tangannya mendekap pundaknya, seketika Kapas merasa aneh dan rasa sedikit takutan tiba-tiba hadir mengisi detak jantungnya ,dan hanya bisa memejamkan matanya dan menutup wajahnya, lalu Padi tidak kuat lagi menahan tawanya, hingga tertawalah dia melihat Kapas yang sudah panas dingin di depannya.

"Haa hahahaha kamu itu emang super lucu yaaa" ucap Padi dengan tawanya

"Iihhhhhh bisa tresss tau nggak kelamaan di sini"

 

Dari kejauhan terlihat seorang yang membawa payung, mereka sangat berharap dia bisa menolongnya.

"Menurut ku dia itu penyelamatku" ucap Kapas sambil fokus pandangannya 

"Penyelamat kamu .... heloooooooo?!" 

"Iyaaalah perempuan kan selalu istimewa…" jawab Kapas dengan percaya diri 

"Hhhhmmmmm bodo amat, coba aja .." tantang Padi dengan sepele

"Kira-kira dia orang baik gak yaaa?"

"Sesuai amal perbuatan .. kalau kamu baik itu pasti orang baik, bawel …"

 Dan akhirnya orang yang semula tampak jauhpun kian mendekat.

"Maaf Mbak kita mau sedikit tanya-tanya Mbaknya lagi buru-buru gak yaa? tanya Padi dengan nada yang sangat ramah

"Ooh .. enggak, apa ada yang bisa saya bantu?"

"Gini Mbak kita mau numpang ngecaz Hp, rumahnya Mbak … jauh gak mbk ..?" tanya Padi

"Mmmmmmmmm begitu" 

"Iya Mbak jadi gini Mbak kita itu mau pulang tapi belum tau jalan, terus itu…" ucap Kapas bingung dengan yang ingin dia sampaikan

"Eee gini Mbak … kita mau telfon orang di Rumah tapi batray kami habis, bisa kan Mbak?" ujar Padi menjelaskannya

"Ooh gitu yaaa, yaaa mari-mari mampir ke Rumah saya …" ajak orang itu 

"Siipppppppppppp" ucap Kapas dengan lega

 

 Setibanya di Rumah.

Rumah yang tidak mewah yang jauh dari kata keramaian, sejuk udaranya, kedamaiannya sangat terasa …

"Mari-mari silahkan masuk .." ajaknya pemilik Rumah

"Iyaa Mbak makasih, maaf sebelumnya merepotkan …" ucap Padi, sementara Kapas hanya mengikuti Padi saja

"Ooh.. nggaklah, yaaa tapi begini saja adanya Rumah saya, maaf kalau kurang nyaman" ucap pemimpin Rumah dengan mengajak mereka masuk 

"Ahhh …. samalah Mbak Rumah kami juga seperti ini" ucap Padi merendah

"Padi… emang rumah kamu…..?!" tanya Kapas dengan polosnya. Dan Padipun langsung mencubit jari Kapas karena pasti tidak enak di dengar orang lain yang tidak mengenal mereka

"Aauuuuuuuu sakit tau!?" 

"Hehehe… iyaa Mbak maksud temen saya ini dia belum pernah liat rumah saya gitu"

"Hheehe iyaaa begitu …" tambah Kapas 

"Iyaa nggak pa-pa anggap saja kaya di Rumah sendiri jangan canggung sama saya, saya di rumah ini cuma berdua kok sama Suami tapi Suami saya belum pulang kalau jam segini" 

"Ooh … suaminya lagi kerja .. ya Mbak?"

"Iyaaa .. , yaaa cuma buruh di sawah kok"