Chereads / Kebelet Nikah : Sekuel Pernikahan Kontrak / Chapter 39 - Cemburu Sama Diri (2)

Chapter 39 - Cemburu Sama Diri (2)

Adya mengerutkan dahi melihat sang sahabat tengah melamun dan sikapnya bukan seperti melamun biasa malahan terlihat penuh tekanan. "Alexi,"

"Hmm ...."

"Kau memikirkan apa sih? Kok tertekan sekali, kau punya masalah lagi dengan istrimu?" Alexi kontan menoleh pada Adya. Tatapannya seakan menahan kesedihan.

"Bagaimana ini Adya? Seumur hidup aku tak akan bisa melihat Asia lagi." Kening Adya mengerut.

"Maksudmu apa? Aku tidak mengerti." Alexi mengambil napas kemudian membuangnya lalu bercerita tentang apa yang terjadi tadi pagi.

Sungguh sebuah kekacauan yang lucu sampai-sampai Adya tertawa keras. "Kau mimpi basah tapi istrimu mengatakan kau sedang ngompol? Wah aku pikir Nyonya bar-barmu itu otaknya agak sedikit terbuka ketika kalian menikah ternyata polos sekali."

Tawa Adya membuat hati Alexi terluka, lantas dia langsung bertanya menggunakan nada ketus. "Sekarang aku tanya apa yang harus aku lakukan? Aku tak mau harus terus seperti ini?"

Adya menghentikan tawanya dan menggantinya dengan tersenyum geli.  Sebelum sekretaris sekaligus sahabat baiknya itu mengusulkan sesuatu, sebuah telepon membuat Adya harus mengganti fokusnya.

Dia mengangkat telepon tersebut berbicara sebentar sebelum akhirnya menutup dengan senyuman lebar. "Maaf ya sobat, untuk solusinya nanti aku pikirkan. Sekarang kau harus bekerja. Aku baru ingat ada meeting."

Alexi makin cemberut saja tetapi Adya cengengesan keluar dari ruang kerja milik Alexi. Di luar Adya langsung bertemu mata dengan Nandini.

Ketidaksukaan muncul begitu saja dan Adya langsung membuang muka. "Aku dan Alexi akan rapat pekerjaanmu terima telepon yang ada dan mengatakan kalau Alexi sibuk mengerti?"

"Iya paham. Pekerjaanku selalu seperti itu." sahut Nandini diakhiri dengan gumaman. Adya melempar sekali lagi mendelik ke arah Nandini yang acuh tak acuh padanya.

"Untung kau direkomendasikan Tuan Axton kalau tidak aku akan menendangmu keluar dari sini sekarang juga,"

"Apa?" Adya kemudian berjalan pergi meninggalkan Nandini yang kesal setengah mati.

"Sialan kau Adya." Tepat saat itu juga tampaklah Alexi keluar di ruangan, Nandini langsung berubah. Dia memberikan senyuman kepada Alexi yang cuma mengabaikannya.

'Sialan kau Alexi, kalau kau tidak kaya dan tampan aku akan menghajarmu. Kau sama halnya dengan Adya, menjengkelkan!'

❤❤❤❤

Akhirnya Asia sampai di perusahaan Denzel tempat suaminya bekerja. Penuh tekad bulat, Asia menghampiri receptionis. "Permisi?"

"Ya Nona ada apa?"

"Apa aku bisa bertemu dengan Alexi Denzel?"

"Apa anda sudah membuat janji?"

"Tidak."

"Mohon maaf anda tak diperkenankan masuk lagi pula saat ini Tuan Denzel sedang menghadiri rapat."

"Boleh tidak kau hubungi sekretarisnya atau siapa pun, bilang pada mereka bahwa Asia Wynne mau bertemu."

"Baik silakan tunggu sebentar." Receptionis kemudian mengambil telepon menelepon ruangan Alexi tempat Nandini bekerja.

Nandini mendecak kesal. Dia sedang asyik mengecat kuku malah ditelepon. "Halo?"

"Halo, Nona Nandini ada seseorang yang mencari Tuan Alexi."

"Katakan padanya bahwa Tuan sedang sibuk rapat."

"Tapi Nona dia bilang namanya Asia Wynne." Kontan saja Nandini awalnya terdiam sebelum akhirnya memberikan senyuman sinis.

"Maaf ya Tuan Alexi sedang memiliki rapat penting." Telepon ditutup dan receptionis kembali mengatakan sesuatu kepada Asia.

"Maaf Nona sepertinya anda tak diperkenankan masuk." Asia agak kesal namun dengan sopan dia mengucapkan terima kasih.

Asia lalu bergerak agak menjauh dari situ. Mengambil ponsel dan menelepon seseorang, dia mulanya ragu tapi cuma itu jalan satu-satunya. Segera setelah dihubungi Asia menempelkan ponsel di telinga lalu menunggu untuk waktu yang tidak lama.

"Hei br*ngsek, kemarilah turun ke sini jemput aku!" ujar Asia begitu panggilannya di terima.

"Aduh Nyonya Bar-bar? Bukan seperti itu menyapa seseorang yang baru kau hubungi,"

"Memangnya aku peduli, datang ke sini dan jemput aku."

"Tentu Nyonya Bar-bar ada di mana?"

"Aku di lobi perusahaan kalian."

"Baik Nyonya bar-bar aku akan datang." Setelah itu Adya yang sudah keluar dari ruang rapat bergegas kembali ke ruang kerja Alexi.

Dia agak kurang percaya karena melakukan ini tapi Adya harus mempercayai Nandini sekarang. "Hei kau!" Nandini melihat Adya dengan malas.

"Pergilah dan temani Tuan Alexi di ruang rapatnya." Nandini pada awalnya sedikit terpaku tapi ketika Adya memperlihatkan sorotan mata serius, Nandini buru-buru mengambil beberapa dokumen lalu pergi dengan segera.

Lalu Adya turun ke lobi dan datang sendiri ke hadapan Asia. "Kenapa kau lama sekali?"

"Maafkan saya Nyonya Bar-bar aku memiliki urusan kecil sebentar,"

"Bisa tidak jangan panggil aku Nyonya Bar-bar!"

"Silakan masuk ke dalam lift." sahut Adya tak mempedulikan penolakan Asia terhadap panggilannya. Sampai di lantai atas, Adya segera membawa Asia ke kantor milik Alexi.

"Nyonya silakan tunggu ya, Tuan sedang memiliki rapat penting dan tak lama lagi dia akan datang. Ngomong-ngomong kenapa Nyonya datang tanpa memberikan kabar?"

"Jangan sok terlihat berwibawa di depanku, dasar pria angkuh. Aku tahu jauh di dalam hatimu, kau pasti mengutukku." Adya mendecak, lalu memeluk dadanya sendiri.

"Kau tahu juga aku ini siapa. Padahal ada beberapa orang yang tertipu loh."

"Aku tak akan tertipu Adya, mana ada orang sepertimu langsung baik secara mendadak tak mungkin."

"Terserah kau saja." Adya kemudian berjalan meninggalkan Asia sendirian tapi Asia tak keberatan. Gadis itu melihat sekeliling. Tak jauh berbeda dengan ruang kerja Alexi di rumah.

Suara Alexi terdengar dari luar dan tak lama pintu terbuka menampakkan suaminya. Alexi cukup terkejut melihat kehadiran Asia, mata sang istri tampak galak sekali menatap dirinya.

Ingin pergi malah Alexi didorong masuk oleh Adya yang kemudian menguncinya dari dalam. "Apa-apaan itu?" protes Nandini.

"Sudah kau tak perlu ikut campur, ini masalah suami dan istri."

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!