Chereads / The Roommate 1 / Chapter 32 - 32 MENEMUI ROBERT FERRA

Chapter 32 - 32 MENEMUI ROBERT FERRA

Arissa sedang bersiap-siap dan keluar dari kamarnya ketika ia menemukan Cristan sudah duduk santai di atas sofa sambil memainkan telepon genggamnya. Gayanya tampak casual seperti biasa tapi entah kenapa penampilannya semakin lama semakin menarik di mata Arissa. Cristan juga terlihat jauh lebih rapi sekarang. Jenggot dan kumisnya sudah dicukur rapi. Rambutnya yang setengah gondrong sudah diikat ke belakang sehingga menampilkan garis-garis wajahnya yang sangat simetris seakan-akan dipahat langsung oleh Tuhan.

Tanpa diduga, jantung Arissa mulai berdebar tak keruan dan pipinya terasa sedikit panas.

Sial! Ada apa denganku? Umpat Arissa dalam hati.

"Kenapa?" tanya Cristan sambil menoleh ke belakang dan menyadari kalau Arissa sudah menatapnya cukup lama dari tadi. Arissa cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan menutup pintu kamarnya.

"Aku sudah siap. Mau berangkat sekarang?"

Cristan mengangguk dan segera bangkit dari sofanya.

"Ok, aku akan panggil taksi sekarang." kata Arissa sambil bersiap-siap dan mengeluarkan telepon genggamnya.

"Tak perlu…" balas Cristan. "Aku sudah menyiapkan mobil untuk kita."

Cristan lalu menunjukkan kunci mobil yang dari tadi dipegangnya sambil berjalan ke arah pintu keluar dan membukakannya dengan sangat sopan untuk Arissa.

"Ladies first…"

Arissa tertegun tapi ia lalu berjalan keluar. Ketika ia sampai di luar, matanya terbelalak kaget selebar-lebarnya….

Tepat di hadapannya, telah terparkir sebuah mobil sport Maserati Gran Turismo convertible berwarna putih yang sangat cantik sekali. Arissa dari dulu hanya bisa melihat gambar foto mobil impiannya ini di kalender dinding. Tapi kini, mobil tersebut tepat berada di hadapannya!

"Bagaimana?" tanya Cristan santai. "Kau suka?"

"Ini… ini…."

"Bukannya terlalu berlebihan ya?" tanya Arissa sungkan. Ia benar-benar tak terbiasa dengan kemewahan seperti ini.

"Kau adalah salah satu top model papan atas di Fashion Blast. Sudah seharusnya kau mengendarai mobil seperti ini dan aku sebagai manajer barumu, akan memastikan supaya kau akan selalu mendapat fasilitas terbaik.." kata Cristan sambil membukakan pintu mobil untuk Arissa dan mengambil posisi sebagai supir di sampingnya.

"Baiklah, terserah kau saja. Terima kasih ya?"

Sebuah senyum muncul di bibir Arissa sekali lagi. Cristan yang melihat senyum gadis tersebut sangat puas pada dirinya. Untung kemarin malam, ia sempat menelepon Jade untuk menyiapkan transportasi untuk mereka berdua pada pagi ini. Pilihan Jade, syukurnya, cocok dengan selera Arissa dan dirinya.

Dalam sekejab, mereka pun sampai di kantor pusat Fashion Blast.

............

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemui Robert Ferra dan memberitahukan pergantian manajer baru "Snow" kepadanya. Jojo sudah berada di dalam ruangan CEO bersama dengan Robert ketika Arissa dan Cristan memasuki ruangan serta langsung duduk. Tak lupa, Arissa juga sudah berganti wujud menjadi "Snow".

Robert mengamati ketiga orang yang sedang duduk di hadapannya sambil tersenyum ramah. Sikapnya sangat bersahabat dan santai tapi Jojo yang sudah lama bekerja dengannya, sangat mengetahui sifat asli Robert yang licik dan kejam. Apalagi jika berhubungan dengan masalah kontrak kerja para artis dan modelnya. Ia tidak pernah main-main dalam menentukan jumlah pinalti yang harus mereka bayar jika mereka berani menyalahi kontrak kerja di tengah jalan. Jika seorang model atau artis memiliki potensi yang bagus untuk menjadi seorang selebriti papan atas, Robert akan "memeras" tenaga dan waktunya habis-habisan sampai "periode emasnya" berakhir dan langsung menggantinya dengan wajah baru. Belum lagi, dengan jumlah bayarannya yang seringkali dipotong tak jelas untuk urusan manajemen kantor.

Cristan tengah memegang kontrak "Snow" di tangannya dan langsung memberikannya kepada Robert dengan sikap acuh tak acuh. Sebelumnya, Jojo sudah menerangkan kalau manajer baru Snow akan dipegang sepenuhnya oleh Cristan dikarenakan pekerjaannya sebagai senior stylist yang sangat menyita waktu.

"Namaku Cristan Lewis dan mulai hari ini aku adalah manajer baru "Snow". Aku juga sudah memperoleh jadwal kegiatan "Snow" selama seminggu ini dan juga sudah membaca draft kontrak "Snow" sebelumnya. Sayangnya, ada beberapa point yang saya garis bawahi dan saya ingin mengubahnya…"kata Cristan lugas.

Mata Robert seketika menyipit dan sambil mencondongkan tubuhnya ke depan, ia bertanya dengan keramahan yang dibuat-buat.

