Waktu berlalu. Hubungan Alexi dan Asia membaik. Meski terkadang Asia suka jual mahal namun dia senang sebab suaminya memberi perhatian. Namun bukan berarti Asia egois, dia pun melayani Alexi sebagai seorang istri yah kendati ada satu hal yang tak bisa diberikan oleh Asia sebab belum siap.
Hari itu hujan turun deras tapi pasangan yang baru menikah satu bulan yang lalu sedang menghangatkan diri di dalam selimut yang sama. Asia menyangga punggungnya di dada milik Alexi yang tengah membaca satu dokumen sementara Asia sibuk menggambar.
Pria itu tak tampak terganggu biarpun Asia bergerak gelisah. "Alexi lihat gambarku." Alexi langsung melirik pada sebuah buku tempat istrinya membuat gambar. Dia mengembangkan senyuman tipis lalu menepuk kepala Asia.
"Gambar yang bagus." Alexi melepaskan dokumen di tangannya dan beralih pada sebuah pelukan untuk sang istri.
"Alexi,"
"Maaf kamu manis sih jadi aku peluk. boleh, kan?" Asia terpaku lalu mengangguk dan beberapa saat mereka menikmati waktu dengan posisi seperti itu.
Suara bel rumah menyita perhatian mereka berdua. Awalnya Asia ingin membuka pintu namun sebelumnya Tisa sudah mendahului.
Tisa pun kembali pada mereka. Kali ini dia membawa tamu dua orang. Lelaki dan perempuan. "Kakak Alexi!" Tatapan Alexi langsung menoleh ke asal suara dan matanya membulat melihat kedua orang itu.
"Sky, Aikara ...." Alexi menggeser tempat duduk sang istri lalu mendekati mereka. Pria itu tertawa dan memeluk kedua tamu.
"Kalian datang!" Baik kedua orang itu membalas dengan memeluk Alexi seraya tersenyum.
"Aku senang sekali ...." Suami dari Asia itu melerai pelukan untuk menatap mereka.
"Aku agak kecewa karena kalian tak datang ke pernikahanku tapi sudahlah aku senang karena kalian datang di sini. Asia kemarilah!" Asia bingkas bangun menghampiri mereka dengan perlahan sedang kedua matanya tertuju pada kedua orang yang baru dia kenal itu.
Asia mulanya menatap pada pria bernama Sky kemudian beralih pada sosok wanita bernama Aikara. "Perkenalkan dia adalah istriku ... namanya Asia Wynne dan Asia, mereka berdua adalah kedua sahabatku nama pria ini Sky dan yang satu ini Aikara."
Aikara melempar senyuman dan membuat Asia mau tak mau membalas dengan senyuman juga. "Istri kakak manis juga ya. Asia umurmu berapa?"
"18 tahun." Aikara mengangguk perlahan lalu beralih pada Alexi dengan senyuman genit.
"Astaga Kakak, seleramu benar-benar bagus."
"Jangan menggodaku Aikara, bagaimana keadaanmu? Kau sudah sehat, kan?" Aikara terdiam beberapa saat kemudian menunduk dengan binar mata sendu.
"Aku sehat hanya saja aku belum bisa mengingat segalanya."
"Begitu. Semangat ya!"
"Iya, makasih ya Kak. Kakak boleh tidak aku dan Kakak Sky menginap di sini?"
"Tentu. Kalian boleh bawa koper kalian di kamar tamu." Aikara mengucapkan terima kasih dan tangannya terulur pada kopernya namun sebelum itu terjadi koper milik Aikara direbut oleh Sky.
"Biar aku saja!"
"Tapi Kak Sky--"
"Aikara lebih baik istirahat saja. Pikirkanlah janinmu itu."
"Aikara hamil?" Sky mengangguk tanpa beban sedang Aikara gelisah sekali.
"Kau--"
"Kakak, boleh tidak kita bicara berdua?" tanya Sky mendadak membuat Alexi menghentikan ucapan dan pergi dari tempat itu.
"Kakak, duduklah." Aikara menatap sebentar pada Asia kemudian duduk bersama istri dari Alexi.
"Sejak kapan Kakak mengenal suamiku?"
"Sejak kecil. Kami berada di sekolah yang sama."
"Oh umur kandungannya berapa sekarang?"
"Empat bulan." jawab Aikara sambil tersenyum. Asia kemudian beralih memandang suaminya dan Sky yang menjauh.
"Eh laki-laki yang dengan kakak itu suami kakak?"
"Maksudmu Sky? Ti--tidak dia bukan suamiku, hanya seorang kakak kok." bantah Aikara cepat namun dia tak bisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu.
"Tapi dia perhatian sama kakak."
"Ah dia memang selalu seperti itu ... baik sama orang lain bukan hanya kakak. Lagi pula itu tak mungkin."
"Karena apa?"
"Karena dia sudah punya seseorang dan kami mungkin saja bersaudara." Kening Asia lantas mengerut.
"Maksud kakak?"
"Ibunya pernah menjadi istri ayahku." Aikara lalu menyunggingkan senyum hambar pada Asia yang juga menatapnya.
"Alasan aku datang ke sini adalah aku butuh ketenangan. Dua tahun lalu aku pernah kecelakaan dan aku pikir tidak ada sesuatu yang salah dariku tapi tiba-tiba muncul beberapa orang yang mengatakan aku pernah jalan bersama seseorang dan mereka mengatakan bahwa aku sudah menikah. Sekarang aku sedang hamil dan jujur aku tak tahu siapa Ayahnya." tutur Aikara menjelaskan.
Mendengar itu Asia tak mau banyak bertanya sebab mungkin saja Aikara akan tersinggung. Dia lalu memberikan senyuman dan memberi hiburan kepada wanita yang lebih tua darinya itu.
❤❤❤❤
"Aku tak tahu harus bagaimana lagi Kak? Aku sangat ingin memeluk Aikara, memberikannya hiburan layaknya seorang suami tapi aku tak bisa sebab sekarang dia hanya menganggap aku adalah Kakaknya saja sama seperti dahulu." tutur Sky sambil melihat kopi yang dia pegang.
"Aku rasa sebaiknya jujurlah Sky. Bagaimana pun juga Aikara istrimu, apa kau tak kasihan dia selalu sedih ditambah dengan sekarang yang sedang hamil."
"Aku tak mau kak! Aku pernah memintanya mencoba mengingat tapi dia selalu merasakan nyeri luar biasa di dalam kepalanya dan aku paling tak tega melihat itu." balas Sky cepat. Alexi membuang napas, permasalahan rumah tangga selalu saja rumit.
"Baiklah jika kau tak sanggup Kara sakit maka beritahukan saja kau yang menghamilinya. Katakan apa yang terjadi saat itu setidaknya itu akan meringankan beban wanita itu. Bagaimana?" Sky memandang ragu pada Alexi yang menatapnya penuh keyakinan. Idenya memang bagus tapi Sky memikirkan bagaimana reaksinya Aikara.
Apa wanita itu akan menerimanya sebagai Ayah dari calon bayinya?