Chereads / Woman In My Life / Chapter 20 - Dingin

Chapter 20 - Dingin

Hari berlarut dengan cepatnya, entah berapa jam bahkan hari yang telah mereka habiskan dengan saling menepis perasaan masing masing, dengan saling bersikap seolah tidak perduli satu sama lain.

Zofran menikmati minuman hangat yang dibuat maminya malam ini, udara di luar memang sedang dingin bahkan gerimis kecil sudah mulai turun namun Zofran masih setia dengan buku buku yang ia bawa ke pelataran belakang rumah, di mana terdapat bangunan kecil terbuka yang biasa di pakai untuk kumpul arisan atau acara lainnya, karena tempat ini berhadapan langsung dengan kolam renang.

Hari sudah semakin malam namun Mayra masih saja merepotkan diri untuk menghias kue kue untuk hari besok.

"Mami pasti suka aku bawakan ini." Sambil menatap strawberry short cake buatannya akan di bawa pulang khusus untuk mertuanya.

Mayra mengambil tas lalu berpamitan dengan para karyawan yang sedang membereskan peralatan kerja mereka.

Mayra kembali ke rumah dengan diantar taksi, sesampainya di rumah Mayra disambut baik dengan maminya.

"Malam, mam, jam segini kok belum tidur? mami gak lelah?"

Mayra duduk dan meletakan jinjingan berisikan kue kesukaan mertuanya di meja, dan mencium tangan serta pipi maminya.

"Harusnya mami yang bertanya seperti itu, kamu gak capek bekerja sampai semalam ini? itu apa?"

"Mayra tadi buat ini dulu untuk mami, kan sudah lama juga mami gak makan ini, semoga mami suka ya..." Maminya bahagia sekali menatap kue yang memang sangat dia sukai.

"Mayra ke atas dulu ya mam, mau ganti baju sekalian bersih bersih."

Mayra keluar dari kamar mandi dilamarnya, dengan baju tidur panjang, mengingat sedang hujan deras sekarang, dia menatapi kamarnya dan menyadari, bahwa suaminya telah kembali dari pekerjaan nya, terbukti dari handuk yang basah dan kemeja yang sudah ada di keranjang baju kotor.

Mayra keluar kamar hendak bertanya dimana Zofran kepada maminya namun, maminya sudah rapat mengunci kamarnya. Mayra berfikir bahwa Zofran pasti ada di halaman belakang, dia berinisiatif membawakan coklat hangat dan kue yang dibuatnya tadi, Mayra tau kalau Zofran sangat suka coklat panas.

Mayra berjalan menuju halaman belakang, benar saja dia menemukan suaminya disana. "Benarkan firasat ku, tapi dia mungkin sedang sibuk." batin Mayra namun terus melangkah kearah Zofran.

Mayra tersenyum dan meletakan nampan berisi dua cangkir coklat panas dan sepotong kue.

"Kau sudah kembali?" Tanya Zofran tanpa melirik Mayra sedikit pun.

"Kelihatannya bagaimana? kau tidak dingin berada di sini?"

"Di dalam pun aku tetap tidak akan mendapatkan kehangatan bukan?" Jawab Zofran kembali dengan nada beku nya.

"Sudahlah aku bosan berdebat masalah kecil dan tak bermakna dengan mu." Lalu mereka berdua menikmati hujan dalam diam, Mayra menyenderkan badannya pada dinding di hadapan Zofran, sementara badannya tetap menatap hujan, Zofran berpura pura tidak memperdulikan keadaan Mayra.

Beberapa menit berlalu namun Mayra yang terlalu lelah memejamkan matanya, sesaat Zofran sadar Mayra telah masuk kedalam mimpi nya.

"Sok kuat, dasar, akui saja jika memang sudah terlalu mengantuk atau lelah, tidak perlu sok perhatian." Namun dalam hati Zofran tersenyum. Zofran mencicipi kue yang di bawa istrinya itu serta menghabiskan coklat panas yang dibawakan untuknya.

"Manis, seperti dirimu." begitu rutukan hati Zofran, Zofran mengangkat tubuh semampai sang istri menuju kamarnya.

Dia menyelimuti badan Mayra dengan selimut tebal, sedikit rasa ingin mengecup dan membelai tubuh Mayra, dengan penuh ragu ia mengecup kening Mayra. "Istirahat lah my wife."

Zofran pun terlelap di sampingnya.

"Selamat pagi mam?"

"Pagi sayang, kamu sudah bangun? menyiapkan semua ini? bibi Juju kemana?" Tanya Rida pada menantu perempuannya itu yang semakin hari semakin cantik dan perhatian.

"Bibi ada, tadi aku menyuruhnya untuk membeli ikan di pasar, karena hari ini Pak Zofran libur mam." ya Mayra selama ini masih memanggil suaminya itu dengan sebutan pak...

"Apa? apa mami gak salah dengar? kamu panggil Zofran apa?"

Mayra yang sadar langsung Bingung seketika.

"Iya, mam?"

"Kamu panggil dia pak Zofran? memang dia atasan kamu? ini rumah Mayra, panggil saja Mas atau apalah seperti suami istri pada umumnya."

Mayra hanya diam entah apa yang ada dalam otaknya kini, dan untungnya Bi Juju segera datang, Mayra pun mengalihkan pembicaraan.

Mayra telah menyiapkan semua makan untuk makan pagi, Zofran pun turun dari lantai atas dengan celana dan baju olahraga nya. Zofran hanya minum jus yang tersedia lalu pergi tanpa menatap atau menegur Mayra, padahal Mayra ada tepat di depannya.