Chereads / Woman In My Life / Chapter 22 - Tawaran

Chapter 22 - Tawaran

Dua hari sudah Zofran mendiamkan ku, huh... hal bisa bukan, bahkan sudah berangsur selama 3 bulan terakhir, semenjak malam itu mungkin dia tidak akan lagi mau bicara pada ku.

Akhir akhir ini aku hanya ingin mencurahkan semua kasih sayang dan waktu ku hanya untuk mami, bahkan untuk ke cafe pun aku datang lebih siang, dan pulang lebih awal tidak terlalu malam.

Telepon ku berdering saat ku ingin mengambil tas ku lalu pulang.

"Halo? selamat malam." mengingat jam sudah menunjukan pukul 18.30.

"Kak May, ayah sakit."

"Hardi? ayah sakit apa? gimana kondisinya?"

"Ayah ada di rumah sakit sekarang kak, kata ibu ada pembengkakan jantung dan penyempitan pembulu darah."

aku panik, wajah ku sudah nyaris pucat.

"Kak, bagaimana ayah perlu operasi sekarang, kami belum mendapat uang untuk operasi ayah?" Nada suara Hardi semakin jauh dari pendengaran ku.

"Hardi, aku akan segera ke sana, kirimkan alamat rumah sakit ayah Di, supaya kakak cepat menuju ke sana."

Tak pikir panjang tanpa mengabari siapapun Mayra segera memesan tiket dan pergi begitu saja meninggalkan kota ini.

Mayra menangis sejadi jadinya ketika sampai dan melihat keadaan sang ayah di ruang ICU dan Mayra juga menemui dokter yang menangani ayahnya.

Mayra berkonsultasi dan menanyakan semua hal yang mungkin saja dapat di lakukan untuk menyelamatkan nyawa ayahnya.

"Darimana aku mendapat uang 57 juta untuk biaya pengobatan ayah? aku hanya punya uang sebatas 10 juta saja."

"Mayra, kau bisa jual properti ayah mu nak." usul sang ibu.

" Bagaimana bisa semua properti itu milik ayah dan butuh tanda tangan ayah untuk menjualnya, ibu aku akan meminjamnya dari pak Zofran, mungkin dia akan membantu ku Bu."

Mayra menghubungi Zofran, namun yang terjadi Zofran malah mengamuk padanya.

Jam menunjukan pukul 12 malam, dengan kesal Zofran menarik tangan Mayra, ke keluar jauh dari ruangan rumah sakit.

"Apa maksud mu dengan pergi tanpa bicara dengan ku atau mami?"

"Maaf aku sedang panik."

"Kau gila? Mami panik setengah mati ketika menunggu mu yang tak juga datang!" Ya Mayra memang sedang di tunggu maminya karena berjanji ingin makan malam bersama di rumah.

"Maaf, pak saya tidak bermaksud begitu."

Zofran menarik nafas panjang.

"Berapa yang kau butuhkan untuk operasi ayah mu?"

"Aku butuh 47 juta, untuk biaya operasi nya."

Zofran menarik kembali tangan Mayra dengan kasar.

"Ayo kita urus administrasi nya, aku akan membayar semua biaya rumah sakit ayah mu."

Mereka sampai di depan kasir rumah sakit untuk membayar semua tagihan yang ada, dan yang membuat Mayra kaget adalah Zofran meminta ayah mertuanya dipindahkan ke rumah sakit yang berada di Singapura saat ini juga.

"Kau memindahkan perawatan ayah ku ke luar negri?"

"Ya tentu, kau mendengarnya sendiri kan, aku punya banyak dokter terbaik disana."

"Tapi tentu biaya nya akan jauh berbeda bukan?"

Cup...

Zofran mengecup singkat bibir istrinya itu.

"Kau?"

"Mengapa? ini bukan yang pertama bukan, kau tidak perlu khawatir dengan semua itu."

"Pak bagaimana aku harus membayar semua yang kau keluarkan untuk ayah ku?"

"Mudah, wujudkan apa yang mami inginkan."

"Maksud mu?"

"Tidur dengan ku sampai kau hamil dan buat mami bahagia."

Mayra terkejut dengan perkataan Zofran yang terlihat mengancam dan mendesaknya.

"Kau Gila?"

"Tidak, aku hanya ingin mami bahagia, dan kebahagian itu adalah dengan kehidupan yang kita jalani."

"Aku tidak mau, kau tidak pernah mencintai ku kan?"

"Kau juga tidak mencintai ku juga bukan? tapi kau begitu memikirkan kebahagian mami, jika tidak mau, aku juga tidak akan memaksa, aku akan biarkan ayah mu itu pergi dengan kesakitan."

Mayra hanya bisa diam dan meninggalkan Zofran.