Chereads / Ryan & Arumi / Chapter 28 - Kantor Baru

Chapter 28 - Kantor Baru

~POV Arumi~

"jadi kapan lo mau make ini semua Aru?" tanya Vega yang berjalan di sampingku yang menenteng beberapa kantong belanjaan.

"besok," jawabku yakin.

"serius Aru? Lo mau pakai jilbab gitu? Gak nunjukin rambut lagi?"tatapan Vega tampak masih menginginkan bukti nyata dariku.

"ya... lu liat aja besok!" aku tersenyum padanya.

"hmmm gue sekarang penasaran sama cowok lo itu, yang pake kursi roda itu kan? Kenalin sama gue dong." Vega bersedekap sekarang.

Aku telah menceritakan tentang Bang Ryan pada Vega, bahkan Vega pun tahu bagaimana perkembangan setiap kelanjutan hubungan kami.

Bermula karena kita adalah teman sekos, menjadikan kami dekat, kami pun saling bertukar cerita kehidupan masing-masing.

"kalo dia main ke kosan aja ya Ve... kalo lu nyamperin kita di kantor, takutnya dia malah mikirnya aneh-aneh ntar, kan gua gak enak, hehehe," jawabku.

"hmmm trus kapan lo ngajakin dia ke kosan? Gue udah penasaran banget ini Aru, lo juga pelit! Gak mau nunjukin fotonya juga!" ujar Vega cemberut.

"surprise deh pokoknya, udah ah... pulang yuk... lu apa gua yang nyetir nih?" tanyaku sambil nyengir.

"lo aja deh Aru, gue masih takut bawa ke jalanan gede, hehehe." Vega terkekeh.

"ya elah Ve, giliran ngelabrak dosen killer berani lu ya..." aku pun ikut terkekeh.

"bukan ngelabrak kali Aru... gue kan cuma minta klarifikasi doang." Vega membela diri.

Pembicaraan kami terus berlanjut hingga sampai di kosan.

"Ve... kira-kira bisa gak ya, gua pindah ke kamar yang di bawah ini, lantai satu?" aku melirik Vega saat akan menaiki anak tangga spiral di kosanku itu.

"lo aneh-aneh aja deh Aru, orang-orang di sini pada rebutin lantai dua dan tiga, nah elo malah pengen lantai satu." Vega menggeleng-geleng.

Di teras lantai satu kosanku ini terdapat sebuah konter hp, yang dikelola oleh anak bungsu Ibu kos, jadi untuk menjaga konter itu, dibuatlah teralis di sekeliling teras, sehingga pintu kosan di lantai satu juga ikut masuk dalam naungan teralis itu.

Jadi, setelah konter tutup yaitu kira-kira jam sepuluh malam, pintu luar yang dibuat dari teralis itu juga ikut ditutup. Itu artinya, jika pada pagi hari anak ibu kos itu telat membuka kunci konter, otomatis para penghuni yang berada di lantai satu akan terjebak di sana, tapi hingga saat ini kejadian seperti itu belum pernah terjadi.

Sedangkan lantai dua dan tiga memiliki tangga terpisah yang berada di samping, kunci gemboknya dipegang oleh masing-masing kami, ada banyak duplikat yang sudah dibuat untuk itu, jadi kami bisa pulang sesuka hati dan tidak ada yang namanya terjebak di dalam, kecuali Tuhan berkata lain, hehehe.

"hmmm iya Ve... kan gua mau ngajakin dia ke sini ntar, tapi kan gak mungkin dia naik tangga spiral gitu, mau gendongin juga gak sanggup gua, mending gua pindah ke bawah aja," tuturku.

"trus gue gimana? Lo mau ninggalin gue?" rengek Vega lebay.

"ya udah, ikut gua aja ke bawah, ajakku.

"hmmm liat ntar aja deh Aru..." Vega segera mendaki tangga itu sambil berlari.

***

Dita akan bertunangan lusa, otomatis besok aku akan berada di rumah Dita, menolong hal-hal yang bisa kulakukan, dan lebihnya adalah menemani sahabatku menghadapi momen bersejarah dalam hidupnya, jujur aku sangat senang dengan pertunangan Dita ini, senang melihat Dita dan Bang Ken yang akhirnya bisa melangkah sejauh ini, mendapatkan restu dari masing-masing keluarga, meskipun ada hal yang membuat kebahagiaan ini tak seutuhnya sempurna, karena Bang Ken harus segera menjalani operasi sesudah itu.

Mengetahui kenyataan bahwa orang disabilitas seperti Bang Ken memiliki beberapa penyakit karena dampak dari kecelakaannya, akupun mulai takut dengan keadaan Bang Ryan.

Bang Ryan pernah bercerita jika ia tak memiliki saraf terjepit sekarang, namun ia memiliki kerusakan saraf karena cidera. Penjelasan singkat itu tetap tak memberiku jaminan apapun.

Hmmm semoga Bang Ryan baik-baik saja.

Ah ya... aku harus minta izin dulu sama Bang Ryan untuk besok nih, oh ya... ngomong-ngomong Bang Ryan nanti ikut jadi menerima tamu apa ikut rombongannya Bang Ken ya? Hehehe sekalian nanya saja nanti.

Aku segera mencari nomor Bang Ryan yang bertuliskan 'Bang RyanQ' hehehe semoga dia tak pernah melihat ini, aku kan malu...

Bang Ryan : halo Aru

Aku : halo Bang Ryan, hmmm lagi apa?

Bang Ryan : lagi nonton horor nih, diajakin Vani, Aru lagi apa?

Aku : hmmm titip salama buat Vani ya Bang... ini lagi nelfon Bang Ryan (aku tersenyum)

Bang Ryan : ah ya... (terkekeh), Van... Kak Arumi titip salam!

