Chereads / The Last Of Origin / Chapter 21 - Keseharian Baru Gatcha

Chapter 21 - Keseharian Baru Gatcha

Semua orang tidak tahu kalau Gatcha memiliki sebuah ambisi untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya yang dibunuh oleh Dystopia.

Gatcha dikenal sebagai murid periang serta ceria yang suka bermain game dan sangat dekat dengan Kui. Tapi semua orang juga tidak tahu kalau Gatcha memiliki sebuah pekerjaan tetap yaitu menjadi bodyguard.

Dengan sihir Golem miliknya, Gatcha dapat meraup uang sebanyak dua kali lipat gaji nya Hanz-Sensei dari pekerjaan nya menjadi Bodyguard. Namun uang yang dia dapatkan selalu digunakan untuk gacha di game The Sword yang sering ia mainkan.

Namun, semenjak Gatcha tau pembunuh orang tuanya ada di Akademi Agartha, Gatcha terus berlatih mengembangkan sihir Golem nya bahkan sekarang ini dia hampir menyentuh Black Magic di sihirnya. Namun sayangnya dia tidak menyadarinya.

Setiap pulang sekolah Gatcha langsung pulang kerumahnya dan bermain game bersama teman-teman Partynya. Setelah cukup bermain game, Gatcha melatih sihirnya di lahan kosong dekat rumahnya setiap malam jam 10 sampai jam 1. Biasanya dia berlatih dengan teman ayahnya dulu Masamune tapi kalau Masamune sedang ada urusan Gatcha berlatih sendirian.

Setiap Sabtu-Minggu, Gatcha berubah menjadi seorang bodyguard yang menjaga bos mafia bernama Veranda di Tokyo. Awalnya Gatcha tidak mau menjaga bos mafia itu, namun setelah mengetahui kalau mafia Veranda punya tujuan untuk melindungi Tokyo, akhirnya Gatcha pun menerima pekerjaan itu.

Bos mafia sudah mengganggap Gatcha sebagai salah satu anak buahnya, karena itu setiap Gatcha kesusahan Mafia Veranda siap untuk membantu Gatcha.

"Bos Kazuya, apa bos pernah menghadapi orang-orang dari Dystopia," Tanya Gatcha.

"Pernah, 10 tahun yang lalu saat Dystopia menyerang Tokyo Tower" Bos Kazuya mengeluarkan sebuah foto yang menampilkan beberapa pasukan bersenjata dengan baret merah. "Mereka adalah Red Barret, pasukan khusus milik Dystopia."

Gatcha mengambil foto itu dan memperhatikan masing-masing anggota Red Barret yang ada di foto.

(Penyerangan Tokyo Tower 10 tahun lalu yaitu tahun 3010, tahun dimana kedua orang tua ku dibunuh oleh 4M4-120).

"Bos, saat anda membasmi pasukan Red Barret apakah anda melihat salah satu pasukan Red Barret yang menggunakan codename 4M4-120?," Tanya Gatcha.

"Hmm" Kazuya mengambil sebuah foto lagi namun kali ini fotonya buram dan hanya menampilkan sesosok iblis bersayap namun ada sebuah code didada iblis itu. "Apakah code ini yang kau maksud?," Kazuya memberikan foto itu kepada Gatcha.

Gatcha mengambil nya dan dia langsung tersenyum.

(Jadi ini wujud aslimu.)

Setelah itu Gatcha mengembalikan foto itu dan kembali menjaga bos Kazuya bersama dua Golem nya.

Gatcha sebenarnya lumayan terkenal di Akademi Agartha karena sihirnya tapi sayang nya dia tidak menyadarinya.

Suatu hari Gatcha bertemu dengan cewek di kantin saat Gatcha ingin memesan sebuah ramen. Cewek itu dari kelas 1-C dan dia bilang agak tertarik dengan sihirnya Gatcha karena itu dia mendekati Gatcha.

"Begitulah, untuk sekarang aku bisa menciptakan dua Golem aja sih. Tapi untuk ujian praktek kemarin aku berusaha keras untuk membuat tiga Golem agar aku mendapat nilai sempurna," Ucap Gatcha ke cewek itu.

"Berarti ujian praktek kemarin itu adalah pencapaian terbesarmu?," Tanya cewek itu.

"Iya, tiga Golem dengan tipe yang berbeda-beda itu merupakan pencapaian terbesar ku selama ini," Jelas Gatcha.

"Tapi lucu ya."

"Lucu kenapa?".

"Sihirku adalah Spirit Element. Dengan sihirku aku bisa membuat roh peri menjadi roh elemental dan mengendalikan nya," Jelas cewek itu.

"Mirip dong sama sihirku?".

"Iya, makanya lucu. Hehe" Senyum manis cewek itu.

Gatcha blushing dan mengalihkan pandangannya.

"Namaku Endou Katherine, nama depanku agak susah diucapkan jadi panggil aja Rin."

"Takeda Gatcha, sesuai namaku aku selalu hoki masalah Gacha."

Mereka terus ngobrol di kantin sampai lupa waktu.

