(POV EIN)
Apa salahnya sih akrab dengan adik sendiri? Apakah salah memangnya sayang dengan adik sendiri? Theresa adalah teman serahim dan temanku seumur hidup makanya aku menyayanginya sebagai adik kecilku. Tapi ada aja orang yang mengira aku itu siscon, dan orang itu Kui. Itu anak diam-diam ngomongin aku dari belakang dan menuduh kalau aku itu Siscon. Sialan emang tu anak, rasanya pengen kutusuk pake Pile Bunker.
Teman-teman kelas juga percaya aja omongan si monyet pantai itu, padahal mereka gak tau kalau Theresa itu ter gila-gila dengan Kojima.
Ah sudahlah, tidak baik kalau terus dengerin apa kata orang.
"Kak...Aku butuh bantuan nih..."
Theresa mendatangi mejaku. Wajahnya sedih, ada apa gerangan dengannya?.
"Kenapa? Kamera mu habis baterai?".
"Bukan! Ini masalah serius?".
"Apa? Kojima nembak kamu?".
"BUKAN JUGA! DENGERIN DULU AKU SELESAI NGOMONG!".
Aku berhasil membuat dia marah. Ah aku sangat senang membuat adik kecilku marah, mungkin orang yang punya adik pasti juga suka bikin adik nya marah.
"Iya-Iya maaf" Aku mengelus-elus kepalanya sebagai permintaan maaf. "Jadi apa masalah serius yang kamu hadapi sampai minta bantuan kepada kakakmu yang tercinta ini?".
"Tadi pas dikantin aku bertemu dengan ketua OSIS, terus ketua OSIS ngajak aku kencan ganda..."
Theresa bisa kenal dengan ketua OSIS karena Theresa akan mencalonkan dirinya menjadi Wakil Ketua OSIS tahun ini. Yah aku tidak melarangnya asalkan Theresa bisa membagi waktunya.
"Kalau gitu bawa aja Kojima."
"Itu mustahil! Aku bisa pingsan ditempat kalau ngomong dengan Kojima! Apalagi ngajak dia kencan!" Theresa memegang tangan kananku dan aku tau maksud Theresa kalau dia sedang megang tanganku. "Karena itu Kak...Jadi pasangan kencan ku ya."
Nah kan benar! Sudah kuduga kalau Theresa akan mengajakku menjadi teman kencannya.
"Ogah ah, nanti kalau teman sekelas liat kita pasti kita akan di cap sebagai pasangan Siscon dan Brocon!," Tolakku.
"Yah kak...."
Kalau ni anak gini aja terus gak ada perkembangannya, Kojima bakal direbut oleh orang lain. Baiklah! Sebagai kakak yang baik hati dan sayang dengan adik kecilnya, aku akan membantu percintaannya!.
Aku berdiri dan menuju meja Kojima. Dia sedang melihat keluar jendela kelas seperti yang dia lakukan setiap hari.
"Kojima bisa bicara sebentar?".
Kojima melihat kearah ku. Aku mengambil kursi lalu duduk di hadapannya.
"Kamu tau—Kamu pasti tau kan kalau Theresa tergila-gila denganmu?," Ucapku langsung to the point. Aku bukan tipe orang yang suka basa-basi.
"Tau..."
Sudah kuduga.
"Terus...Kalau kamu tau kenapa gak kamu balas aja perasaan adikku itu?".
"Itu...ada alasannya."
Aku akan berhenti menanyakan hal ini karena Kojima pasti ada sebuah rahasia yang tidak bisa dia katakan. Tapi dari yang bisa kusimpulkan, Kojima menjauhi semua orang karena dia tidak ingin ada yang terluka karena dirinya.
"Baiklah, tapi aku ada satu permintaan untukmu."
"Apa itu?".
"Ajak Theresa berkencan."
Tiba-tiba Theresa datang memukul kepalaku dengan sangat keras. Sepertinya dia mendengar permintaan ku kepada Kojima tadi. Padahal aku berusaha membantunya, kenapa dia malah memukul kepalaku dengan sangat keras. Urgh...sakit.
