Chapter 37 - Mimpi Basah

Usapan lembut di pipi membuat Alexi terganggu dan membuka matanya. Dia langsung bertemu mata pada Asia yang menyentuh kedua pipi milik Alexi. "Bangunlah, kau harus makan malam."

Alexi mengerjapkan matanya sebentar dan melihat pada jam di dinding. "Jam 10 malam? Kenapa kau tak membangunkanku?"

"Kau sangat kelelahan aku jadi tak tega. Ayo makan, aku sudah memanaskannya untukmu." Alexi mengangguk perlahan dengan mata yang masih tertutup.

"Pergilah cuci muka dulu," Asia pun pergi meninggalkan Alexi. Dia lalu bergerak ke kamar mandi untuk membasuh muka dan berjalan ke dapur.

Memamerkan senyuman, Alexi lalu duduk di samping istri yang asyik mengambilkannya nasi juga daging. "Ayo makan,"

"Terima kasih." Sekarang perut Alexi keroncongan karena tidurnya lelap sekali alhasil Alexi makan dengan lahap.

"Jangan terlalu cepat nanti tersedak bagaimana?" Alexi memberikan senyuman saat Asia membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Terima kasih ya Asia karena sudah menemaniku untuk makan?"

"Iya." Sejurus kemudian, Asia mencuci piring sementara Alexi masih minum air putih.

"Asia ayo aku bantu."

"Nggak usah, aku bisa sendiri juga tak akan lama kok." Benar saja belum Alexi mendekat, Asia sudah selesai dalam mencuci piring.

"Alexi aku ke kamar tidur, ngantuk nih."

"Ok." Sekitar 30 menit Alexi mengusir kejenuhannya dengan melihat beberapa dokumen dan Alexi mulai merasakan kantuk yang teramat berat.

Dia pun segera membereskan beberapa barang lalu menuju ke kamar di mana dirinya mendapati sang istri sudah tertidur pulas. Alexi tak memiliki waktu untuk menatap lama-lama istri itu seperti yang sering dilakukannya.

Alexi membaringkan diri, menatap sebentar pada punggung Asia yang membelakanginya kemudian mendekat dan memeluk dari belakang tubuh milik sang istri. Hangatnya tubuh Asia membuat Alexi langsung tertidur.

Beberapa jam Alexi menikmati tidurnya sampai dia merasakan ada yang duduk di atas tubuhnya. Tentu saja perasaan Alexi tak nyaman. Dia membuka mata dan terkejut kala menemukan bahwa Asia yang duduk di perutnya.

Senyumannya begitu menggoda batin Alexi tapi pria itu masih mencoba bersabar. "Asia, kenapa kau duduk di situ? Aku lelah sekali tak memiliki waktu untuk bermain-main."

"Tapi sekarang aku mau bermain." ujar Asia dengan nada manja. Gadis belia itu kemudian mendekatkan bibirnya ke arah telinga Alexi, membisikan sesuatu yang sangat sensual.

"Aku tak bisa menunggu lama lagi." setelah itu bulu kuduk Alexi merinding saat merasakan bibir milik Asia mencium jenjang leher sekaligus menggigit sedikit daun telinganya.

Benar-benar sengatan luar biasa!

Tanpa sadar keluarlah cairan merah dari hidung Alexi karena dirinya sangat terangsang namun Alexi tak peduli. Dia langsung menghapus darah yang keluar dan membalikkan posisi menjadi Alexi yang berada di atas sementara Asia berada di bawah kurungan lengan sang suami.

Asia tertawa geli saat Alexi mendaratkan bibirnya di jenjang miliknya dan mendesah saat merasakan bibir Alexi menghisap kulitnya. "Alexi ...."

Pria itu semakin terangsang saja. Dilihatnya baik-baik Asia lalu memamerkan senyuman semringah. "Kau yang sudah menggodaku duluan jadi jangan harap aku berhenti."

Bukannya menolak Asia malah menyunggingkan senyuman yang begitu menggoda. "Coba saja kalau bisa!" Alexi tak bisa menahannya lagi.

Dia menekan bibir Asia dalam-dalam dan memasukkannya ketika Asia membuka mulutnya.

❤❤❤❤

Pagi hari ....

Pasangan muda itu menggeliat untuk sementara sebelum akhirnya Alexi membuka sepasang matanya lalu tersenyum pada sosok Asia. Percintaan tadi malam sangatlah menggairahkan. Apa dia harus meminta lagi?

Sekali lagi Asia menggerakkan tubuhnya. Dia pun membuka mata lalu melihat pada Alexi yang memberikan senyuman manis. "Selamat pagi sayang."

Mata Asia membulat melihat penampilan suaminya itu. "Alexi, kau berdarah." Dahi Alexi mengerut. Dia menyentuh area bawah hidung dan benar saja di tangannya ada darah yang mengering. Bantalnya juga dipenuhi darah.

Asia buru-buru memosisikan dirinya duduk dan hal ini membuat Alexi makin bingung saja. Kenapa Asia masih memakai pakaiannya lengkap? Bukannya Alexi mengoyak pakaian dengan sangat kuat sampai-sampai tak berbentuk?

Masih menampakkan wajah bingung, Alexi bangun dari tempat tidur. Dia baru merasakan jika ada sesuatu basah di bawahnya. Apa jangan-jangan ....

Alexi lalu menyingkap untuk mencari tahu dan benar saja dugaan Alexi. Sepertinya semalam dia mimpi basah. Asia yang melihat celana Alexi awalnya tak bisa mengatakan apa-apa hanya menatap dengan pandangan terkejut.

"Asia, aku bisa jelaskan kok." Gadis belia tersebut awalnya hanya termangu, dia pun memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu pada Alexi meski sedikit gugup.

"Alexi, kau ngompol?"

"Bu-bukan seperti itu!" bantah Alexi. Wajahnya memerah sekarang karena malu dikira mengompol oleh istrinya sendiri. Alexi pun mengerti karena Asia adalah seorang gadis yang masih polos.

Dia masih belum mengerti seluk beluk seorang pria dewasa. "Aku akan bereskan semua kekacauan ini, aku mau mandi dulu." Alexi kemudian bingkas berdiri dan tergesa-gesa menuju kamar mandi yang letaknya tak jauh.

Asia membuang napas pendek lalu memanggil Tisa. "Tolong bantu aku lepaskan seprainya basah."

"Basah? Kenapa bisa basah Nyonya?" Asia yang baru mau mengambil selimut mengurungkan niatnya dan melihat dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sini aku bisikan sesuatu." Tisa pun secara otomatis mendekat.

"Jangan ngomong sama siapa-siapa, Alexi ngompol tadi malam." Mendengar itu tawa Tisa meledak membuat Asia bingung.

"Nyonya, ini bukan ngompol tapi sepertinya Tuan Alexi mengalami mimpi basah." ucap Tisa sambil tersenyum.