"Iyaa ini, dia gak mau ngaku juga, nie aku balikin …" ucap Padi dengan memberikan Hpnya
"Maaaakaaaasih…"
Dan padi pun beranjak pergi
"Di' tunggu dulu …" panggil Kapas kepadanya
"Oooh enggak pa-pa gak usah repot-repot buat membalas kebaikan saya tapi … iyaaa dech kalau mau traktir ke kantin , laper .. hehehe mau dech" ucap Padi dengan konyol
"Pikir aja apa jawabannya, aku cuma mau bilang …."
"Mau bilang apa …, makasih ….. ?" tanya Padi dengan manja
"Enggak kok… tadi kan aku udah ngomong makasih"
"Lalu apa kangen … ,,, iichh malah senyum gitu"
"Apaaan siiiiii …."
"Lalu apa … , tenang aja itu enggak akan ada lecet-lecet enggak akan ada masalah enggak aku apa-apain masih suci sesuci aku padamu"
ujar Padi meminta apa maksud Kapas memanggilnya.
"Hhihi apaan siiii, bisa gak sii gak usah lebay?"
"Hmmmmmmm" gumam Padi sambil menaroh tasnya dan masih saja menatap wajah kapas. Dan Kapaspun menoleh dengan tajam
"Apa…. !!!!!"
"Iiih seremm lama-lama tambah galak yaaaa" ucap Padi dengan lirih
"Iyaaaa makanya jangan deket-deket ma aku, mengerti!?"
"Tapi kalau makin deket boleh yaaaa hehehe?"
"Apa coba ngomong lagi!"
"Enggak kok …!"
Lalu Kapas ke kantin dan bertemu dengan teman-temannya.
"Cie cieeeeee yang barusan berduaan ma pangeran .." ucap Sirlina yang menggodanya
"Haha ha … bodo amat lah … mau dia pangeranlah raja hutanlah"
"Pacarlah, kekasihlah" sambung Liana dengan sedikit berani menyindir
"Apa coba ngomong apa? sekali lagi!" ucap Kapas yang gemas kepada Liana
"Eh enggak kok maksudnya gimana Hpnya …?" jawab Liana mengalihkan perhatian