Mata Arissa berkedip cepat selama beberapa kali. Telinganya merasa baru salah dengar saat kata-kata tersebut kembali terngiang di benaknya.
"Aku ingin menjadi manajer Snow…"
"TIDAK BISA!!!" tolak Jojo tegas sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kalau begitu aku tidak akan memberitahumu apa-apa tentang Monica dan jika suatu hari nanti, peristiwa yang sama terjadi lagi pada Snow, mungkin aku tidak bisa membantumu…" balas Cristan santai sambil menyesap tehnya. Hmm… wanginya enak sekali!
Bibir Jojo mengerut sementara air mukanya berubah keruh. Ia membalikkan badannya sambil cemberut untuk melampiaskan kekesalannya. Ugh! Sebal sekali!!
Melihat raut muka Jojo, Arissa langsung berkata, " Aku setuju!"
Eh?
Jojo merasa baru saja salah dengar tapi kemudian Arissa mengulangi pernyataannya.
"Aku setuju. Baiklah, kau bisa menjadi manajerku mulai besok…"
Cristan tidak berkomentar apa-apa saat mendengar pernyataan Arissa tapi sebuah senyum kemenangan nampak dengan sangat indahnya di wajahnya yang tampan.
"Kau gila, Sa?? Ga… ga bisa!!" tolak Jojo tegas sambil menatap wajah Arissa lekat-lekat. Tapi Arissa tak bergeming. Ada sebuah kesungguhan yang teguh di sorot mata wanita tersebut.
"Jo, dengar aku. Kau tidak bisa menjadi manajerku. Kau sendiri punya banyak kesibukan di studio. Benar kan? Kau adalah salah satu stylist andalan di Fashion Blast. Ada banyak orang yang membutuhkan bantuanmu setiap hari. Peristiwa hari ini contohnya. Jika Cristan tidak datang dan menyelamatkanku tepat pada waktunya, mungkin wajahku sudah rusak permanen. Aku butuh seseorang yang selalu ada untukku dan bisa menjagaku untuk sementara waktu sampai masa kontrakku selesai." balas Arissa tegas.
Wajah Jojo masih terlihat tidak rela tapi kata-kata Arissa ada benarnya juga. Peristiwa hari ini benar-benar disebabkan oleh kecerobohannya dan Cristan memang datang tepat waktu untuk menyelamatkan Arissa. Walaupun dengan konsekuensi penyamaran Arissa sebagai "Snow" akhirnya terbongkar tanpa sengaja.
"Baiklah…"
Tubuh Jojo jatuh lemas sambil tersandar ke dinding. Ia merasa tidak berdaya sama sekali.
"Baiklah, karena kita sudah mencapai kata sepakat, aku akan memberitahukan informasi singkat tentang Monica. Tapi sebelumnya, aku mau kalian mendengarkan rekaman ini…"
Cristan langsung memperdengarkan suara rekaman percakapan antara Linfey dan Monica kepada Jojo dan Arissa. Saat mendengarkan, ekspresi wajah keduanya betul-betul terkejut. Arissa benar-benar tidak menyangka kalau wanita secantik Linfey akan memakai cara sekeji itu untuk menyingkirkan dirinya dari dunia entertainment.
"Brengsek!! Sudah kuduga itu pasti pekerjaannya!" umpat Jojo sambil memukul meja tamu. Jojo memang sudah seringkali mendengar tentang cara-cara kotor yang dilakukan oleh Linfey untuk menyingkirkan semua pesaingnya tapi sama sekali tak pernah ada bukti langsung yang mengarah kepadanya. Baru kali ini, Jojo mendengar rekaman suara Linfey sendiri yang menyuruh Monica untuk "membereskan" Snow!
"Tolong kau kirim rekaman itu ke teleponku sekarang! Aku akan mengadukannya ke kantor polisi!" perintah Jojo pada Cristan. Tapi kemudian, Cristan menggelengkan kepalanya.
"Tidak.. jangan sekarang. Aku punya ide bagus. Kau mau dengar?"
Jojo dan Arissa lalu duduk rapi di hadapan Cristan dan menyimak ide pemuda tersebut dengan mimic wajah serius. Cristan lalu menceritakan kalau saat ini Monica dan keluarganya sudah diamankan olehnya dan Cristan membahas beberapa detil lain yang diperlukan untuk bisa menjerat Linfey secara hukum sehingga ia sama sekali tidak bisa berkutik lagi.
Sambil mendengarkan Cristan bicara, Arissa tidak bisa menutupi rasa kagumnya terhadap pemuda ini. Walaupun terlihat cuek dan menyebalkan ternyata Cristan mampu untuk menyusun sebuah rencana yang sangat detil dan akurat. Benar-benar diluar dugaan Arissa sebelumnya!
Saat ini, rasa percaya Arissa pada Cristan perlahan mulai tumbuh. Tidak hanya itu, entah bagaimana, di saat yang sama, Arissa juga merasa nyaman dan aman setiap kali Cristan ada didekatnya. Perasaan ini terasa asing baginya tapi juga sangat menyenangkan.
"Jadi.. bagaimana? Sudah cukup jelas kan?"
Jojo dan Arissa hanya mengangguk-angguk sebagai tanda setuju. Jojo bahkan mengacungkan jempolnya dengan sepenuh hati.
"Luar biasa!"
"Ok, jadi sekarang… aku mau minta jadwal kegiatan "Snow" untuk minggu ini. Kau punya bukan?"
Tanpa menunda lagi, Jojo langsung mengirim semua rencana kegiatan "Snow" minggu itu kepada Cristan via telepon genggamnya. Dalam waktu sangat singkat, Cristan menerima dan langsung menyimpannya di dalam folder khusus.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu ya?" kata Jojo sambil memeluk Arissa erat-erat sebelum mereka berpisah. Arissa juga kelihatannya sudah jauh lebih tenang sekarang. Arissa mengangguk kecil sambil tersenyum dan mengantar Jojo keluar.
...............…
Cristan sedang duduk santai sambil memainkan telepon genggamnya ketika Arissa duduk di hadapannya dan menatapnya dengan sangat intens.
"Kenapa?" tanya Cristan bingung. Ia selalu salah tingkah ketika Arissa menatapnya seperti ini walaupun ia berusaha mati-matian untuk menjaga imagenya di hadapan Arissa.
Arissa menggeleng pelan dan seuntai senyum manis muncul di bibirnya.
"Tidak apa-apa. Terima kasih untuk hari ini ya? I'm speechless… just.. thank you so much.."
Badan Arissa sedikit bergetar saat ia mengingat apa yang terjadi pagi ini. Jika pemuda ini tidak muncul, mungkin wajahnya sudah tidak bisa diselamatkan lagi sekarang…
Cristan berjalan mendekati Arissa dan berjongkok di depan gadis itu untuk menenangkannya. Sorot matanya terlihat begitu lembut dan penuh kasih sayang.
"Shhh…. Sudah tidak apa-apa. Kau tenang saja ya? Ada aku yang menjagamu sekarang.."
Arissa mengangguk pelan dan perlahan bangkit berdiri untuk menuju kamar tidurnya. Sebelum ia menutup pintu, Arissa memandang Cristan sekali lagi dan melemparkan kecupan "selamat malam" dengan tangannya sambil tersenyum manis sekali.
Cristan terpana dengan adegan itu. Deg! Rasanya jantungnya berhenti berdetak sesaat waktu memandang senyum tulus gadis tersebut.
Malam itu, hati Cristan terasa berbunga-bunga dan hangat sekali.
Ah, inikah rasanya jatuh cinta?