Chereads / Woman In My Life / Chapter 23 - Persetujuan

Chapter 23 - Persetujuan

Mayra tertunduk memikirkan semua konsekuensinya, sampai akhirnya dia mengerti kemana dia harus pergi.

Pagi pun tiba, Zofran kembali teringat dengan keadaan sang Mami tercinta, Zofran kesal kenapa maminya meminta seorang anak darinya, tau sendiri Zofran tidak pernah bisa berkata tidak jika Mami nya yang meminta.

Mayra memutuskan menemui Zofran yang kini menginap di hotel dekat rumah sakit.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu terdengar nyaring menyapa Zofran yang sedang menikmati sarapannya di balkon hotel.

Zofran membuka pintu menatap Mayra yang gusar dihadapan nya.

"Kau kenapa?" tanya Zofran mengejek.

"Aku menerima semua tawaran mu."

"Benarkah?" "Ya, semua demi ayah ku dan juga mami mu, jika bayarannya harus menjual hidup ku, oh tidak bukan hidup ku tapi diri ku, aku akan membayarnya." Mayra diseret masuk oleh Zofran, tangan Mayra gemetar, dia takut dengan apa yang selanjutnya akan Zofran lakukan.

Zofran mengambil jubah mandi dari dalam lemarinya, melemparnya pada Mayra.

"Mandi terlebih dahulu, berisikan diri mu." Zofran melakukan itu bukan karena jijik pada Mayra, namun dia mau Mayra lebih segar dan rileks sejenak.

Mayra mandi dan berendam, menjernihkan fikirannya.

"Mayra meski dia menganggap mu sebagai wanita yang telah dibelinya, tetaplah berfikir, bahwa ini kewajiban mu sebagai seorang istri, anggap saja dia meminta haknya." batin Mayra bicara.

15 menit sudah Mayra menghabiskan waktunya, Zofran masih gugup dengan apa yang akan dia lakukan pada wanitanya nanti.

Zofran menarik nafas panjang saat menatap tubuh yang berbalut jubah mandi, keluar dari ruangan basah itu, Zofran hanya terkesima, melihat betapa seksi penampilan sang istri sekarang, jubah mandi yang hanya menyelimuti separuh paha mulus sang istri rambut basah yang masih terbungkus handuk, huh ... Zofran kembali pada fantasi liarnya, dia membayangkan betapa menggodanya payudara sang istri, yang tak begitu besar, puting yang ranum, bahkan bibir merah muda sang istri, leher jenjang yang akan ia kecup, huh yang terpenting adalah saat istrinya itu mengerang hebat dibawahnya.

Zofran terhentak dan bangun dari fikirannya yang kotor itu, saat tangan Mayra menyentuh tangannya.

"Pak, Pak Zofran."

"Emm... apa?"

"Ada apa? mengapa kau melamun seperti itu." Tak banyak bicara Zofran merengkuh Mayra, dia menjelajahi wajah mulus Mayra dengan hidung mancungnya,Mayra tak membalas rengkuhan Zofran jantung Mayra berdegup sangat kencang, dia berharap Zofran bisa memperlakukannya dengan lembut walau itu hanya sekali saja.

Zofran melepas lilitan handuk di kepala Mayra, mencium kening istrinya, Mayra masih dengan diamnya, Zofran berlanjut mengecup bibir ranum milik istrinya itu, turun ke leher, Zofran terus menyentu titik yang membuat Mayra berhasrat.

Saat Mayra terbuai dengan sentuhan Zofran, dia mencium Mayra tepat di bibirnya, lumatan demi lumatan disalurkan Zofran, ciuman hangat itu berubah menjadi tuntutan, Mayra menahan agar desahannya tidak keluar dari mulutnya, namun ketika jemari panjang Zofran masuk kedalam jubah mandinya dan memberi sentuhan ringan dan remasan pada payudaranya Mayra mendesah dengan nikmatnya.