Kak Arumi!!! Salam balik!!! Nonton sini yuuuuukkk!!! (teriak Vani)

hmmm ada apa nelfon malam-malam gini Aru?

Aku : hehehe lucu si Vani ya Bang... hmmm Bang Ryan... besok Aru ijin gak masuk ya... Aru mau nemenin Dita

Bang Ryan : oh itu... iya Aru... aku udah mikir kamu bakalan gak masuk besok, hmmm lagian kita sama'an kok

Aku : maksudnya?

Bang Ryan : besok aku sekeluarga mau ke luar kota, Aru

Kita mau medical check up Kak Arumiiiiiii!!!! (suara Vani sambil terkekeh)

Aku : medical check up? Sekeluarga?

Bang Ryan : hehehe iya Aru, keluarga besar kami itu punya banyak penyakit turunan gitu, diabetes, jantung, kanker, alergi, asma, apa lagi ya? Hehehe banyak deh, jadi Papa khawatir kalo ada yang nurunin penyakit itu, jadi kita selalu cek kesehatan lengkap enam bulan sekali

Mendengar nama-nama penyakit itu, seketika aku merasa ngeri!

Aku : trus gimana hasilnya sebelum ini Bang Ryan?

Bang Ryan : Papa nurunin diabetesnya Kakek, aku dan yang lain belum nurunin apa-apa, hehehe kenapa Aru? Kamu takut ya? Tenang aja, gak nular kok

Aku : gak gitu Bang Ryan... bukannya Aru takut nular, cuma Aru khawatir aja Bang Ryan kenapa-napa

Bang Ryan : Aru khwatir sama aku?

Awwwww!!! Calon kakak iparku yang cantik khawatir sama Abang Vani yang jelek ini, eh salah deng, ganteng maksudnya, hahaha (Vani terdengar heboh)

Aku : hehehe bukannya Vani lagi nonton horor ya? Kok bisa ikutan nimbrung?

Bang Ryan : tau kamu yang nelfon, TV nya langsung dimati'in, trus nguping di samping aku sekarang nih

Kami terus bercerita hingga satu jam berlalu, hehehe peningkatan yang lumayan kan? Meskipun senang bisa mendengar suara Bang Ryan selama itu, tapi aku tetap sedikit kecewa karena Bang Ryan tidak bisa ikut acara pertunangan Dita, ia masih di luar kota pada hari itu, hmmm sayang sekali.

***

Kemarin adalah hari pertunangan Dita dan Bang Ken, selesai dengan kebahagiaan maksimal! aku bisa melihatnya dari pancaran wajah Dita dan Bang Ken, semoga aku juga bisa merasakan hal seperti itu suatu saat nanti, bersama seseorang yang saat ini membuatku tergila-gila, siapa? Hmmm ada deh! Hehehe.

Tadi pagi Bang Abid meneleponku, dia memberitahu bahwa kantor baru resmi akan ditempati hari ini, jadi jangan datang lagi ke rumahnya Bang Abid!

Bang Ryan telah memberitahuku kemarin malam, lokasinya berada sangat dekat dengan rumah Bang Ryan, ya... karena Bang Ryan sendiri yang mencari tempat itu, dan dia juga yang menyewanya.

Jadi, bisnis jasa pembuatan program yang dirintis Bang Abid ini telah berkembang, setelah Bang Ryan bergabung tepatnya, klien bertambah dan ada proyek-proyek besar seperti website HRIS (Human Resource Information System) dan aplikasi game android, yang baru-baru ini ditawarkan oleh klien pada Bang Abid.

Bang Abid sangat bersemangat untuk itu, jadi dia mencari anggota lain yang terdiri dari Game Designer dan dua orang untuk Art Part (satunya sebagai 2D Artist dan satu lagi adalah Composer).

Karena jumlah anggota yang bertambah itulah yang membuat kantor harus dipindahkan, butuh ruangan lebih besar untuk memuat tiga orang tambahan lagi kan? Lagi pula, Bang Ryan memang sudah niat juga ingin punya kantor yang dekat dari rumahnya, supaya tidak repot kalau ada apa-apa.

Oke! Waktunya berangkat!

***

Nah ini dia! Kantor baruku, hehehe.

Eh? Mobil Bang Ryan belum ada, hmmm belum datang ya?

Aku mendorong pintu kaca itu, ada Zul yang duduk di depan, ah... jadi Zul sekarang sudah menjadi resepsionis ya? Aw... so sweet... hehehe bercanda!

"Assalamu'alaikum Zul," sapaku.

"Wa'alaikum salam Mba Arumi," balas Zul ramah.

"Bang Ryan belom datang? Kok Zul masih di sini? Gak dijemputin?" tanyaku heran.

"oh, Mas Ryan udah datang Mbak, cuman tadi pergi sama Mas Abid, ada urusan klien mendadak katanya tadi," jelas Zul.

"ooo." Aku mengangguk-angguk.

"langsung aja masuk ke dalam Mbak... anggota yang lain udah datang." Zul mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam.

Aku mengangguk dan segera menuju bagian dalam.

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, di ruangan ini ternyata memang ada tiga orang anggota baru, dua orang laki-laki dan seorang perempuan.

Dua orang yang duduk di sofa panjang menyadari kedatanganku, mereka segera mendongak dan tersenyum, satu orang laki-laki masih memunggungiku, namun sedetik kemudian dia membalikkan badan.

"Arumi!" sosok itu tersenyum padaku setelah sedikit terkejut.

"David!" aku pun terkejut melihatnya di sini, tapi aku juga senang bisa kembali bertemu dengannya.

***