Chereads / Kebelet Nikah : Sekuel Pernikahan Kontrak / Chapter 40 - Cemburu Sama Diri Sendiri (3)

Chapter 40 - Cemburu Sama Diri Sendiri (3)

Alexi berusaha mendobrak pintu namun usahanya sia-sia sepertinya. "Alexi," suara Asia membuat Alexi merinding seketika.

Karena hal itu dia bahkan tak mau memandang apa yang dibelakangnya. Sementara Asia sudah sangat dekat dengan Alexi. Asia lantas memaksa suaminya itu berbalik, membuat Alexi tersudut dengan mengurung tubuh gagah Alexi menggunakan kedua tangannya.

Tatapan Asia yang tajam pun membuat Alexi tak berdaya. "Alexiku sayang kenapa kau meninggalkanku di rumah? Padahal kamu sendiri yang bilang loh kalau kau akan selalu mengantar dan menjemputku?" Asia memang memakai suara lembut tapi Alexi tahu Asia memendam kemarahan.

"Ma-maafkan aku. D-dari tadi ada masalah di-"

"Aku tak percaya!" potong Asia cepat.

"Sejak kau mimpi basah, kau selalu menghindariku. Aku tak mengerti kau melakukan hal itu tapi itu membuatku tersinggung?! Sekarang katakan padaku kenapa kau menghindariku? Apa kau merasa bersalah karena telah tidur dengan wanita lain?!"

Alexi kehilangan kata-kata. Dia bahkan tetap memalingkan wajahnya ke arah lain, tak mau menatap ke arah Asia yang makin sebal saja. "Jujurlah Alexi, apa benar kau bermimpi erotis semalam? Dan apa wanita yang kau "tiduri" itu sangat seksi sampai-sampai kau mimisan karenanya?!"

Kali ini Alexi membuang napas. Apa boleh buat, dia harus mengatakan sejujurnya. "Alexi,"

"Iya, iya aku akan jujur sama kamu." Alexi memandang sesaat kepada istrinya lalu menunduk.

"Iya aku bermimpi erotis semalam dan aku malu karena kau mendapati aku yang agak berantakan tapi semua juga gara-gara kau?!" Asia jelas bingung dengan perkataan Alexi.

"Maksudmu apa? Aku tak mengerti."

Alexi mengangkat wajahnya. Dia tampak tersipu malu sekarang. "Wanita yang berada di mimpi erotisku itu adalah kau."

"Hah?"

"K-karena kau menggodaku duluan. Mimpiku terbilang cukup nyata karena setingnya mirip sekali dengan kamar kita mau pun lain-lain. Kau tersenyum menggoda di atas badanku jadi aku tak berdaya dan langsung menyerangmu, kau tahu bukan kalau-"

"Cukup, cukup, jangan bicara lagi. Aku mengerti sekarang." Asia mulai menjauh dari Alexi. Wajahnya kini memerah seperti tomat, dia tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan oleh Alexi.

"Asia, percayalah padaku. Aku tidak akan bercinta dengan seseorang jika bukan kau." ujar Alexi seraya menggenggam tangan Asia.

"Hentikan, aku malu." Asia buru-buru melepaskan genggaman tangan Alexi dan beralih untuk duduk di sofa sembari memijit pelipisnya.

"Harusnya kau jujur sama aku lebih dulu, aku merasa tak nyaman sekali sebab kau menjauhiku. Kau juga seharusnya tahu kalau aku tak mungkin menggodamu. Bedakanlah yang mana dunia nyata atau pun mimpimu." Asia mengembuskan napas.

"Aku jadi kesal."

"Maafkan aku." Asia mendongak, menatap sebal pada Alexi.

"Aku akan mencoba untuk memaafkanmu tapi sekali lagi jangan menutup apa pun dariku. Kau akan merasakan akibatnya jika aku mendengarnya dari orang lain, mengerti?"

"Iya. Jadi kita baikan?" Alexi menyodorkan tangannya agar disambut oleh Asia untuk berjabat tangan. Tanda mereka sudah berdamai.

"Iya baikan." Alexi tersenyum dan memeluk Asia untuk beberapa saat. Dilepaskannya pelukan lalu berusaha mencium Asia.

Spontan Asia menolak dengan menutup bibir Alexi. "Lagi nggak mood, ayo pergi aku lupa makan siang."

"Baiklah." Alexi berdiri, menarik tangan milik istrinya seraya menelepon Adya untuk membuka pintu.

Tak lama pintu terbuka dan keduanya berjalan keluar dari ruangan. "Jadi bagaimana? Sudah baikan?" tanya Adya.

"Iya sudah baikan."

"Baguslah, lain kali bilang dong masalahnya apa sama istrimu supaya dia mengerti."

"Iya Adya, terima kasih atas nasehatnya." Adya mengangguk dan melihat sepasang suami itu pergi menuju lift. Nandini juga melihat hal tersebut dan hendak bersama namun segera dicekal oleh Adya.

"Hei kau mau ke mana?"

"Mau makan siang." balas Nandini ketus. Nandini kembali melangkahkan kaki tapi kembali dihardik oleh Adya selaku atasannya.

"Eh tak boleh, kamu harus buat laporan hasil rapat baru kamu bisa pergi,"

"Lah itu bukannya pekerjaanmu,"

"Kau pikir sekretaris sepertiku hanya memiliki pekerjaan membuat laporan, cepat kerjakan aku mau makan siang. Saat aku datang, laporanmu sudah ada di mejaku."

Nandini mengembungkan pipinya kesal sambil berjalan menghampiri Adya yang kini berjalan melewatinya. "Kau harus mengerjakannya, jika tidak aku akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Tuan Axton dan kau dipecat."

Di sisi lain, Alexi dan Asia telah berada di dalam lift. Keduanya menunggu agar sampai di lantai bawah. "Oh ya dari tadi kau tampak marah sekali."

"Jelaslah, kau mengabaikanku jadi aku kesal setengah mati." Alexi terdiam untuk waktu yang cukup lama sampai dia menyadari sesuatu dan tertawa terbahak-bahak.

"Apanya yang lucu?"

"Kau,"

"Aku? Apa yang salah denganku?" Terdengar lagi nada kesal dari Asia akan tetapi Alexi membalasnya dengan santai.

"Aku mengingat kau menunduhku tidur dengan wanita lain di mimpi basahku, padahal kau yang ada di dalamnya. Jadi kau cemburu karena mengira aku menyentuh wanita lain?" Asia mendelik ke arah Alexi.

"Diamlah, aku tidak mau membahas itu lagi." Dari nada bicaranya yang ketus sekaligus pipinya merona, jelas Asia tahu akan salah paham mereka dari tadi.

"Baik, baik kalau kau tak mau aku tidak bermimpi hal yang lain tapi semua itu tak terjadi jika kau memberikanku sesuatu."

"Sesuatu apa?" Alexi segera mendekatkan bibirnya ke telinga Asia dan membisikan hal yang sensual. Tentunya membuat pipi Asia makin merah saja.

"Malam pertama kita." Segera Asia mendorong Alexi menjauh.

"Jangan harap!"

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!