Chereads / Ryan & Arumi / Chapter 32 - Mata Cokelat

Chapter 32 - Mata Cokelat

~POV Arumi~

Buku, baju, peralatan tulis, make up, hmmm apalagi ya? Ah ini peralatan mandi. Tinggal ranjang dan barang-barang berat lainnya.

Mas-Mas dari jasa pindah barang masih menjemput bagian dari lemariku.

"lo beneran gila, Aru! Malam-malam gini pindahan ke bawah, bikin ribut orang se kosan tau gak!" omel Vega yang bersedekap di dekat ranjangnya yang juga ikut turun ke bawah.

"lu sendiri napa juga ikut gua turun?" tanyaku sambil nyengir.

"ya iyalah gue turun, ngapain gue bedua sama si cewek ganjen itu, amit-amit tujuh turunan deh! Eh tapi kan lo bisa pindahan besok gitu, ribet amat malam gini tau!" Vega masih saja meluapkan kekesalannya.

"maaf deh, maaf... dari pada ngomel-ngomel, mending kita susun barang dulu yuk, Vega yang cantik, imut, dan rajin menabung...." bujukku asal.

"ini gara-gara elo nih! Gue jadi capek malem-malem gini kan?" sungut Vega sambil mengangkat sebuah kardus.

Maafkan aku Ve... karena telah egois!

Tapi aku harus melakukannya, demi seseorang.

Yang kucintai, dan yang mencintaiku.

***

Ah... selesai juga!

Aku melirik jam dinding, OMG!!!

Sudah jam setengah satu malam!!!

Aku harus tidur sekarang, eh... tapi cek ponsel dulu!

Notif grup WA sahabat-sahabatku sudah lima puluhan, ah... capek untuk membacanya sekarang!

Chat dari Bang Ryan juga ada!

Astaga!!! Ada panggilan tak terjawab juga!!!

Tapi ini sudah tengah malam....

Hmmm besok pagi saja kubalas semuanya

Lelah banget!!!

***

~POV Ryan~

Kenapa masih belum dibalas juga? Teleponku juga tak diangkat?

Ada apa dengan Arumi?

Apa dia sedang ada masalah?

Atau... ponselnya tertinggal di suatu tempat?

Argh....!!!!

Aku benar-benar tak suka seperti ini!!!

Jangan-jangan... dia sibuk dengan sesuatu yang lain, dan merasa aku hanya gangguan baginya, mungkinkah itu?

Dia sibuk dengan apa? Dengan siapa?

Ini sudah jam dua malam, tapi mataku masih saja tak bisa terlelap!

Oke! Coba aku tunggu sampai besok pagi dulu!

Mungkin Arumi sekarang sudah tidur, percuma saja menunggunya!

***

~POV Arumi~

[Beneran kamu udah jadian, Aru?]

Kalimat yang berulang kali ditanyakan oleh para sahabatku di grup.

Hmmm ini pasti Vega yang cerita kepada mereka, dasar Vega! Hehehe.

Aku pun membalas chat itu, dan beberapa menit kemudian ketiga sahabatku pun langsung online, kami pun mengobrol banyak hal, hingga setengah jam berlalu.

Eh iya.... aku lupa!

Aku harus menelepon Bang Ryan!!!

Satu panggilan tak terjawab.

Oke... aku coba lagi!

Dua, tiga, empat panggilan tak terjawab.

Hmmm ini orang kemana sih?

Balas dendam?

Kekanak-kanankan namanya itu!

Ish... menyebalkan!!!

***

~POV Ryan~

"Bang Yaaannnn!!! Ayo sarapaaaannnn!!!" teriak Vani.

"bentar lagi Vaaannn! Nanggung dikit lagi!" balasku dari dalam kamar mandi.

Aku segera mengarahkan pisau cukur dari atas ke bawah pada wajahku yang telah diolesi shaving foam sebelumnya.

"Baaaangggg!!! Bang Ryaaannnn!!! 'Honey' nelfoooonnnn!!!" teriak Vani kembali.

Astaga!!!

Itu Arumi!!!

Aku segera membilas wajahku, mengambil handuk dan menyekanya dengan cepat.

Lalu mendorong kursi rodaku keluar dari kamar mandi.

"mana???" tanyaku pada Vani yang sedang mengobrol dengan ponselku.

"eh Bang Ryannya udah keluar nih Kak... hihihi," ujar Vani sebelum menyerahkan ponselku.

Aku : halo Aru...

Arumi : halo Bang Ryan... Aru minta maaf ya... gak sempet angkat telfon semalam

Aku : kamu kenapa semalam? Ada masalah?

Arumi : gak Bang... Aru sama Vega nyusunin barang semalam, kita pindahan

Aku : oh gitu... kenapa pindah? Gak nyaman ya di kos yang sebelumnya?

Arumi : hehehe masih di kosan itu juga kok Bang Ryan... kita cuma pindah kamar aja, turun ke bawah

Aku : kenapa?