Mayra tidak pernah membayangkan dirinya akan merasakan hal sehebat ini, merasakan hal yang tidak pernah ia bayangkan sedikit pun, Mayra terus mendesah membuat Zofran semakin tertuntut.

Zofran membaringkan Mayra di ranjang, membuka jubah mandi milik Mayra, yang ternyata, Mayra tidak mengenakan penghalang apapun lagi, Zofran menikmati tubuh halus dan seksi milik istrinya, menjilati puting tegang milik Mayra, dia meremas dan membuat Mayra luluh seketika, entah mungkin memang Mayra menginginkannya.

Mereka berdua kini telah menyingkirkan semua penghalang dari tubuh mereka, Mayra bingung harus berbuat apa untuk Zofran, sementara Zofran telah melakukan banyak kenikmatan untuknya. Mayra mengalungkan tangannya di leher Zofran menatap manik milik sang suami.

"Tidak usah membalas, nikmati saja apa yang ku berikan." ucap Zofran, tanpa pikir panjang Zofran menatap vagina Mayra yang halus dan tebal.

"Buka kaki mu, tidak usah malu." ucap Zofran dengan tenang, Mayra dengan gugup membuka selangkangannya memberi jarak sedikit, namun Zofran malah membukanya dengan tidak sabar. Zofran memajukan wajahnya, "Oh God, merah sekali, bahkan sudah basah, pasti didalam sangat nyaman, rapat oh.." Dalam hati Zofran mendesah dia inginkan itu menjadi miliknya.

Satu jari Zofran memasuki vagina Mayra, Mayra mendesah dan gemetar hebat.

Zofran tidak tahan hanya dengan menyentuh dengan jemari, di memasukan lidahnya dan mengecup, Mayra menjambak rambut Zofran dan mengerang, "Inikah rasanya bercinta, aku tidak tahan aku menginginkan lebih dari sekedar lumatan dan sentuhan." batin Mayra.

"Elmayra, boleh ku masukkan ini sekarang, kau sudah mendambakannya bukan?" Mayra menarik nafas dan tertegun saat menatap betapa besar dan panjang milik suaminya, "Tuhan, besar sekali?" batin Mayra.

"Elmayra, bisa ku masukan sekarang, jangan menyiksa ku seperti ini, katakan iya atau tidak?" ketus Zofran.

Mayra hanya mengangguk dan tanpa aba-aba Zofran mendekatkan miliknya. Mayra memekik, bahkan rasa ngilu sudah dia rasakan walau baru hanya bergesekan.

"Aaa...Sakit... Pak Zofran ampun, ini sangat sakit." ucap Mayra saat seperempat milik Zofran masuk.

"Memang sakit, ini kali pertama mu kan? aku juga merasa terjepit, kau sangat sempit." bentak Zofran yang juga memang merasa sakit, namun Zofran telah terbakar gairah, dia memasukan semuanya dengan sekali hentakan dan membuat Mayra mencakar nya. Zofran berhenti saat Mayra menangis dia menghapus air mata Mayra, "Maaf, aku tidak bisa menahannya, boleh ku teruskan?"

Mayra mengangguk lemah, ia ingin menyudahi semuanya, namun dia tau kebutuhan Zofran sekarang.

Mayra terus menahan rasa sakit saat Zofran terus mengeluar masukan penis nya pada Vagina Mayra.

Mayra pun merasakan hal yang menyakitkan tadi berubah menjadi rasa nikmat yang begitu luar biasa, sampai akhirnya erangan erangan memenuhi aktivitas mereka, Zofran berhenti saat cairan miliknya keluar memenuhi rahim Mayra. Zofran melepas penyatuan mereka, mengecup singkat bibir Mayra, dan berbaring di samping Mayra, merengkuh tubuh Mayra yang lemas akibat ulahnya, Zofran pun pulas tertidur.

Mayra masih merasakan sakit, dia menangis dan akhirnya tertidur pulas di samping pelukan Zofran.