Chereads / PADI DAN KAPAS / Chapter 12 - Putri yang sederhana

Chapter 12 - Putri yang sederhana

 

 Lonceng tanda berakhir jam pelajaran berbunyi.

''Babay semuanya … pulang yaaaa …" pamit Kapas kepada semua temannya yang juga mau pulang, begitu juga dengan Sirlina dan Liana, untuk hari ini rencana mereka untuk pulang bersama akhirnya gagal, karena Liana di jemput oleh saudara sepupunya yang tiba-tiba berkunjung ke Rumahnya sementara Sirlina tidak bisa pulang bersama Kapas lantaran ada tugas sekolah yang akan dia kerjakan bersama temannya yang lain

Waktu terasa berputar lebih cepat jika kita bersama orang-orang yang sepemikiran dengan kita, satu jam bisa terasa satu menit saja, satu hari bisa terasa satu jam saja, entah di buat apa waktunya, yang penting di isi dengan kebahagiaan.

Sepulang Sekolah seperti biasa kalau tidak mampir ke Mall ya langsung ke Studio untuk menunggu Ibunya Kapas selesai dengan pekerjaannya. 

"Hey tumben anak mama jam segini sudah sampai, pasti belum makan yaa" sambut ibunya yang meluangkan waktu untuk Kapas yang baru saja datang.

"Iya Ma belum, hari ini semua langsung pada balik, sibuk, mau makan sendiri malaslah, capek juga" 

"Ya udah, mau makan apa, tadi sich Mama udah beli makanan tapi belum sempat makan, kamu mau? atau mau makan apa?"

"Enggak ah, mau minum es coklat aja Ma!"

Dan tidak butuh waktu lama, es yang di pesanpun sampai, Kapas mengambilnya keluar, dengan masih memakai seragam Sekolah dia merasa nyaman-nyaman saja berada diantara para karyawan dan para Klien yang ada di Studio, duduk atau tiduran dimanapun yang Kapas suka, namun bukan berati Kapas adalah anak yang egois, bukan karena itu adalah milik ibunya lalu Kapas seenaknya ingin santai dimana, itu karena dia paham dengan peran ibunya di Studio.

Tidak jarang Kapas mengalah dan kena omel oleh ibunya meski dia adalah anak semata wayang. 

 "Kak..udah malam …" ucap ibunya kepada Kapas

"Iyaaa Ma … nie juga udah mau tidur kok"

"Yaaa udah lampunya matiin, udah malam tidurlah!"

"Ok Maaa met malem" ucap Kapas yang sambil melangkah untuk mematikan lampu kamarnya

 "Clik .." terdengar dari Hpnya dan Kapas segera menoleh, dan benar saja ada satu pesan masuk.

"Siapa siiii … mmmm …, hahh dari Padi?" 

"Mmmmmm" 

Kapaspun segera membalas

"Mmmmm!"

Dan Padi sumpringah dan membalasnya

"Ttt"

Dan Kapas segera membalas dengan teks yang sama.

"Ttt"

Padipun tertawa melihat balasannya, dan mencoba untuk yang beda

"Nnnn"

Kapas tertawa dan juga merubah huruf teks nya

"Bbbbb"

Tawanya pun merembet kepada Padi dan segera membalasnya

"Oooh"

Kapas yang sudah menyerah tidak tau ingin membalas apa untuk kelanjutan dan mengirim,

"Tau ah gelap"

Padi tambah gemes dengan balasannya dan mencoba menggodanyq

"Lagii donk … Kak"

"Apanya ..?" balas Kapas dengan tertawa sendirian 

"Ooohnya …" pinta Padi

>"Kosong pulsanya habis" 

<"Gitu sich balesannya" 

>"Apa kamu pikir aku mau balas sms kamu …?

<"Oooo oooo"

>"Enggak usah sms aku lagi" balas Kapas yang bingung, dan merasa jika Padi memberi komunikasi bukan karena butuh tapi hanya iseng saja.

 <"Berati telfon yaaaa" balas Padi karena takut Kapas kesal dan mengira jika hanya mengganggu waktunya saja

>"Terserah …!" meski Kapas menulis teks itu, harapannya adalah Padi segera menelfonnya, ya meski juga, entah apa juga yang mau di bahas, jika memang telfon beneran.

<"Kamu yang telfon yaaa aku gak punya pulsa .. hehehe" 

Dengan balasan yang sebenarnya Padi juga bingung hendak berkata apa, takut jika Kapas marah, itu juga membuat Kapas salah paham dan mengira jika Padi hanya bergurau untuk apa di harapkan, padahal andai Padi sungguh menelfon, itu sudah pasti Kapas bahagia, namun memang lagi dan lagi mereka lari dari kenyataan.

>Baiklah ….." balas Kapas dengan tertawa 

<"Asikkkk .. kamu baik dech!"

>"Tunggu Lima tahun lagi .. , mau …?!"

<"Bisa nyampai lumutan donk ..?"

">pa kamu baru sadar kalau kamu itu lumut?" Balas Kapas yang kesal karena Padi tidak juga menelfonnya

<"Iyalah … karena lembab selalu dekat kamu, kamu itu kan bikin sejuk kaya udara pegunungan sahara!"

>"Aku doakan .. moga itu gurun sahara nyamperin kamu!"

<"Enggak pa-pa … kamu cemburu… ?"

>"Cemburu itu yang pakai kuah asem itu bukan yaa? yang lima ribuan di seberang taman kota!"

<"Nah itu tau"

 Pagi hari saat Kapas baru sampai di Sekolah teman-temennya sudah ramai membicarakan pengumuman.

"Kak.. Kak.. liat dech!" panggil Henne dengan menunjukkan pengumuman 

"Kenaa-kenapa...?"

"Lihat dech besok … bagi yang mau, boleh datang ke acara tasyakuran adiknya Pak Kepala Sekolah, dalam acara penamaan bayi…"

"Penamaan …. ? oooooh …. acara pemberian nama anaknya adiknya Bapak Kepala Sekolah ….mmmmmmm…, yaa coba lah entar aku minta izin dulu" ucap Kapas mempertimbangkannya.

"Asiikk kita bareng yaaaa sipppp" ucap Henne dengan semangat 

"Eh Liana mana sich?" tanya Kapas yang tersadar bahwa dari tadi dia belum melihat Liana 

"Ada di kelas kayaknya, ayoo lah kita nyusul aja" ajak Henne