Chereads / He Is Mine Not Yours / Chapter 3 - dua

Chapter 3 - dua

Minggu pagi yang cerah ini, mereka berempat berencana untuk joging di taman dekat komplek perumahan Aleta, karena Vania, Clarissa, dan Nerissa tidak membawa pakaian ganti jadi mereka meminjam pakaian milik Aleta. Mereka joging mulai dari memutari kompleks melati hingga sampai ke taman. Sesampainya di taman mereka mencoba-coba alat olahraga disana, mereka asik sendiri dengan alat yang mereka pilih hingga akhirnya Nerissa melihat Vandy sedang mencoba salah satu alat olahraga, Nerissa pun menghampiri Vandy dan menyapanya.

"Hy Van" sapa Nerissa.

"Hy Ris, lagi ngapain Lo disini" tanya Vandy.

"Lagi joging" jawab Nerissa.

"Oh, sendiri aja?" Tanya Vandy lagi.

"Gak kok, gue sama temen-temen gue, tuh mereka disana" jawab Nerissa, ia menunjuk ke arah dimana teman-temannya berada. "Lo sendirian disini?" Sekarang gantian Nerissa yang bertanya kepada Vandy.

"Iya nih, lagi latihan buat lomba silat Minggu depan" jawab Vandy.

"Wah asik, gue boleh nontonin gak?" Tanya Nerissa.

"Boleh kok, boleh banget" jawab Vandy, mereka berdua ngobrol dengan asik sampai Nerissa lupa dengan teman-temannya, ia pun pamit kepada Vandy untuk kembali ke teman-temannya. Sesampainya di sana ia sudah mendapati teman-temannya panik mencarinya.

"Lo kemana aja sih?" Tanya Aleta.

"Gue tadi kesana soalnya tadi gue ngeliat Vandy" jawab Nerissa.

"Oh gue kira Lo tuh nyasar Ris" kata Aleta sedikit panik.

"Emang tadi Lo ngapain aja sama Vandy" tanya Clarissa kepo, Aleta dan Vania pun tak kalah kepo ingin mendengar jawaban dari Nerissa.

"Yah cuma ngobrol doang sih" jawab Nerissa apa adanya. Yah emang cuma sekedar mengobrol tidak ada hal yang spesial.

"Yah masa cuma ngobrol biasa aja sih" kata Clarissa kecewa.

"Yah mau gimana lagi". Mereka pun kembali kerumah Aleta dan bersiap untuk pulang kerumah masing-masing.

Sesampainya dirumah Aleta, mereka pamit kepada Novi. "Tante kita pamit pulang dulu yah Tan, makasih banyak tan" ucap Vania.

"Eh mau langsung pulang? Gak mau sarapan bareng dulu?" Tanya Novi.

"Gausah Tan kita sarapan dirumah aja" jawab Nerissa.

Mereka bertiga pun pamit dan pulang kerumah masing-masing. Setelah sarapan, Aleta kembali ke kamarnya untuk mandi dan kembali ke aktivitas biasanya yaitu nonton drama Korea. Saat sedang asik, tiba-tiba Ezra memanggilnya.

"Aleta" Panggi Ezra dari balik pintu yang terkunci dari dalam.

"Apaan bang?" Tanya Aleta berteriak.

"Bukain dulu pintunya" pinta Ezra tak kalah teriaknya dari Aleta, Aleta pun bangkit dan menuju kearah pintu untuk membukakan pintu.

"Apaan?" Tanyanya setelah membukakan pintu.

"Tolongin gue beliin cemilan ke supermarket dong" pinta Ezra.

"Ah mager, kenapa gak Lo aja" balas Aleta.

"Gue lagi nungguin temen gue, Lo beliin cemilan entar gue kasih upah" tawar Ezra.

"Yaudah, mana duitnya?", Ezra pun memberikan selembaran uang pecahan 100 ribu.

Aleta berjalan keluar rumah dengan malasnya, ia menaiki sepeda milik Ezra karena jarak dari rumah ke Supermarket lumayan jauh. Sesampainya di supermarket, ia asal mengambil cemilan dan langsung membayarnya di kasir. Ia kembali pun kerumahnya, karena ia tidak berhati-hati dalam mengendarai sepeda ia pun menabrak batu yang lumayan besar dan membuatnya terjatuh.

"Aduh sakit banget, mana belanjaan berserakan kemana-mana lagi" ocehnya kesal pada diri sendiri. Ia pun bangkit dan kembali dibuat kesal oleh rantai sepedanya yang putus. "Ya ampun, nasib gue gini amat sih" katanya frustasi, ia pun kembali duduk di jalanan. Tak lama kemudian ada mobil yang hendak lewat tetapi jalannya terhalangi oleh Aleta bersama sepedanya, orang itu pun keluar dari mobil dan mencoba membantu Aleta. Ia pun menjulurkan tangannya untuk membantu Aleta berdiri, Aleta yang melihat tangan itu bingung dan mencoba menatab orang itu.