Setelah itu Gatcha dan Rin sering menghabiskan waktu bersama. Gatcha menanggap Rin sebagai teman yang bisa diajak ngobrol keluh kesah nya begitu juga Rin. Kedekatan mereka sampai tercium oleh yang lain di kelas 1-A apalagi Kui yang terlihat sangat heboh saat melihat teman baiknya dekat dengan seorang cewek cantik.

"Eh Gat" Kui mendatangi meja Gatcha.

"Apaan?".

"Lu pacaran ya sama cewek kelas 1-C itu?".

"Enggak lah, kami teman biasa aja."

"Teman apa teman?" Tiba-tiba Ein ikut-ikutan mempertanyakan hubungan Gatcha dan Rin.

"Apaan dah kalian, kami cuman teman," Gatcha berusaha menyangkalnya.

Setelah itu Gatcha mengancam mengeluarkan Golem lavanya jika Kui dan Ein tidak berhenti menanyakan hal itu lagi. Gatcha tidak menginginkan sebuah hubungan yang spesial diantara dia dan Rin karena baginya Rin hanyalah teman biasa yang bisa dia jadikan sebagai tempat keluh kesahnya.

Namun, sehari sebelum liburan musim panas Rin menembak Gatcha saat mereka pulang bareng. Gatcha hanya terdiam dan tidak bisa berkata-kata. Dia tidak bisa mengganggap Rin lebih dari teman karena baginya itu terlalu berbahaya.

"Maaf Rin..."

"Kenapa?".

"Untuk sekarang aku tidak bisa mempunyai hubungan spesial denganmu ataupun dengan orang lain," Jelas Gatcha.

Setelah itu Gatcha pergi meninggalkan Rin dan pulang kerumahnya. Namun saat dia ingin membuka pintu rumahnya, Rin berada dibelakangnya sedang menarik bajunya.

"R-Rin?!".

"Jelaskan!".

"Jelaskan apa?".

"ALASANMU!" Rin berteriak sekeras mungkin.

Rin seperti tidak ingin membuat pernyataan cintanya sia-sia. Dia berusaha untuk mendapatkan Gatcha dengan apapun caranya.

Gatcha mempersilahkan masuk Rin kedalam rumahnya dan menyuguhkan sebuah teh oolong yang ada di kulkasnya.

"Sudah tenang?," Tanya Gatcha.

"Sudah!".

Setelah itu Rin mendekati Gatcha dan menghadap nya dengan tatapan penuh amarah. "Cepat jelaskan!".

"Serius nih?".

"Serius! Kalau kamu gak ngasih alasan yang kuat aku gak bakal nyerah!".

"Lama loh ini aku cerita."

"Makanya cepat!".

Sudah satu bulan Gatcha telah mengenal Rin dan selama satu bulan itu mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama. Gatcha sudah sepenuhnya percaya kepada Rin dan yakin kalau bukan Rin lah orang dengan codename 4M4-120.

Gatcha pun mulai menceritakan masa lalunya dan ambisinya membalas dendam kematian kedua orang tuanya.

"Begitulah. Aku ingin melindungi mu dari ambisiku. Aku tidak ingin orang terluka lagi karena melindungi ku," Ucap Gatcha.

Gatcha tidak menyadari kalau Rin menangis karena mendengar kisah masa lalunya Gatcha. Rin memegang kedua tangan Gatcha. "Kamu tidak perlu takut Gat, aku bisa melindungi diriku sendiri jika terjadi sesuatu."

"Tapi..."

"Dengar ini! Walaupun kamu punya ambisi, tapi kamu gak bisa bikin ambisimu menjadi alasan untuk menjauhi orang yang ingin punya hubungan sepesial denganmu" Rin menggunakan sihir roh apinya dan memberikannya kepada Gatcha. "Itu adalah Roh Api yang berguna untukku memeriksa keadaanmu."

Gatcha memegang mahluk lucu yang terbuat api itu. "Buat apa ini?".

"Tentu saja untuk mengawasimu."

"Ngapain woy? Aku bukan anak kecil—".

"Jangan mengelak! Ini adalah perintah dari pacarmu."

"Walaupun kita—Sebentar. KAPAN AKU SETUJU KITA PACARAN?!".

"Sudah kubilang jangan mengelak!" Rin menuju dapur dan membuka kulkas. "Kalau kamu tetap gak mau kita pacaran, kamu bisa anggap aku sebagai pembantumu."

"Kalau kuanggap kamu jadi pembantu seolah-olah aku memanfaatkan mu!," Ucap Gatcha.

"Ya udah, anggap aja aku pacarmu."

Sepertinya Gatcha tidak punya pilihan selain menganggap Rin sebagai pacarnya. Sepertinya pilihan Gatcha untuk menceritakan nya kepada Rin itu salah dan sekarang dimenyesali pilihan nya itu.

Setelah itu Rin sering datang kerumah Gatcha untuk membuatkan makanan dan membersihkan rumah Gatcha.

"Mau kemana?," Tanya Rin yang sedang memasak di dapur.

"Kerja sambilan. Kamu jangan kelamaan disini nanti orang lain curiga," Ucap Gatcha.

"Iya tenang aja."

Gatcha pergi keluar rumah dan pergi menuju rumah Bos Kazuya untuk bekerja.

(Ah sialan, sejak ada Rin aku jarang main The Sword. Tapi sejak ada Rin...aku merasa lebih hidup dibandingkan sebelumnya).