"M-M-M-M-M-M-Maaf! K-K-K-K-K-K-Kojima! K-K-K-K-K-Kakakku p-p-pasti n-n-n-ngomong yang aneh-aneh ya!!!," Ucap Theresa seperti suara robot yang kehabisan baterai.
Kojima melihat kearah Theresa yang salah tingkah dihadapannya. Kojima memegang kedua tangan Theresa lalu berkata "Kapan kita berkencan?," Tanya Kojima ke Theresa...
Sungguh mengejutkan. Ini diluar dari perkiraan ku! Aku tidak menyangka Kojima menuruti permintaan ku dan mengajak Theresa berkencan!.
Seketika Theresa pingsan ditempat. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Usahaku membantu percintaan Theresa tidaklah sia-sia, syukurlah Kojima mau.
Kojima terlihat kebingungan dengan Theresa yang pingsan. Aku memberi tahukan Kojima kalau Theresa kekurangan darah makanya dia pingsan dan setelah itu aku menggotong Theresa ke UKS.
Setelah menidurkan Theresa di kasur UKS, aku pergi keruang guru dan meminta izin untuk menjaga Theresa yang pingsan.
"Apa yang sebenarnya kalian lakukan di kelas sampai Theresa bisa pingsan?," Tanya Hanz-Sensei kebingungan.
"Kojima ngajak Theresa kencan, dan itu membuat Theresa pingsan di tempat."
"Hah?!" Hanz-Sensei terkejut seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Setelah mendapat izin dari Hanz-Sensei, aku kembali ke UKS dan melihat Theresa bersama Yurika sedang ngobrol. Tapi...kok Yurika bisa tau Theresa ada di UKS?. Rasanya Yurika gak ada dikelas waktu kejadian tadi.
"Yo kalian berdua."
"Kakak...terima kasih banyak...salah satu mimpiku akhirnya bisa jadi kenyataan!".
Aku mengelus kepala Theresa hingga rambutnya kusut. "Ini balasanku tadi karena memukul kepalaku dengan sangat keras!!".
"Maaf-maaf!."
Setelah puas membuat kepala Theresa kusut aku duduk di kursi sebelah Yurika. "Yurika, kok kamu tau dimana Theresa?".
"Aku tadi nyari Theresa terus tiba-tiba Kojima bilang 'Kalau Theresa dia sedang dibawa oleh Einhar ke UKS' gitu" Yurika melipat tangannya. "Tapi kalian sadar gak? Akhir-akhir ini Kojima mulai bicara dengan kita. Gak kayak dulu, kalau ditanya biasanya diam aja."
Benar juga apa yang dikatakan Yurika. Akhir-akhir ini Kojima agak berubah, kalau di jahilin Kui dia hanya tersenyum, kalau diminta bantuan pasti mau, dan diajak ngobrol pasti mau.
"Benar...Pangeranku—Maksudku Kojima telah berubah. Tidak kusangka dia ngajak aku kencan," Ucap Theresa.
Kalau gak ada aku gak mungkin tuh bisa kencan sama Kojima. Tapi...Apakah Theresa sudah bilang ke Kojima kalau besok kencannya?.
"Oi Theresa kamu sudah bilang ke Kojima kalau kencan nya itu besok?," Tanya ku.
Setelah mendengar perkataan ku, Theresa bangkit dari kasur tidur lalu berlari menuju kelas.
"Apakah kita harus mengikutinya besok?," Tanya Yurika.
"Aku adalah kakaknya dan aku harus memastikan kalau dia tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh kepada Kojima. Karena itu aku akan mengikuti nya besok," Jelas ku kepada Yurika.
"Benar...Kita berdua tau sifat asli Theresa, karena itu sangat berbahaya jika kita tidak mengikuti nya."
Keesokan harinya, aku bersama Yurika mengikuti Theresa dengan Kojima. Agar tidak ketahuan, aku memakai kumis palsu, kacamata, dan topi fedora. Sedangkan Yurika memakai kacamata juga, syal untuk menutupi mulutnya, dan topi.
"Rasanya kemarin kita setuju buat ngikutin Theresa sama Kojima."
