Ujian praktek dilanjutkan setelah aura jahat telah di netral kan oleh Hanz-Sensei.
Murid selanjutnya adalah Theresa.
Menurut Hanz-Sensei, sihir Theresa ini sangat berguna jika digunakan saat pertarungan. Tapi sayangnya, sihir Theresa ini hanya bisa berlaku kepada satu orang saja dan jika Theresa membuat dua orang jadi boneka maka dia akan kehilangan kontrol terhadap orang yang telah dia jadikan boneka.
"Sepertinya kamu sudah tau tes apa yang kamu akan jalani kan Theresa?," Ucap Hanz-Sensei.
"Pasti mengendalikan dua orang tanpa kehilangan kontrol bukan?," Tebak Theresa.
"Benar sekali! Sekarang, buat Kui dan Ein menjadi boneka lalu kendalikan mereka berdua dan buat mereka berlari sejauh 100 meter."
Sebuah tantangan yang mudah buat Theresa kalau dia hanya perlu mengendalikan satu orang. Tapi kalau dua orang dia ragu, bisa-bisa dia tidak bisa membuat Ein atau Kui bergerak.
Kalau belum dicoba mana bisa kita tau, karena itulah Theresa mencoba mengendalikan Ein dan Kui tanpa kehilangan kontrol.
Theresa berkosentrasi penuh sekarang ini. Pertama dia membuat Kui menjadi boneka dan membuat Kui melakukan start lari. Setelah selesai dengan Kui, Theresa langsung berkonsentrasi lagi untuk membuat Ein menjadi boneka.
Setelah Ein berhasil dikendalikan nya dan membuat Ein melakukan start lari, Theresa langsung membuat Ein dan Kui berlari mengitari gedung olahraga sebanyak dua kali.
"Kojima bagaimana kondisimu?," Hanz-Sensei bertanya kepada Kojima tentang kondisinya.
Mendengar nama Kojima membuat konsentrasi Theresa melemah dan membuat dia kehilangan kontrol terhadap Kui sebentar. Namun Theresa tidak menyerah, dia mengumpulkan konsentrasi nya lagi dan menggerakkan Kui kembali sampai dua kali putaran.
"Selamat Theresa! Kau berhasil—"
Theresa langsung keluar gedung karena dia tidak tahan melihat Kojima yang membuka baju olahraga nya.
Lalu murid terakhir yaitu Yurika.
"Yurika...Hmmm sihirmu sebenarnya sederhana tapi kalau kamu mengembangkan nya maka sihirmu itu bisa menjadi alat pembunuh masal" Ucap Hanz-Sensei sambil membaca informasi tentang matahari.
"Jadi tes saya apa ya Sensei?," Tanya Yurika.
Hanz-Sensei mengeluarkan Grimoire nya dan mengambil satu kertas yang berisikan informasi detail tentang sihirnya Yurika.
"Sihirmu itu adalah Heatmancer, dan sebenarnya sihirmu ini tidak membutuhkan sinar matahari untuk mengaktifkan nya.
"Jadi tes mu adalah, menunjukan beberapa teknik sihir yang kamu kembangkan selama ini tanpa bergantung kepada sinar matahari"
Yurika tersenyum lebar dan wajahnya menunjukkan sebuah keyakinan kalau dia akan lulus ujian praktek ini.
Pertama adalah teknik yang pernah dia tunjukkan saat Battle Royale yaitu [Flash]. Sebelum menggunakan sihir ini, Yurika harus menyerap sinar dan panas matahari terlebih dahulu. Teknik sihir [Flash] milik Yurika ini memungkinkan orang buta sesaat saat terkena sinarnya. Teknik ini sangat berguna saat bertarung individu ataupun berkelompok.
Kedua adalah [Piercing Heat]. Dengan teknik ini, Yurika dapat membuat seseorang merasakan panas yang luar biasa hingga ke tulang-tulang. Dan saat ini Hanz-Sensei merasakan sakitnya panas yang menusuk tulang. Hanz-Sensei memperingatkan kepada Yurika untuk tidak menggunakan teknik ini sembarangan.
Dan yang terakhir adalah [Healheat]. Sama seperti [Flash], untuk menggunakan teknik ini Yurika harus menyerap panas matahari. Teknik ini dapat membuat Yurika menyembuhkan dirinya sendiri dengan panas yang dia telah serap.
"Baiklah! Ini merupakan perkembangan yang menakjubkan! Selamat Yurika kamu lulus dengan nilai sempurna."
"Terima kasih Hanz-Sensei."
Ujian praktek kelas 1-A pun selesai. Dari 10 murid ada dua murid yang gagal, ada tiga murid yang mendapat nilai sempurna, dan sisanya mendapat nilai rata-rata.
Hanz-Sensei sudah selesai merekap nilai semua murid kelas 1-A dan sekarang saatnya Hanz-Sensei menemui kepala sekolah untuk menyerahkan rekap nilai murid kelas 1-A.
"Permisi kepala sekolah" Hanz-Sensei masuk keruang kepala sekolah.
"Oh Hanz-Sensei, silahkan masuk."
Hanz-Sensei memberikan data nilai murid kelas 1-A. Sepertinya yang diharapkan oleh kepala sekolah, semua nilainya bagus-bagus dan tidak ada yang mengecewakan.
"Dengan nilai ini, aku yakin mereka sudah siap dengan projek Mage Of Destiny."
"Jangan terburu-buru kepala sekolah, mereka masih belum siap."
"Aku tau, tapi semakin lama maka semakin hilang kekuatan mereka. Dystopia sudah bangun dari hibernasi nya."
"Kita harus menunggu ke-12 Bintang berkumpul di satu tempat. Lokasi dua bintang masih belum ditemukan."
"Baiklah, mohon bantuannya Hanz-Sensei. Pastikan anda membawa kedua bintang tersebut."
"Saya pastikan akan membawa kedua bintang tersebut dengan selamat."
*end of chapter