Chereads / Kebelet Nikah : Sekuel Pernikahan Kontrak / Chapter 12 - Pria Yang Disukai Asia

Chapter 12 - Pria Yang Disukai Asia

Asia tak menjawab, mengunci mulutnya rapat melihat senyuman Alexi. Bulu kuduknya merinding dan akhirnya memilih untuk mengalihkan pandangan ke arah lain. Alexi tersenyum puas bisa membuat Asia membekap mulutnya.

Dia pun menutup pintu mobil lalu bergerak ke kursi pengemudi. "Alexi," Alexi menghentikan langkahnya dan mendengus kesal. Nandini dengan genit memegang lengan pria itu. Lantas, Alexi menepis genggaman Nandini dan terus memasang wajah masam.

"Kau mau apa? dan tolong jangan memperlakukanku seperti pacar, ingat kita sudah putus!" Setelahnya Alexi masuk ke dalam mobil, pergi meninggalkan Nandini yang mengeluarkan decak kesal.

"Percuma kau minta balikkan, dia tak akan mau melakukannya." kata Adya yang datang begitu mobil Alexi menjauh.

Nandini lalu menoleh pada Adya. "Siapa gadis itu? Apa dia pacar Alexi?" Adya menggeleng.

"Dia hanya gadis gila, gadis yang membuat Alexi tergila-gila. Aku sendiri tak tahu kenapa Alexi bisa sangat menginginkan gadis itu menjadi istrinya." kata Istri sengaja dia tekankan untuk memanasi Nandini.

"Istri? Alexi ingin gadis ingusan itu jadi istrinya?"

"Ya, tapi aku rasa itu lebih baik dari pada bersamamu wanita mata duitan." balas Adya dengan senyuman sinis.

"Apa katamu?!"

"Sudahlah, aku punya banyak pekerjaan. Aku tak mau membuang-buang waktu." kata Adya seraya berlalu pergi.

*****

Asia dan Alexi sama-sama diam menuju kediaman Wynne. Sebenarnya Asia merasa jengkel dan tak ingin pulang bersama Alexi tapi pria itu memaksa maka tambahlah mood Asia yang makin menjadi.

"Kenapa kau diam saja? Senyum dong, bukankah ini yang kau inginkan? Pulang."

"Tapi aku tak mau kau yang membawaku. Aku juga sudah bilang, aku bisa sendiri!" balas Asia penuh penekanan.

"Tidak Asia! Aku ini calon suamimu dan sudah tugasnya calon suami untuk membawa calon istrinya pulang."

"Kenapa kau masih mengatakan kalau aku calon istrimu?! Aku tekankan sekali lagi, aku bukan calon istrimu. Jangankan calon punya perasaan padamu saja aku tak punya!"

"Tenang saja nanti kelamaan kau jatuh cinta padaku," Asia mendengus dan meletakkan punggungnya di kursi sambil menangkup dada.

"Terlalu percaya diri." desis Asia pelan.

Smartphone Asia yang berdering memecah keheningan di antara mereka. Asia menatap malas pada layarnya tapi begitu menemukan nama panggilan 'Gebetanā¤' Asia segera menerima telepon itu dengan senyuman manis.

"Halo, Hideyoshi." Sapaan lembut dari Asia membuat Alexi menoleh padanya tepat setelah menghentikan mobil karena lampu merah.

Mata Alexi menjadi tajam begitu juga indera pendengarannya ingin menguping pembicaraan. "Halo, Asia. Bagaimana kabarmu? Apa baik?"

"Iya aku baik. Apa kau masih ada di tempat olimpiade?"

"Tidak, aku sedang ada di penginapan ... ingin pulang ke Jepang."

"Benarkah? Apakah kau sudah menyelesaikan pertandingannya?" Hideyoshi tertawa dari balk telepon.

"Dasar bodoh, pertandingan sudah lama selesai dan aku menang medali emas. Apa kau tak ingat?" Asia tersengih.

"Iya, aku lupa. Berarti malam ini akan ada acara penutupan olimpiade?"

"Yup seperti itulah. Jangan lupa ditonton ya!"

"Iya itu pasti. Aku juga ingin melihat tampannya dirimu."

"Apa?" Asia mendelik pada Alexi yang bersuara sangat keras. Tatapan yang ditujukan Alexi pada Asia juga tak menggenakan tapi Asia tak peduli dan malah menyuruh Alexi untuk menjalankan mobil sebab lampu telah menjadi hijau.

"Asia, siapa itu?"

"Ah bukan siapa-siapa." Alexi mengencangkan pegangannya pada kemudi. Diatur napas perlahan kemudian berkonsentrasi dengan jalan raya. Percakapan Asia dan Hideyoshi usai kala mereka sudah dekat dengan kediaman Wynne.

"Akhirnya sampai juga." Asia lekas turun begitu juga dengan Alexi. Lengan Asia dicegat ketika gadis itu melewati Alexi. Dia menarik tubuh Asia sampai punggung Asia terbentur di mobil.

"Apa yang kau ...." Asia terdiam saat Alexi memenjarakan tubuh milik Asia dengan kedua lengannya yang kokoh. Pria itu kemudian mencium bibir Asia dan tak membiarkan gadis itu bergerak dalam rangkulannya.

Sementara Asia tak bisa berbuat apa-apa selain mencoba bertahan. Dicium tiba-tiba seperti ini membuat debaran jantung Asia menjadi lebih cepat, wajahnya juga memerah entah itu karena dia tak bisa bernapas atau suatu faktor yang lain. Asia mati-matian untuk menolak ciuman Alexi kendati dalam dirinya tak menampik bahwa Alexi adalah pencium yang handal.

Bahkan saat ini lidah Alexi sudah menyelinap masuk ke dalam mulut Asia mengajak lidah Asia untuk bertaut. Alexi melepaskan ciuman setelah dirinya juga kehabisan pasokan oksigen. Dia menyeringai melihat betapa meronanya wajah Asia sekarang.

"Apa-apaan itu tadi?!" tanya Asia ketus seraya mengatur napas. Alexi tersenyum. Tangannya membantu menyelipkan rambut Asia yang terjuntai.

"Aku hanya mengklaim kau adalah milikku. Tak ada seorang pun yang bisa merebutmu dariku."

"Hah?"

"Pria yang kau telepon dari tadi adalah pria yang kau sukai bukan? Aku tak mau dia mendekatimu apa lagi merebutmu dariku. Aku tak suka!" Sudah jelas sekali kalau Alexi saat ini cemburu.

"Suka akulah kalau aku suka pada Hideyoshi bukan urusanmu!"

"Terserah apa katamu. Kau milikku, jika kau melakukan hal ini lagi maka aku akan menculikmu dan memaksamu nikah denganku."

"Coba saja, aku tak takut." balas Asia menantang. Alexi tersenyum dan kembali mendekati wajah Asia yang sontak mundur.

"Semakin lama kau semakin menarik." Pria itu lalu melepaskan Asia. Asia lalu mengambil langkah seribu meninggalkan Alexi. Sebab tingkahnya itu juga Alexi tertawa. Sebelum Hideyoshi kembali, Alexi harus mendapatkan cinta Asia.