Lho Arka kenapa bisa disini?, Batinnya bertanya.

"Cepetan pegang tangan gue, lo gamau bangun dan tetep duduk di jalanan kayak gini" cibir Arka. Aleta pun menggenggam tangan Arka dan Arka menariknya. Setelah membangunkan Aleta, ia un membantu memunguti belanjaan Aleta yang berserakan dan memberikan ke Aleta kembali, Arka pun membantu membangunkan sepedah dan melihat rantainya terputus, ia juga melihat lutut Aleta terluka parah. Karena merasa kasian ia pun menawarkan untuk mengantarkan Aleta pulang, yah walaupun ia sedang ada janji bermain di rumah teman lamanya.

"Masuk ke mobil gue, biar gue anterin Lo pulang" katanya dingin. Aleta pun masuk ke dalam mobil bersama dengan belanjaannya.

"Eh tapi sepeda gue gimana?" Tanya Aleta.

"Gampang bisa ditaro di bagasi" jawab Arka. Arka pun menjalankan mobilnya dan Aleta menunjukkan arahnya.

Sesampainya dirumah Aleta, Arka membantu Aleta keluar dari mobil dan juga mengeluarkan sepeda Aleta dari mobilnya. Aleta pun mengetuk pintu beberapa kali dan akhirnya nya ada uang membukakan pintunya. Ezra lah yang membukakan pintunya, ia terkejut melihat adiknya yang terluka. "Lo abis ngapain sih Sampe luka gini?" Tanyanya khawatir.

"Tadi jatuh dari sepeda, terus rantainya putus untung aja ada kakel gue yang mau bantuin sama nganterin gue pulang" jawab Aleta.

"Siapa kakel yang nolongin lo?" Tanya Ezra penasaran.

"Tuh" tunjuk Aleta ke arah Arka, Ezra pun terkejut karena orang yang menolong adiknya adalah teman lamanya.

"Woi Arka, tenyata Lo yang udah nolongin adik gue" kata Ezra sambil menepuk pundak Arka. Arka yang sedang menurunkan sepeda pun tak kalah terkejutnya.

"Ezra, jadi dia ini adik Lo?" Tanya Arka sambil menunjuk Aleta yang sudah berlalu masuk kedalam rumah.

"Iya, kenapa cantik yah?" Ezra pun balik bertanya.

"Kagak begitu, dia ceroboh banget sih Sampe bisa jatoh" jawab Arka.

"Emang dia mah ceroboh, yaudah yok masuk kedalam" ajak Ezra. Mereka pun masuk bersamaan kedalam rumah. Karena ibu dan ayahnya sedang pergi kondangan jadi mereka bebas untuk bermain PS di ruang tamu. Dan karena mereka tidak menggunakan jasa pembantu jadi Aleta lah yang disuruh ini itu oleh Ezra.

"Ta, bikinin minuman dong" pinta Ezra dengan teriakannya.

"Bikin sendiri" balas Aleta tak kalah kencang teriakannya.

"Yaelah, tolong sih gue lagi main nih" pintanya lagi, Aleta pun akhirnya membuatkan minuman dan meletakkannya di meja ruang tamu. Karena Aleta malas untuk kembali ke kamarnya jadi dia duduk di sofa dan melanjutkan aktivitasnya. Ezra yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat adiknya kecanduan drama Korea. Ia juga melihat luka Aleta yang belum dibersihkan sama sekali, "Lo yah bukannya bersihin dulu tuh luka malah nonton Drakor mulu" cibir Ezra.

"Oh iya lupa gue, entar aja lah lagi seru nih" balas Aleta. Ezra pun bangkit dan mengambil kotak P3K di dapur dan mulai mengobati luka adiknya itu. Aleta hanya meringis kesakitan saat lukanya dibersihkan. "Makanya jadi orang tuh jangan cerobo" cibir Ezra

"Yah lagian siapa yang naro batu sembarangan di tengah jalan" omel Aleta.

"Lo yang salah, malah nyalahin benda mati" kata Ezra sambil menyentil dahi adiknya itu. Mereka pun tertawa tanpa menyadari Arka yang sedang memerhatikan mereka yang asik sendiri. Setelah mengobati luka Aleta, Ezra pun kembali lagi bermain PS hingga larut malam. Karena besok hari Senin, jadi Arka pamit pulang.

"Adik Lo mana?" Tanya Arka.

"Udah tidur dia mah jam segini" jawab Ezra.

"Oh yaudah gue balik yah, udah malem entar gue terlambat lagi ke sekolah" pamit Arka, ia pun keluar dari rumah dan melajukan mobilnya.

~oOo~