"Misal mau berendem dulu silahkan!" upps… iyaaa kamu kan bukan Baaa ….." dan padi terhenti tidak melanjutkan ucapannya dengan senyum yang di buat-buat
"Apa!!… lanjutin ngomongnya!" ucap Kapas yang sudah ingin menebak apa yang ucapkan oleh Padi
"Enggak ah … entar tambah lengket lagi ma aku …."
"Heloooooooo!!"
"Oyyyyy kapan mau mulai kerjain tugas nya … ngeselin loch kalian berdua lama-lama" ucap temannya
"Hehehe siapppp …." ucap Kapas yang pura-pura fokus
"Bisa gak siiii kalian ini damai walau satu detik saja" ujar temannya yang meminta kepada Kapas
"Tuuu dengerin ...!!" ujar Padi yang justru ikut menasehati
"Udah-udah!… sekarang kita mulai, kalau enggak bisa kerja sama kalian ku kasih tugas sendiri mau…?!" tegur temannya
Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama akhirnya tugas pun selesai, di antara keseruan dengan teman-teman selagi mengerjakan tugas sebenernya ada yang janggal bagi Kapas, sesekali dia menoleh kiri kanan namun tidak ada orang yang mungkin keluarganya, entah itu ibu atau ayahnya.
"Kenapa tidak terlihat padahal Kapas di sana sudah hampir seharian" gumamnya dalam hati
"Sirlina … kok rumah ini kaya sepi banget yaaaa, terus kok orang tuanya Padi itu kenapa gak nyapa kita, apa mereka gak suka dengan teman-teman anaknya?" tanya Kapas
"Oohh itu …. orang tuanya Padi itu enggak ada di rumah mereka jarang pulang juga mereka di luar negri" ucap Sirlina
"T… e rus …?" tanya Kapas dengan kaget dan gugup
"Hmm kenapa siii … ha ha … kok kamu gugup gitu, dia itu tinggal sendirian di sini, ada siii Mbk yang bantu-bantu dia"
"Mmmmmmmmmmmm" ucap Kapas yang masih belum mengerti tentang keluarganya Padi
"Woyyyyyyy jangan ngalamun .. entar kesurupan lagi…!"
"Enggak kok" jawab Kapas yang hatinya berkata-kata
"Mmmmm aku pikir aku adalah anak yang malang karna ayahku yang tidak pernah ada di rumah tapi ternyta ada lebih malang dari ku.... oooh kasian ….." ucapnya dalam hati
"Di bilangin jangan ngelamun looo!" ucap Sirlina dengan tatapan yang heran melihat wajahnya Kapas yang terlihat melow
"Enggak kok" jawab Kapas berpura
"Kesurupan hatinya Padi maksudnya ha ha ..... cieeee tersenyum ….."
Mereka yang tidak sadar bahwa Padi mendengar percakapan mereka dari tadi dan hati padi sangat bahagia dan sangat yakin bahwa perasaannya Kapas juga sama seperti perasaan hatinya.
Di saat jam istirahat banyak anak-anak yang berkumpul di kantin sekolah termasuk Kapas dan teman-temannya.
"Eh katanya entar akan ada kejutan yaaa di kelas …" ucap Liana
"Mmmmm kata siapa ….?" tanya Sirlina
"Mmmm bener banget ..!!" tambah Henne menuturkan
"Kasih tau donk … acara apa kok aku gak tahu sama sekali" pinta Kapas yang begitu penasaran
"Entah lah enggak tahu, tempe aja lah..!" jawab Henne
"Serius loch.. apaan?" tanya Kapas
"Entar lah liat aja, entar juga pada tau, masuk kelas yukkk!" ajak Liana
Kapas yang tidak sedikitpun penasaran akan kejutan dalam kelasnya, tidak sedikitpun ingin tau akan acara itu, bersikap biasa saja dan santai enggak peduli apapun itu.
Setelah semua murid masuk kelas.
"Selamat siang anak-anak adakah di antara kalian yang hari ini membawa HP?! jika ada tolong serahkan ssebelum ibu menyuruh penjaga sekolah buat menggeledah tas kalian!" ucap sang Guru mengumumkan
Dari sekian lama di terapkan peraturan untuk tidak membawa HP saat Sekolah, namun masih saja banyak murid yang tidak menghiraukan nya, dari itu sekolah mengadakan razia HP,
"Jadi Ibu minta siapapun di antara kalian yang membawa HP tolong di serahkan sekarang juga!" tambahnya lagi dengan jelas
"Aduhhhhhh … kok bisa siii gak da yang kasih tau … aaah kalian kejam gimana niee" gumam Kapas yang merasa tiba-tiba terperosok ke dalam sebuah jebakan yang sungguh tidak di sangka-sangka.
Padi yang memperhatikan wajahnya Kapas bisa memahami bahwa sudah pasti Kapas membawa HP.
"Keluarkan tas kalian dari laci taroh di atas meja, bagi yang berkedapatan menyembunyikan HP untuk menghindari razia ini akan di kenakan hukuman" peringatan yang mulai terdengar lantang di telinganya Kapas. Dan menambah suasana menjadi panik.
Namun kali ini keberuntungan sedang berpihak tiba-tiba ada telfon dan Gurunya keluar kelas untuk mengambil buku yang tertinggal
Padi yang segera mendekati Kapas selagi ada kesempatan
"Mana HP kamu…?" pinta Padi kepada Kapas, namun juga Kapas bingung harus bagaimana dia takut jika sampai ketahuan oleh Guru kelasnya, dengan cemas untuk pertama kalinya, inilah saat pertama Kapas mengerti adanya rasa sayang kepada dirinya, melihat kecemasan Padi yang begitu terlihat, begitu juga dengan Padi ini adalah yang pertama kalinya melihat Kapas menerima kepeduliannya dengan ketulusan. untuk kali ini mereka berdua benar-benar terlihat begitu romantis, serasa dua hati sedang ada di posisi yang sama, di sisi kecemasannya Kapas kian paham kala memperhatikan potongan rambutnya dan tatapan matanya yang begitu dalam terasa meresap ke dalam jantung hati.
Sementara itu juga yang di rasakan oleh Padi, bisa sedekat ini, bisa merasakan harumnya wewangian Kapas yang kata orang mirip dengan kesegaran teah di pagi hari itu memanglah benar, dengan sesekali fokus memperhatikan alis dan kelopak matanya yang indah, bibirnya begitu manis meski keadaannya sedang tidak stabil.