"Oia? Boleh saya tahu pasal mana saja yang ingin dirubah? Sayangnya Snow sudah menandatangani surat perjanjian kontrak ini sebelumnya. Jadi, saya rasa permintaan Anda agak sulit untuk saya penuhi."

Cristan balas tersenyum dan membuka lembar terakhir surat kontrak yang didalamnya ada tandatangan Snow, Robert, dan Jojo.

"Oia? Benarkah begitu? Nama manajer Snow saat ini bukan lagi Jojo tapi aku, Cristan Lewis. Jadi, menurutku, surat perjanjian kontrak ini sudah tidak berlaku sama sekali…"

Robert menelan ludah. Sial! Bocah ini pintar juga!

Dan dari gayanya, kelihatan kalau pemuda itu cukup pintar untuk soal perjanjian tertulis seperti ini. Sayangnya, permintaan para vendor untuk menggunakan "Snow" sebagai muse dan ambassador produk kecantikan mereka sangat tinggi akhir-akhir ini sehingga Robert hanya bisa sedikit mengalah dulu untuk sekarang. Lagipula…..

Robert lalu melirik ke arah kaki jenjang "Snow" yang mulus dan seputih giok, otaknya lalu membayangkan bagaimana bentuk tubuh Snow saat ia bisa memperoleh kesempatan untuk menelanjangi Snow di atas kasur nanti. Hmm….

Arissa bukannya tidak menyadari pandangan mesum Robert terhadap dirinya dan hal tersebut membuatnya tidak nyaman, tapi ia percaya pada Cristan. Untuk itu, Arissa berusaha keras untuk mempertahankan wajah datarnya walaupun di dalam hati, ia sudah merasa muak setengah mati.

Cristan juga mengetahui hal tersebut dan karena ia ingin Arissa cepat-cepat keluar dari ruangan itu, ia lalu memberi tanda pada beberapa pasal di surat kontrak yang lama dan menulis beberapa kalimat lalu segera memberikannya pada Robert.

"Silakan dibaca dulu, Pak Robert. Mohon beritahu saya kalau ada beberapa hal yang perlu dibicarakan lagi setelahnya…"

Pandangan Robert langsung beralih pada surat kontrak lama yang sudah dicorat coret oleh Cristan tersebut dan ia lalu membaca ulang dengan sangat teliti. Selain ada pengurangan jam kerja, Cristan juga meminta agar urusan transportasi dan peralatan makeup pribadi diserahkan langsung kepadanya. Termasuk untuk urusan pakaian dan asisten pribadi yang akan digunakan pun semuanya harus disortir langsung olehnya.

Robert hanya tersenyum –senyum sendiri saat membaca perubahan surat perjanjian kontrak tersebut. "Snow" hanya akan dikontrak selama 4 bulan dengan jam kerja yang tidak melebihi 5 jam per hari. Sangat berbeda dengan para model lain yang harus bekerja minimal 8 jam per hari di bawah manajemen Fashion Blast. "Snow" hanyalah freelance model sehingga ia memiliki lebih banyak keistimewaan dibandingkan para model tetap lainnya. Walaupun Robert kurang setuju, tapi ia sudah menyusun strategi licik di dalam hatinya untuk menjadikan "Snow" sebagai salah satu model tetap di bawah Fashion Blast.

"Ok, untuk sementara ini, aku setuju. Ada permintaan lain?" tanya Robert sopan. Matanya berkilat culas dan senyumnya terlihat palsu tapi Cristan tak peduli. Yang penting baginya, draft surat baru cepat selesai dan mereka bertiga bisa meninggalkan ruangan tersebut sesegera mungkin.

Robert lalu memanggil asistennya dan menyuruhnya untuk membuat surat kontrak baru sementara ia dan Jojo berbincang-bincang sebentar mengenai berbagai kegiatan permodelan yang akan berlangsung hari itu. Setelah kurang lebih 10 menit, surat kontrak baru pun selesai dan diantarkan ke dalam ruangan oleh sekretaris yang sama.

Cristan membaca surat kontrak baru dengan seksama, mengangguk dan segera membubuhkan tanda tangannya bersama dengan "Snow" dan Robert. Dalam waktu singkat, Jojo, Arissa, dan Cristan langsung meninggalkan ruangan Robert.

.........…

Robert memijit bagian keningnya. Kehadiran Cristan tadi terasa asing tapi cukup familiar baginya. Ia merasa pernah bertemu dengan pemuda ini sebelumnya. Tapi di mana?

Tepat setelah itu, lemari di bagian belakangnya bergeser dan Linfey sedang berdiri sambil bersandar ke pintu. Tubuh seksinya berbalut lingerie terbaru yang menampilkan lekuk tubuhnya dengan sangat sempurna. Perlahan, Linfey lalu berjalan mendekati Robert dari belakang dan menggigit cuping telinganya.

"Sudah selesai?" bisiknya dengan suara penuh gairah.

Robert mengangguk dan memberi pesan pada sekretarisnya supaya ia tidak boleh diganggu selama 2 jam karena sebuah keperluan. Dalam sekejab, mereka berdua lalu sibuk bercumbu dengan sangat intens dan Robert menekan tombol rahasia. Lemari belakang pun kembali bergeser ke posisi semula. Meninggalkan ruangan kantor yang kosong seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.