Arumi : hmmmm biar Bang Ryan bisa main ke kosan Aru

Ya Tuhan....

Malu rasanya diriku ini!

Aku sungguh tak tahu diri!

Semalaman aku hanya berburuk sangka padanya.

Kekesalan itu masih kupelihara hingga tadi pagi.

Ternyata ini alasannya.

Dia melakukannya untukku!

Arumi : kok Bang Ryan diem aja? Aru minta maaf ya... gak sempet soalnya liat ponsel semalam itu...

Aku : gak Aru.... aku yang harusnya minta maaf.... aku bikin kamu repot!

Arumi : gak repot kok Bang... lagian kan enakan di bawah, cepet masuk ke kamarnya, hehehe

Aku : ....

Arumi : nanti mau Aru jemputin Bang Ryan?

Aku : gak usah Aru... aku bareng Zul ntar

Arumi : Bang... Aru harus ke kampus sekarang, ada janji sama dosen jam tujuh, dosennya mau ke luar kota soalnya, jadi disuruh tunggu di kampus sebelum dia pergi, maaf ya Bang Ryan...

Aku : semoga lancar urusannya ya...

Arumi : makasih Bang Ryan... Assalamu'alaikum...

Aku : Wa'alaikum salam

***

~POV Arumi~

Sepertinya ini adalah hari terakhir kami, aku dan Bang Ryan, mengerjakan proyek website.

Urusanku, mendesain UI-nya, telah selesai!

Tinggal tugas Bang Ryan, dia bilang sekarang sedang melakukan Inspect Element, hmmm sepertinya sesuatu yang seperti pengecekan akhir itu ya? Hehehe aku tak mengerti.

"jadi Inspect Element itu untuk apa Bang?" tanyaku sambil bertopang dagu duduk di sampingnya.

"hmmm ya buat masti'in website kita baik-baik aja," jawabnya singkat tanpa menatap padaku.

"trus Bang Ryan sekarang lagi apa?" tanyaku dengan mata tertuju pada wajahnya yang terbingkai kacamata itu.

"lagi ngecek loading time website." Dia pun akhirnya menoleh padaku.

"napa? Aru mau belajar pemograman juga?" dia tersenyum manis.

"hehehe gak ah... ribet! Hmmm abis ini, apa lagi?" senang rasanya bisa terus mengobrol dengannya, apalagi sama orang yang irit ngomong begini, hehehe.

"debugging, ngecek memory performance, dan resource juga sekalian ntar." Bang Ryan kembali menatap monitor.

Aduh! Ini dia ngomong apaan sih? Harusnya aku gak usah nanya tadi deh...

"hmmm banyak ya... masih lama berarti ya?" aku terus mencari bahan pembicaraan.

"kalo ada yang gak sesuai, iya lama sih... kan perlu diperbaiki dulu, Aru mau duluan pulang? Gak pa pa... duluan aja..." akhirnya dia kembali menoleh padaku.

Ya elah Bang Ryan... kok gak peka sih? Kalau aku mau pulang, ya... sudah dari tadi langsung pergi, jelas-jelas aku itu ingin di sini bersamanya, hmmm dasar cowok! Susah banget ngerti perasaan cewek!

"gak Bang... Aru masih ingin di sini." Aku tersenyum padanya.

"serius?" tanya Bang Ryan dengan lirikan menggodanya.

"iya...." aku duduk sambil bersandar sekarang, lalu melihat pada monitornya.

"kok gak dilanjutin? Aru nungguin Bang Ryan selesai kerja nih..." lanjutku.

"hmmm ah... ini... sebenernya Aru mau diajakin ngedate ya?" dia menyeringai seketika.

Eh? Tadi gak peka! Nah sekarang kelewat peka!

Aku saja belum kepikiran itu malah! Hehehe.

"yuk.... kita ngedate...." ujarku bersemangat.

"hehehe... kita mau ngedate kemana, Aru? Pacar kamu ini pakai kursi roda!" dia menggeleng-geleng sambil cengegesan.

"emang kenapa sih sama kursi rodanya? Ngedate itu kan yang penting jalan bedua! Pergi bedua! Main bedua!" jawabku jutek.

"jangan marah gitu Aru.... iya.... ntar kita ngedate, abis kerjaan ini selesai ya..." Bang Ryan mendekatkan wajahnya padaku, lalu mengulaskan senyuman.

Aku menatap mata cokelatnya yang tampak berbinar, berada di balik lensa.

Hingga detik ini, aku masih suka melihatnya, malah semakin suka saja!

Aku segera membalas senyuman itu, rasanya ingin sekali aku memeluknya, tapi aku tak berani! Aku takut dia tak menyukai itu! hmmm biarlah....aku akan menunggu, hingga waktu yang tepat datang!

"kok senyum aja? Mau apa gak nih?" dia terkekeh.

"mau dong Bang Ryaaaannn...." ujarku manja.

***