Pagi ini Mayra membantu mertuanya menyiapkan makan pagi untuk semua anggota di rumah, baik keluarga atau pun mereka yang bekerja di rumah ini.
Roti tawar, selai, buah, nasi putih, nasi goreng, sayuran, daging, ayam, telur mata sapi, Jus, susu dan salad ada di satu meja panjang di ruang makan.
Zofran turun dari kamar atas mengamati meja yang sudah penuh dengan aneka hidangan.
"Siapa yang akan datang?" Tanya Zofran pada maminya.
"Memang tidak boleh jika mami menginginkan semuanya ada di meja makan?"
"Sah saja sih mam, tapi seharusnya sajikan saja secukupnya jangan berlebihan." ucap Zofran, yang kemudian duduk di kursi meja makan.
Mayra menyiapkan piring Zofran.
"Mau sarapan dengan apa?" tanya Mayra lembut, pagi ini Mayra ingin memulai hubungan baik dengan suaminya, dia lelah terus bertengkar dengan Zofran, karena percuma Zofran akan selalu menjadi pemenangnya.
"Saya bisa ambil sendiri, lagi pula hanya untuk makan pagi, roti dan apel sudah cukup." Jawab Zofran sedikit kasar.
Mayra pun duduk ikut makan pagi bersama, dia mengambil salad dan telur mata sapi saja.
"May, mami dengar kamu sedang datang tamu ya?"
"Emmm? iya mam." jawab Mayra malu.
"Kamu butuh banyak energi, makan yang banyak, karena darah akan terus keluar kan."
"Iya mam, tapi Mayra gak mood."
"May, wajah mu sudah sedikit pucat, ayo makan dagingnya."
Mayra dengan terpaksa menuruti kemauan mertuanya, dan setelah itu dia pergi ke cafe baru yang akan buka dihari ini.
Zofran, Bu Maria, Arga dan juga beberapa teman lainnya datang ke cafe yang baru di buka siang ini.
Suasana cafe yang satu ini lebih hangat, lebih nyaman dan juga merupakan tempat yang tepat untuk berkumpul.
Berbeda dengan cafe pertama, suasana lebih ke simpel, tempat nongkrong, tempat melepas penat lah, karena memang out dor.
Arga mendekat ke arah Mayra, jujur saja Arga tidak tau Mayra sudah menjadi milik pria tampan dan dewasa disebelahnya itu.
"Hai, May apa kabar?"
"Hai, Ga baik, kamu?" Mayra menjabat tangan Arga.
"Seperti yang kamu liat, masih ganteng dan mengemaskan." Jawab Arga yang membuat pria yang lebih darinya mual.
"Makasih ya Ga kamu udah mau dateng, oh ya, Anita mana? gak kamu ajak?"
Mayra menyelidik ke seluruh penjuru namun tak ada temannya itu.
"Dia, ada urusan pagi ini baru akan selesai nanti malam, padahal lama ya dia gak ketemu kamu, sehabis kita wisuda kan?"
"Iya bener sehabis wisuda."
Zofran mulai kesal dengan ke akraban mereka justru pergi dan menemui tantenya.
"Tante Maria, Tante tau kan siapa pria yang bersama Elmayra?" tanya Zofran dengan dingin tanpa mengungkapkan rasa dalam hatinya.
"Arga? oh... dia itu sahabatnya El, kenapa Fran?"
"Enggak, memangnya dia gak tau apa kalau Elmayra itu bukan wanita singgel lagi."
"Teman El gak ada yang tau Fran, anak cafe juga gak ada yang tau." Jelas Maria yang mulai curiga dengan pria dingin yang sayangnya itu adalah anak dari kakak nya.
Zofran hanya ber oh ria dalam hati.
Dia pergi ke area belakang cafe yang memang disediakan untuk kantor.
"Kemana dia? ah biarkan saja aku tidak perduli." ucap Mayra dalam hatinya.
Kemudian dia pergi untuk menyapa semua tamu yang diundang untuk datang para tamu memuji semua yang ada di Cafe itu.
Zofran masih mengenakan rasa tak nyaman nya saat Mayra berbincang dengan sahabatnya itu, bahkan Zofran tak habis pikir Mayra tidak memberi tau siapa pun atas pernikahannya itu.
"Tuhan apakah aku telah jatuh cinta pada wanita itu, aku tidak bisa berbuat kasar padanya walau aku sangat menginginkannya."
Zofran mencoba untuk menampikan semua yang kini ada dalam otaknya.