"Iya. Ada masalah?".
"Iya! Ada!" Aku melihat kearah belakang. "Kenapa Kui ikut juga sih?!".
Iya, Kui ikut bersama kami mengikuti Theresa dan Kojima. Aku sih gak masalah kalau Kui gak berisik, tapi kalian pasti tau kan ini anak berisiknya minta ampun sampai dia dibenci Theresa.
"Ayolah, Kojima adalah teman baikku. Tidak mungkin aku melewatkan event langka seperti ini," Ucapnya.
"Siapa yang mengajakmu ikut?," Tanyaku.
"Yurika."
Aku langsung melihat kearah Yurika dan dia langsung membuang wajahnya. Sialan nih anak, aku tau dia suka sama Kui tapi gak harus bawa Kui juga kesini. Nanti, kalau Kui ribut sendiri bakal ku tusuk dia dengan pile bunker. Gak aku gak bercanda, aku sudah siap terluka untuk menciptakan pile bunker buat nusuk Kui.
"Tapi...ketua OSIS belum juga datang. Ini sudah lewat jam ketemuannya," Ucap Yurika.
"Mungkin terlambat ah, biasa,", Balasku.
—1 Jam kemudian
Ini ketua OSIS kemana lagi?! Mana panas lagi diluar sini.
*Ting Ting
Aku menerima notifikasi dari handphone ku. Ternyata Theresa chat aku lewat RIME.
Theresa : Kak! Gimana nih? Ketua OSIS gak jadi datang karena pacarnya masuk rumah sakit.
Asem bener dah itu orang.
"Kenapa Ein?," Tanya Yurika.
Aku memperlihatkan chat Theresa kepada Kui dan Yurika.
"Jadi gimana tuh?," Tanya Yurika.
"Ya mau bagaimana lagi? Batalkan aja kencannya," Jawab Kui dengan santainya.
Aku juga ingin bilang ke Theresa untuk membatalkan kencan nya tapi...kencan Theresa sekarang ini adalah kencan pertama nya dengan Kojima. Jika aku menyuruhnya untuk membatalkan kencan ini maka Theresa akan sedih, aku memang suka membuat adikku marah tapi aku tidak suka membuat adikku sedih.
Aku melepas semua penyamaran ku dan mendatangi Theresa dan Kojima. Theresa kaget melihat kedatanganku dan Kojima juga biasa-biasa aja ngeliat aku.
"K-Kakak kok ada disini?".
"Sudahlah, ayo kita jalan sama-sama aja" Aku menarik tangan Theresa dan Kojima. "Kamu gak keberatan kan Kojima?," Tanya ku kepada Kojima.
"Gak masalah..."
Baiklah kalau begitu saatnya memanggil kedua orang bodoh itu.
"Oi Kui, Yurika keluarlah!".
Merasa dipanggil olehku, Kui dan Yurika keluar dari persembunyiannya lalu melepaskan segala macam penyamaran.
"Aku sih gak heran kalau ada Yurika tapi" Theresa bersiap menggunakan sihirnya. "Tapi kenapa ada monyet pantai ini disini?!".
Aku menahan Theresa yang ingin menggunakan sihir bonekanya kepada Kui. Kojima yang melihat Theresa ingin menggunakan sihirnya langsung memegang kedua tangan Theresa dan berkata. "Jangan gunakan sihirmu sembarangan..."
Theresa blushing dan hidungnya mengeluarkan darah. Aku dan Yurika langsung melakukan pertolongan pertama kepada Theresa agar mimisannya bisa berhenti.
"Aku tidak akan mencuci tanganku...."
"Kalau kamu gak cuci tangan kuusir kamu dari apartemen," Ancamku kepada Theresa yang mulai menjijikan.
"Jadi kita ngapain nih selanjutnya?".
"Kencan aja kita berlima," Ucapku.
"Mana ada kencan berlima. Kalau gini namanya jalan-jalan," Jawab Yurika.
"Ya udah kita jalan-jalan aja" Aku melihat kearah Kojima. "Gak masalah kan Kojima?".
"Iya..."
*To be continued